Serasa baru kemarin aku melangkahkan kaki memasuki kampung ramadhan, merasakan suasana berbeda setelah sebelas bulan berjalan dipanasnya padang kehidupan. Serasa baru kemarin aku melihat masjid dan mushola terasa ramai didatangi mereka yang ingin melaksanakan sholat tarawih berjamaah. Serasa baru kemarin aku merasakan nikmat yang berbeda disahur dan buka pertama. Serasa baru kemarin aku merasakan betapa manisnya dan lezatnya buah kurma saat berbuka. Ah…semuanya serasa baru kemarin dimulai tapi ternyata kini langkah itu sudah hampir sampai di penghujung.
Ramadhan bagiku bagai sebuah persinggahan untuk mendamaikan hati, menyejukkan jiwa dan membangun kembali menara iman kita yang mungkin telah lapuk setelah melewati 11 bulan perjalanan yang melelahkan. Ramadhan, dimana banyak sekali ampunan yang Allah berikan dan banyak sekali pahala yang sediakan untuk kita ambil sebanyak-banyaknya. Ramadhan ibarat oase yang mampu menghilangkan dahaga setelah sekian lama kita berjalan di padang pasir. Ramadhan laksana jalan yang akan membawaku ke titik harapan atas semua doa panjangku untuk semua mimpi-mimpiku. Ramadhan bagaikan sahabat yang setia mengajak dan menemaniku untuk berjumpa dengan-Nya dimalam-malam indah penuh berkah. Ramadhan…sungguh ingin aku lebih lama lagi bersamamu.
Gerbang kemenangan itu sudah terlihat hanya tinggal dalam hitungan langkah kita akan tiba di sana. Namun di sana di luar kampung ramadhan ini gurun yang panas sudah menanti untuk kembali kita lalui. Semoga satu bulan yang teramat singkat ini mampu menjadi amunisi, bisa menjadi bekal kita untuk perjalanan sebelas bulan kedepan. Dan kitapun tak pernah berhenti berdoa untuk terus berharap agar kelak diijinkan kembali berjumpa dengan Ramadhan-Nya. “Ya Allah, istiqomahkan kami agar saat ramadhan berlalu jejaknya masih melekat di qolbu dan takkan terhapus oleh waktu. Sungguh kami akan selalu rindu untuk kembali berjumpa di ramadhan-Mu, menghiasi hari dengan pahala dan ampunan dari-Mu.”
Aku lihat Ramadhan dari kejauhan
Lalau kusapa ia “Hendak kemana?”
Dengan lembut ia berkata “Aku harus pergi, mungkin JAUH dan sangat LAMA. Tolong sampaikan pesanku untuk orang MUKMIN, syawal akan tiba sebentar lagi, ajaklah SABAR untuk menemani hari-hari dukanya, peluklah ISTIQOMAH saat ia kelelahan dalam perjalanan TAQWA, bersandarlah pada TAWADHU saat kesombongan menyerang, mintalah nasehat QUR’AN & SUNAH disetiap masalah yang dihadapi. Sampaikan pula salam dan terima kasih untuknya karena telah menyambutku dengan suka cita dan melepas kepergianku dengan air mata. Kelak akan kusambut ia di SURGA dar pintu AR RAYAN. Selamat meraih pahala terbaik di detik-detik terakhir RAMADHAN. (sms dari Mb'Dewi, makasih ya…)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Get Well Soon My Sweety
Ini adalah catatan pertamaku di tahun 2022, catatan pertama yang diawali dengan kesedihan. Kesedihan karena tulisan ini aku buat saat seda...
-
Lewat dia, saya belajar Dulu Saya mengenal dekat, seor...
-
Assalamu'alaiukum... Alhamdulillah hari ini bisa sempet ngeblog lagi setelah off beberapa pekan. Sebenernya cuma ingin sedikit berba...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar