Hanya ingin sedikit berbagi cerita tentang perjalanan kemarin, setidaknya nitip nyimpen cerita untuk someday bisa dikenang lagi saat anak-anak sudah gede nanti.
Perjalanan yang sebenarnya antara sudah direncanakan dan tidak. Direncanakan karena memang sudah diagendakan dari sebelum bulan puasa untuk bisa menghadiri hajat salah satu saudara kami, Mba Nunung putri dari Pakde Nono (Kakak dari ibuku). Dari awal saya memang sudah merencanakan perjalanan dengan kereta api karena anak sulungku yang mabok darat kalau naik mobil. Selain itu mbah atung dan mbah uti sudah berangkat terlebih dahulu untuk menghadiri hajatan juga di Bogor dan langsung mendarat di Cirebon, so kita ga bisa nebeng deh.π
Mendekati hari H tiba-tiba si Kakak bilang nggak mau ikut ke Cirebon karena takut mabok dikarenakan kami harus naik kereta dari Stasiun Tegal bukan dari Stasiun Slawi yang otomatis dari rumah ke Stasiun Tegal harus menggunakan Grab/ Gocar dan buat dia membayangkannya saja sudah bikin mual. Berkali-kali aku tanya lagi jawaban si Kakak tetap sama TIDAK! "Aku di rumah aja sama Eyang sama Ayah", baiklah bunda tak bisa memaksa.
H-1 aku pesan tiket untuk satu orang karena si dedek belum masuk hitungan. Karena si dedek tidak mabok kendaraan rencana kita naik angkot saja menuju stasiun (lumayan buat ngirit ongkos)π.
Manusia berencana namun lagi dan lagi Allah-lah Yang Maha Berkehendak. Hari Jum'at sepulang kantor yang rencananya kita mau langsung berangkat terpaksa harus di pending karena si Kakak tiba-tiba mewek minta ikut (piye iki nok ayu...). Ayah yang sedang tidak di rumah langsung di telpon dan setelah melalui obrolan singkat jadilah kesepakatan coba dulu cari tiketnya tapi dengan sangat terpaksa Ayah tidak bisa ikut karena terlalu mendadak dan sudah banyak janji dengan pelanggan (eman-eman nolak rejeki)π. Sempat terpikir untuk membatalkan perjalanan ini tapi jujur aku juga kangen dengan tanah kelahiranku. Baiklah mau gimana lagi karena rencana sebelumnya memang ayah dan kakak tidak ikut namun ternyata yang terjadi rencana lain lagi.
"Kakak siapin baju-baju yang mau dibawa, bunda coba ke indomart dulu nyari tiket" belum sempat duduk apalagi ganti pakaian aku langsung meluncur ke indomart terdekat dan ternyata tiket hanya bisa dipesan paling lama H-1 (tidak bisa hari H). Diparkiran aku coba berpikir alternatif lain, 'aha...aku ada ide (seperti kata rania). Langsung ku telpon teman yang kemungkinan masih di kantor dan minta tolong dipesankan tiket satu lagi, meski sempat lola servernya alhamdulillah akhirnya kursi sebelah masih aman (rejeki anak solehah). Oke fix mari kita kita berangkat (emak rempong dengan 1 balita, 1 anak-anak, 1 travel bag, 1 sling bag).
Satu lagi teman ku minta bantuannya untuk pesan taxi online karena hp-ku yang antik tidak ada aplikasi begituanπ . Ayah pun datang sesaat sebelum taxi online datang. Setelah pamit cium tangan tapi ga sempat cipika-cipiki kami pun berangkat, tak lupa ayah mengingatkan sudah bawa kantong kresek belum untuk jaga-jaga barangkali si Kakak mabok. Dengan berani kakak masuk dan duduk manis dalam mobil sambil terus memang kresek, beberapa kali aku suruh tiduran saja tapi tidak mau walau akhirnya tiduran juga hingga sampai stasiun. Berbeda dengan si kakak, si dedek malah ngoceh terus sepanjang perjalanan.
Pintu peron baru akan dibuka pukul 13.00 masih ada waktu sekitar setengah jam dan aku berpikir bagaimana agar anak-anak tak bosan menunggu. Ternyata kalian memang manis banyak cara untuk menghilangkan bosan meski bunda harus ikut 'olah raga' karena si dedek yang ga mau diem, takut-takut ntar nyemplung direl bahaya kan.
Alhamdulillah kereta Tegal Express yang kami naikki mulai jalan perlahan pukul 13.50 dan tiba dengan selamat pukul 15.05. Sepanjang perjalanan tidak ada bosannya mereka berceloteh, apa aja yang dilihat tak luput dari komentarnya terutama si dedek. Sampai-sampai penumpang yang duduk di depan kami akhirnya pindah kursi karena berisik kali ya...π Berbekal Roti O dan air minum yang dibawa dari rumah mereka cukup menikmati perjalanan menjelang sore itu. Dan yang agak rempong saat kami harus masuk ke toilet bertiga karena si Kakak minta pipis, karena tak mungkin meninggalkan si dedek sendirian di tempat duduk.
Sampai di stasiun Prujakan Cirebon langsung menyerbu indomart karena mamak baru sadar kalau belum makan siang dan belum ganti baju juga (masih pakai pakaian yang tadi dipakai ke kantor).
Setelah meminta tolong pada pelayan indomart untuk memesankan taxi online akhirnya perjalanan kami berlanjut diantara macetnya kota Cirebon. Seperti biasa si kakak tidur hingga sampai tujuan sedangkan si dedek ngoceh sepanjang jalan.
Akhirnya kami sampai juga....
Setelah sempat putar arah karena terhalang layos orang hajatan kami sampai juga disambut mabah atung dan saudara lainnya dan "KEJUTAN!" (kakak jadi ikut). Meski pada bilang rempong amat, kok berani sih, cape-cape amat mending ga jadi pergi atau kok tega bener sih ayahnya nggak ikutan atau komentar lain apalah. Buatku sendiri perjalanan ini seperti membangkitkan kembali semangatku untuk melakukan perjalanan-perjalanan lainnya entah itu sendiri, bareng bocils aja atu komplit dengan ayah juga. Semoga ayah bunda diparingi lancar rejekine biar bisa ngajak kakak dan dedek jalan-jalan lagi bahkan lebih jauh lagi (mungkin sampai ke tanah suci). Aamiin
Oya satu lagi dua jempol buat kakak yang sudah bisa menaklukan rasa takutnya, ayo kak semangat kakak pasti bisa ga mabokan biar kita bisa jadi traveler.π
"Nda keretanya mana sih?", yang ga sabar mo naik kereta |
Maen sama Mbak Kiyan (kata dedek) |
*)Terima kasih buat Ayah yang sudah kasih ijin, buat Om Tamrin yang sudah bantu pesenin tiket dan Tante Dewi yang sudah pesenin taxi online.