Tak menampik bahwa sosok Aldebaran yang dibawakan oleh Arya Saloka memang benar-benar seolah nyata dan dibawakan sangat apik. Dipasangkan dengan Amanda Manopo sebagai Andin setiap adegan yang mereka perankan begitu dapet chemistrinya. Eits, sebenarnya aku bukan mau membahas sosok yang mereka perankan atau pun sosok mereka dalam kehidupan nyata karena aku baru tahu mereka setelah menonton sinetron #Ikatan_Cinta ini. Setelah lama absen dari dunia infotaiment aku memang tak hafal artis-artis jaman sekarang, tahunya paling Anjasmara, Teuku Ryan (ketahuan deh angkatan berapa).
Oke balik lagi ke Ikatan Cinta, jujur aku tertarik dengan alur ceritanya yang terasa real di kehidupan nyata meski ada yang bilang itu drakor banget, okelah mungkin ada bumbu-bumbu. Ibarat masakan kan ga sedep kalau bumbunya kurang, tapi dari alur cerita intinya aku suka banget semoga ga dibuat sesion-sesion selanjutnya yang akhirnya ceritanya jadi tidak karuan.
Melihat apa yang dialami Andin aku seperti dilemparkan ke beberapa tahun silam dimasa awal-awal pernikahanku, bukan maksud membuka urusan rumah tangga ke publik aku hanya berharap dengan tulisan ini bisa memberikan pelajaran bagi siapa saja yang membacanya.
Disatukan dalam ikatan cinta (pernikahan) melalui proses perjodohan memang bukan hal mudah meski mungkin ada beberapa pasangan yang tak mengalami kesulitan beradaptasi. Aku yang benar-benar pertama kali mencium tangannya saat Ijab Qobul selesai tak pernah membayangkan akan melalui masa-masa itu semua. Proses adaptasi yang tak semudah membalikan telapak tangan yang tak pelak menimbulkan gesekan-gesekan diantara kami. Karakter suami yang cenderung keras dan cuek sungguh membuatku yang sangat perasa ini nyaris kehabisan air mata (lebay dikit boleh ya).
Menyatukan dua isi kepala yang berbeda memang tak mudah tapi aku masih yakin itu bisa diselaraskan, berkali-kali aku meminta suamiku merubah sikapnya yang tak aku suka dan berkali-kali itu pula kemarahan suami meledak. Kami yang saat itu masing mengedepankan ego masing-masing seperti sedang ada ring tinju. Aku yang cenderung tak suka keributan lebih memilih diam dan menuliskan semua isi hati di diary, tak jarang aku menulis surat untuk suamiku jika kami sedang marahan karena aku tipe yang tidak bisa bicara langsung yang ada nantinya hanya air mata yang keluar bukan kata-kata. Namun akhirnya kini atas dorongan suami aku belajar untuk bisa bicara langsung jika ada masalah diantara kami, suami yang selalu memotivasiku (memancingku) untuk mau bicara langsung.
Meski terlihat adem ayem saja tapi kami pun pernah melalui masa paling menakutkan (buatku) sesaat setelah kelahiran putri kedua kami dan rasanya aku tak ingin lagi mengingat-ingat masa itu dan berharap tak akan terulang lagi.
Kini suamiku masih tetap dengan karakternya yang keras dan cuek, kami pun masih sering berbeda pendapat namun seiiring berjalannya waktu ketika aku mulai belajar menerima semua takdir-Nya untukku ini, aku merasakan banyak perubahan dalam diri suamiku. Aku berusaha untuk menerima sosok lelaki yang kini sebagai ladang ibadahku seutuhnya dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Hal-hal kecil yang mungkin terlihat biasa buat pasangan lain seperti membalas sms/wa, menjawab telpon/ telpon balik justru kini jadi hal yang spesial buatku karena dulu jarang banget dilakukan suamiku, dan masih banyak lagi hal-hal istimewa lainnya yang seiring waktu seperti jadi kejutan indah buatku. Dibalik sosok kerasnya aku yakin suamiku adalah sosok yang sangat penyanyang apalagi sama anak-anak, meski tak pernah terucap oleh kata tapi aku bisa merasakannya disaat dia memelukku.
Karena keras tak bisa dilawan dengan keras, mungkin seperti cerita dalam sinetron kenapa ada sosok istri yang lemah masih mau-maunya ditindas oleh suaminya bahkan sampai ada KDRT (alhamdulillah kalau aku sih ga sampai ada KDRT). Itu bukan hanya cerita sinetron tapi memang sungguh terjadi di kehidupan nyata dan aku pun pernah mengalaminya.
Teruntuk para istri yang saat ini sedang berjuang mempertahankan rumah tangganya, yakinlah selama suami kita masih punya iman (masih mau sholat) dan tidak pernah menyuruh kita melakukan hal-hal yang dilarang agama maka teruslah berjuang untuk merengkuh hatinya. Mintalah hanya pada Allah yang Maha Membolak-balik hati hamba-Nya. Jangan pernah menyuruh atau menuntut suami berubah seperti yang kita minta tapi cobalah kita untuk berubah menjadi istri yang lebih baik lagi dengan melakukan hal-hal yang seharusnya seorang istri lakukan pada suaminya. Insya Allah janji Allah itu nyata bagi orang-orang yang sabar, selamat berjuang semoga Allah swt selalu meridhoi Ikatan Cinta kita hingga ke surga-Nya kelak. Aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar