Senin, 30 September 2019
Homemade Butter Cookies (Weekend Kami)
Nemu resep praktis lagi dan alhamdulillah berhasil eksekusi lagi meski hasilnya agak-agak gosong karena harap maklum sudah beberapa hari emak flu berat jadi belum On 100%.
Awalnya yang flu si kakak terus pindah ke bunda, ke adik, ke eyang dan akhirnya kami bertiga berakhir pekan ke dokter keluarga. Cuaca yang sedang puanasssnya ruarrrr biasa bikin kepala tambah cenut-cenut, si adek yang kalau lagi sakit jadi minta emban terus benar-benar bikin flu tambah nikmat. Sungguh nikmat sehat itu luar biasa.
Alhamdulillah setelah dapet obat yang kata dokternya juga bingung kalau ngasih obat buat ibu hamil, minggu pagi kepala emak sudah agak lumayan enteng dan demi memenuhi janji sama bocils mari kita eksekusi resepnya.
Hasilnya cuma dikit dan ga sempet poto-poto karena tadi pagi setelah ditengok ternyata tinggal beberapa biji aja yang tersisa di toples. Mau di foto sepertinya kurang cantik, jadi lebih baik dimakan saja.
Yang mau coba bisa langsung lihat di chanel youtube berikut Resep Butter Cookies.
Happy weekend.... and Happy cooking....
Senin, 23 September 2019
Petit French Rolls (Weekend Kami)
Assalamu'alaiukum...
Alhamdulillah hari ini bisa sempet ngeblog lagi setelah off beberapa pekan. Sebenernya cuma ingin sedikit berbagi resep hasil uji coba kami weekend kemarin.
Berhubung Disti dan Rania ribut aja minta dibikinin roti, secara dah lama bingitz emaknye ga bebikinan, maka baiklah demi kalian bunda akan berjuang melawan kemalasan๐
Dan akhirnya kita nyobain resep baru dari chanelnya cook kafemaru yang berjudul Petit French Roll (intinya mah roti). Alhamdulillah meski bikinnya cukup memakan waktu tapi ngabisinnya ga perlu waktu lama dan itu tandanya anak-anak suka (maaf buat ayah yang ga kebagian). Dari satu resep ternyata cuma jadi 12 biji itu aja sudah dibikin imoetz-imoetz ukurannya. Mungkin nanti harus bikin 2 resep biar bisa kebagian semua (ayah, eyang, atung, uti)
Hari Jumat kita bikin yang sesuai resep tanpa isiin, hanya saja berhubung ga punya unsalted butter kita pake blueband. Hasilnya garing diluar dan lembut didalam, mungkin enak untuk pendamping soup
Ini hasil sesuai resep |
Oke buat yang mau mencoba silahkan, mudah kok. Dan yang penting buat saya anak-anak seneng, anak-anak doyan. Selamat mencoba
Jumat, 16 Agustus 2019
Bunda Aku Cemburu
Malam itu setelah menidurkan Rania lebih cepat karena mungkin terlalu lelah bermain hari itu aku langsung menghampiri Disti di kamarnya. Pikirku mumpung adiknya sudah tidur lebih cepat, aku bisa menemaninya tidur karena biasanya aku menemaninya saat dia sudah terlelap.
Kudapati wajah malam itu tak seceria biasanya, sambil memegang hp bunda mulut manyunnya tiba-tiba berubah menjadi mewek. "Kenapa banyak fotonya dede di hp bunda?" kata-kata itu terlontar dari mulut kakak sambil diiringi isak tangisnya.
Langsung saja kupleluk tubuh kecil itu tanpa banyak berkata-kata, kubelai rambut dan coba kutenangkan hatinya diantara hatiku yang bercampur aduk rasanya malam itu. Kakak cemburu dengan dedek itu kesimpulan yang bisa aku ambil.
Beberapa hari ini memang Rania bangun tidur lebih awal dari kakaknya sepertinya dia tidak mau ketinggalan ikut ke kantor bunda. Sudah dicoba dirayau dan dibujuk dengan berbagai cara tetap tak mempan, daripada harus ada drama dipagi hari akhirnya sampai pada keputusan Rania ikut bunda ke kantor bunda sebentar dan nanti pulang dijemput ayah. Beberapa momen memang aku abadikan di hp, tak terlalu banyak juga sih menurutku namun ternyata itu sudah cukup membuat kakaknya iri hati.
"Waktu belum ada dedek kan kakak juga sering ikut kekantor bunda, terus kakak kan sekarang sudah sekolah jadi gantian dedek yang ikut. Bunda tetep sayang kakak kok" aku berusaha menenangkan Disti yang masih belum berhenti menangis.
"Nanti kapan-kapan kakak ikut lagi ke kantor bunda kalau pas libur ya" ku tatap matanya berusaha meyakinkan bahwa rasa sayang bunda tak berkurang untuknya. Perlahan isak tangisnya mulai mereda meski harus dengan merelakan dia menghapus foto-foto adiknya.
Baiklah ini pelajaran buatku agar bisa bersikap lebih adil lagi meski itu bukan hal yang mudah tapi aku pasti akan berusaha demi kakak. Ini baru dua belum nanti nambah satu lagi.
*Baiklah saatnya jemput kakak sekolah dulu
Senin, 15 Juli 2019
Hari Pertamaku [Anakku sudah SD]
Bismillahirrahmanirrahim...
Hari ini akhirnya kakak Disti resmi menjadi siswi sekolah dasar, kami sepakat memilih SD Negeri yang berjarak tidak terlalu jauh dari kantor bunda agar lebih efektif dan efisien dalam saat antar jemput kakak.
Sejak semalam memang sudah diniatkan untuk tidur lebih cepat agar tidak kesiangan di hari pertamanya sedangkan adiknya memang dibuat tidur lebih malam agar bangun agak siang sehingga tidak ada drama kelayu minta ikut kakanya sekolah. Alhamdulillah rencana bunda bisa tereksekusi dengan lancar jadi kakak dan bunda hari ini tidak ada yang telat.
Kesan pertama alhamdulillah dilihat dari wajahnya dia sangat senang apalagi bertemu beberapa teman baru dan teman-teman lama yang sebagian kakak kelas dia saat TK maupun di TPQ sehingga bunda tidak terlalu khawatir. Semoga selanjutnya kakak bisa bersosisialisasi lebih baik lagi terutama dengan teman-teman barunya.
Meski hari pertama banyak orang tua yang mengantar dan menunggui anandanya sampai jam pulang, alhamdulillah kakak sudah bisa ditinggal dan bunda jemput saat jam pulang. Insya Allah kakak sudah bisa mandiri ya, bunda yakin Insya Allah kakak bisa.
Suer melihat kakak masuk SD jadi berasa tambah tua aja ya tapi semoga semangat masih tetap muda biar bisa terus semangat membersamai kalian solehah-solehahnya bunda hingga tuntas tugas kami sebagai orang tua. Insya Allah Ayah dan Bunda akan selalu berusaha memberikan yang terbaik untukmu.
Semoga Allah memudahkan langkahmu dalam menuntut ilmu. Aamiin
Selasa, 25 Juni 2019
My Trip My Adventure (Semangat untuk perjalanan selanjutnya)
Seperti biasa disela-sela padatnya beban kerja yang lagi penuh deadline ini sejenak 'mencuri waktu' untuk merefresh otak ini biar ga buntu ๐
Hanya ingin sedikit berbagi cerita tentang perjalanan kemarin, setidaknya nitip nyimpen cerita untuk someday bisa dikenang lagi saat anak-anak sudah gede nanti.
Perjalanan yang sebenarnya antara sudah direncanakan dan tidak. Direncanakan karena memang sudah diagendakan dari sebelum bulan puasa untuk bisa menghadiri hajat salah satu saudara kami, Mba Nunung putri dari Pakde Nono (Kakak dari ibuku). Dari awal saya memang sudah merencanakan perjalanan dengan kereta api karena anak sulungku yang mabok darat kalau naik mobil. Selain itu mbah atung dan mbah uti sudah berangkat terlebih dahulu untuk menghadiri hajatan juga di Bogor dan langsung mendarat di Cirebon, so kita ga bisa nebeng deh.๐
Mendekati hari H tiba-tiba si Kakak bilang nggak mau ikut ke Cirebon karena takut mabok dikarenakan kami harus naik kereta dari Stasiun Tegal bukan dari Stasiun Slawi yang otomatis dari rumah ke Stasiun Tegal harus menggunakan Grab/ Gocar dan buat dia membayangkannya saja sudah bikin mual. Berkali-kali aku tanya lagi jawaban si Kakak tetap sama TIDAK! "Aku di rumah aja sama Eyang sama Ayah", baiklah bunda tak bisa memaksa.
H-1 aku pesan tiket untuk satu orang karena si dedek belum masuk hitungan. Karena si dedek tidak mabok kendaraan rencana kita naik angkot saja menuju stasiun (lumayan buat ngirit ongkos)๐.
Manusia berencana namun lagi dan lagi Allah-lah Yang Maha Berkehendak. Hari Jum'at sepulang kantor yang rencananya kita mau langsung berangkat terpaksa harus di pending karena si Kakak tiba-tiba mewek minta ikut (piye iki nok ayu...). Ayah yang sedang tidak di rumah langsung di telpon dan setelah melalui obrolan singkat jadilah kesepakatan coba dulu cari tiketnya tapi dengan sangat terpaksa Ayah tidak bisa ikut karena terlalu mendadak dan sudah banyak janji dengan pelanggan (eman-eman nolak rejeki)๐. Sempat terpikir untuk membatalkan perjalanan ini tapi jujur aku juga kangen dengan tanah kelahiranku. Baiklah mau gimana lagi karena rencana sebelumnya memang ayah dan kakak tidak ikut namun ternyata yang terjadi rencana lain lagi.
"Kakak siapin baju-baju yang mau dibawa, bunda coba ke indomart dulu nyari tiket" belum sempat duduk apalagi ganti pakaian aku langsung meluncur ke indomart terdekat dan ternyata tiket hanya bisa dipesan paling lama H-1 (tidak bisa hari H). Diparkiran aku coba berpikir alternatif lain, 'aha...aku ada ide (seperti kata rania). Langsung ku telpon teman yang kemungkinan masih di kantor dan minta tolong dipesankan tiket satu lagi, meski sempat lola servernya alhamdulillah akhirnya kursi sebelah masih aman (rejeki anak solehah). Oke fix mari kita kita berangkat (emak rempong dengan 1 balita, 1 anak-anak, 1 travel bag, 1 sling bag).
Satu lagi teman ku minta bantuannya untuk pesan taxi online karena hp-ku yang antik tidak ada aplikasi begituan๐ . Ayah pun datang sesaat sebelum taxi online datang. Setelah pamit cium tangan tapi ga sempat cipika-cipiki kami pun berangkat, tak lupa ayah mengingatkan sudah bawa kantong kresek belum untuk jaga-jaga barangkali si Kakak mabok. Dengan berani kakak masuk dan duduk manis dalam mobil sambil terus memang kresek, beberapa kali aku suruh tiduran saja tapi tidak mau walau akhirnya tiduran juga hingga sampai stasiun. Berbeda dengan si kakak, si dedek malah ngoceh terus sepanjang perjalanan.
Pintu peron baru akan dibuka pukul 13.00 masih ada waktu sekitar setengah jam dan aku berpikir bagaimana agar anak-anak tak bosan menunggu. Ternyata kalian memang manis banyak cara untuk menghilangkan bosan meski bunda harus ikut 'olah raga' karena si dedek yang ga mau diem, takut-takut ntar nyemplung direl bahaya kan.
Alhamdulillah kereta Tegal Express yang kami naikki mulai jalan perlahan pukul 13.50 dan tiba dengan selamat pukul 15.05. Sepanjang perjalanan tidak ada bosannya mereka berceloteh, apa aja yang dilihat tak luput dari komentarnya terutama si dedek. Sampai-sampai penumpang yang duduk di depan kami akhirnya pindah kursi karena berisik kali ya...๐ Berbekal Roti O dan air minum yang dibawa dari rumah mereka cukup menikmati perjalanan menjelang sore itu. Dan yang agak rempong saat kami harus masuk ke toilet bertiga karena si Kakak minta pipis, karena tak mungkin meninggalkan si dedek sendirian di tempat duduk.
Sampai di stasiun Prujakan Cirebon langsung menyerbu indomart karena mamak baru sadar kalau belum makan siang dan belum ganti baju juga (masih pakai pakaian yang tadi dipakai ke kantor).
Setelah meminta tolong pada pelayan indomart untuk memesankan taxi online akhirnya perjalanan kami berlanjut diantara macetnya kota Cirebon. Seperti biasa si kakak tidur hingga sampai tujuan sedangkan si dedek ngoceh sepanjang jalan.
Akhirnya kami sampai juga....
Setelah sempat putar arah karena terhalang layos orang hajatan kami sampai juga disambut mabah atung dan saudara lainnya dan "KEJUTAN!" (kakak jadi ikut). Meski pada bilang rempong amat, kok berani sih, cape-cape amat mending ga jadi pergi atau kok tega bener sih ayahnya nggak ikutan atau komentar lain apalah. Buatku sendiri perjalanan ini seperti membangkitkan kembali semangatku untuk melakukan perjalanan-perjalanan lainnya entah itu sendiri, bareng bocils aja atu komplit dengan ayah juga. Semoga ayah bunda diparingi lancar rejekine biar bisa ngajak kakak dan dedek jalan-jalan lagi bahkan lebih jauh lagi (mungkin sampai ke tanah suci). Aamiin
Oya satu lagi dua jempol buat kakak yang sudah bisa menaklukan rasa takutnya, ayo kak semangat kakak pasti bisa ga mabokan biar kita bisa jadi traveler.๐
*)Terima kasih buat Ayah yang sudah kasih ijin, buat Om Tamrin yang sudah bantu pesenin tiket dan Tante Dewi yang sudah pesenin taxi online.
Hanya ingin sedikit berbagi cerita tentang perjalanan kemarin, setidaknya nitip nyimpen cerita untuk someday bisa dikenang lagi saat anak-anak sudah gede nanti.
Perjalanan yang sebenarnya antara sudah direncanakan dan tidak. Direncanakan karena memang sudah diagendakan dari sebelum bulan puasa untuk bisa menghadiri hajat salah satu saudara kami, Mba Nunung putri dari Pakde Nono (Kakak dari ibuku). Dari awal saya memang sudah merencanakan perjalanan dengan kereta api karena anak sulungku yang mabok darat kalau naik mobil. Selain itu mbah atung dan mbah uti sudah berangkat terlebih dahulu untuk menghadiri hajatan juga di Bogor dan langsung mendarat di Cirebon, so kita ga bisa nebeng deh.๐
Mendekati hari H tiba-tiba si Kakak bilang nggak mau ikut ke Cirebon karena takut mabok dikarenakan kami harus naik kereta dari Stasiun Tegal bukan dari Stasiun Slawi yang otomatis dari rumah ke Stasiun Tegal harus menggunakan Grab/ Gocar dan buat dia membayangkannya saja sudah bikin mual. Berkali-kali aku tanya lagi jawaban si Kakak tetap sama TIDAK! "Aku di rumah aja sama Eyang sama Ayah", baiklah bunda tak bisa memaksa.
H-1 aku pesan tiket untuk satu orang karena si dedek belum masuk hitungan. Karena si dedek tidak mabok kendaraan rencana kita naik angkot saja menuju stasiun (lumayan buat ngirit ongkos)๐.
Manusia berencana namun lagi dan lagi Allah-lah Yang Maha Berkehendak. Hari Jum'at sepulang kantor yang rencananya kita mau langsung berangkat terpaksa harus di pending karena si Kakak tiba-tiba mewek minta ikut (piye iki nok ayu...). Ayah yang sedang tidak di rumah langsung di telpon dan setelah melalui obrolan singkat jadilah kesepakatan coba dulu cari tiketnya tapi dengan sangat terpaksa Ayah tidak bisa ikut karena terlalu mendadak dan sudah banyak janji dengan pelanggan (eman-eman nolak rejeki)๐. Sempat terpikir untuk membatalkan perjalanan ini tapi jujur aku juga kangen dengan tanah kelahiranku. Baiklah mau gimana lagi karena rencana sebelumnya memang ayah dan kakak tidak ikut namun ternyata yang terjadi rencana lain lagi.
"Kakak siapin baju-baju yang mau dibawa, bunda coba ke indomart dulu nyari tiket" belum sempat duduk apalagi ganti pakaian aku langsung meluncur ke indomart terdekat dan ternyata tiket hanya bisa dipesan paling lama H-1 (tidak bisa hari H). Diparkiran aku coba berpikir alternatif lain, 'aha...aku ada ide (seperti kata rania). Langsung ku telpon teman yang kemungkinan masih di kantor dan minta tolong dipesankan tiket satu lagi, meski sempat lola servernya alhamdulillah akhirnya kursi sebelah masih aman (rejeki anak solehah). Oke fix mari kita kita berangkat (emak rempong dengan 1 balita, 1 anak-anak, 1 travel bag, 1 sling bag).
Satu lagi teman ku minta bantuannya untuk pesan taxi online karena hp-ku yang antik tidak ada aplikasi begituan๐ . Ayah pun datang sesaat sebelum taxi online datang. Setelah pamit cium tangan tapi ga sempat cipika-cipiki kami pun berangkat, tak lupa ayah mengingatkan sudah bawa kantong kresek belum untuk jaga-jaga barangkali si Kakak mabok. Dengan berani kakak masuk dan duduk manis dalam mobil sambil terus memang kresek, beberapa kali aku suruh tiduran saja tapi tidak mau walau akhirnya tiduran juga hingga sampai stasiun. Berbeda dengan si kakak, si dedek malah ngoceh terus sepanjang perjalanan.
Pintu peron baru akan dibuka pukul 13.00 masih ada waktu sekitar setengah jam dan aku berpikir bagaimana agar anak-anak tak bosan menunggu. Ternyata kalian memang manis banyak cara untuk menghilangkan bosan meski bunda harus ikut 'olah raga' karena si dedek yang ga mau diem, takut-takut ntar nyemplung direl bahaya kan.
Alhamdulillah kereta Tegal Express yang kami naikki mulai jalan perlahan pukul 13.50 dan tiba dengan selamat pukul 15.05. Sepanjang perjalanan tidak ada bosannya mereka berceloteh, apa aja yang dilihat tak luput dari komentarnya terutama si dedek. Sampai-sampai penumpang yang duduk di depan kami akhirnya pindah kursi karena berisik kali ya...๐ Berbekal Roti O dan air minum yang dibawa dari rumah mereka cukup menikmati perjalanan menjelang sore itu. Dan yang agak rempong saat kami harus masuk ke toilet bertiga karena si Kakak minta pipis, karena tak mungkin meninggalkan si dedek sendirian di tempat duduk.
Sampai di stasiun Prujakan Cirebon langsung menyerbu indomart karena mamak baru sadar kalau belum makan siang dan belum ganti baju juga (masih pakai pakaian yang tadi dipakai ke kantor).
Setelah meminta tolong pada pelayan indomart untuk memesankan taxi online akhirnya perjalanan kami berlanjut diantara macetnya kota Cirebon. Seperti biasa si kakak tidur hingga sampai tujuan sedangkan si dedek ngoceh sepanjang jalan.
Akhirnya kami sampai juga....
Setelah sempat putar arah karena terhalang layos orang hajatan kami sampai juga disambut mabah atung dan saudara lainnya dan "KEJUTAN!" (kakak jadi ikut). Meski pada bilang rempong amat, kok berani sih, cape-cape amat mending ga jadi pergi atau kok tega bener sih ayahnya nggak ikutan atau komentar lain apalah. Buatku sendiri perjalanan ini seperti membangkitkan kembali semangatku untuk melakukan perjalanan-perjalanan lainnya entah itu sendiri, bareng bocils aja atu komplit dengan ayah juga. Semoga ayah bunda diparingi lancar rejekine biar bisa ngajak kakak dan dedek jalan-jalan lagi bahkan lebih jauh lagi (mungkin sampai ke tanah suci). Aamiin
Oya satu lagi dua jempol buat kakak yang sudah bisa menaklukan rasa takutnya, ayo kak semangat kakak pasti bisa ga mabokan biar kita bisa jadi traveler.๐
"Nda keretanya mana sih?", yang ga sabar mo naik kereta |
Maen sama Mbak Kiyan (kata dedek) |
*)Terima kasih buat Ayah yang sudah kasih ijin, buat Om Tamrin yang sudah bantu pesenin tiket dan Tante Dewi yang sudah pesenin taxi online.
Senin, 20 Mei 2019
Untuk Sahabat Kami (FERA FITRIYAH)
Dari tanah maka akan kembali ke tanah,
Semua yang bernyawa pasti akan mati,
Semua hanya soal waktu kapan Allah SWT berkehendak.
Dan kemarin, Jum'at 17 Mei 2019 kehendak Allah SWT itu pun terjadi. Sahabat kami, saudari kami telah berpulang memenuhi panggilan-Nya, panggilan yang tak mungkin bisa dihindari.
Berawal dari pesan wa yang masuk menjelang imsak sekitar pukul 04.03. Aku berharap saat itu aku sedang bermimpi dan langsung terbangun namun itulah kenyataan pagi itu yang harus aku terima. Langsung kuteruskan kabar tersebut ke beberapa teman yang mengenal atau pernah kenal dengan almarhum. Saat itu rasanya ingin sekali kerumahnya, aku ingin melihatnya untuk yang terakhir kali. Namun karena jarak rumah kami yang tidak bisa dibilang dekat, keadaan di luar yang masih cukup gelap dan bagaimana anak-anak jika tiba-tiba bangun dan mencariku maka dengan sangat terpaksa kuurungkan niat itu.
Pagi itu setelah absen di kantor aku meminta ijin pada pimpinan untuk takziah, bersama beberapa kawan lainnya kami menuju rumah duka. Sepanjang jalan menuju rumah duka pikiranku masih berkhayal dan berharap ini mimpi namun begitu melihat keranda yang sudah tertutup kain hijau di ruang tamu hati ini harus bersahabat dengan kenyataan pahit ini. Kupeluk erat ibunda dari sahabatku ini dan beliau meminta doa dan maaf atas segala khilaf almarhumah, bagiku dia tidak punya salah apa-apa justru aku yang merasa bersalah karena tidak bisa intens menemaninya di saat-saat terakhirnya.
Aku mengenalnya sekitar pertengahan 2009 saat aku memutuskan kembali ke kampung halamanku, kami dipertemukan dalam satu majelis ilmu (semoga Allah meridoi pertemuan dan persahabatan kami ini). Kami sering berbagi cerita baik langsung atau sekedar via ponsel karena kebetulan kami berdua memiliki mimpi dan minat yang sama (kami ingin mempunyai usaha kuliner yang lebih khusus lagi cafe yang dilengkapi dengan perpustakaan). Saat aku hamil dia juga yang selalu siap jadi 'supir' jika kami ada acara diluar. Dia juga tak pernah absen membantu kami di rumah baca Asmanadia jika ada event-event tertentu atau sekedar berkunjung tiap sore untuk meminjam buku (bukber tahun ini tak ada kamu lagi T_T). Pernah suatu waktu kami harus berjalan bersama dari PLN sampai pom bensin kagok karena motor yang kami tumpangi kehabisan bensin. Dia juga yang mengenalkanku dengan makanan unik "olos" dan ceker uahh buatannya (bakalan kangen nih). Dan masih banyak cerita lainnya yang cukup tersimpan di memoriku.
Sekitar tahun 2017 yang lalu dia memang pernah bercerita bahwa dia didiagnosa terkena kista ovarium dan disarankan untuk dioperasi. Namun atas berbagai pertimbangan pribadi akhirnya dia mencoba untuk melakukan pengobatan alternatif dengan harapan tidak perlu melakukan operasi. Dan sekitar oktober 2018 lalu dia kembali bercerita tentang sakitnya itu berbarengan dengan khadimat di rumahku yang juga divonis terkena kista. Kami memang sudah jarang sekali bertemu dan hanya bertukar sapa lewat wa namun mendengar kabar bahwa kondisi kesehatannya makin menurun membuatku ingin sekali menemuinya.
Dua kali kunjungan kerumahnya cukup membuatku kaget dengan kondisi tubuhnya yang buatku tak pernah terbayangkan sebelumnya. Sebenarnya aku tak tega melihatnya namun melihat dia yang masih bisa tersenyum dan semangat ingin sembuh maka kutahan kuat-kuat air mata yang memaksa keluar. Kami sempat makan siang bersama di rumahnya meski terlihat wajahnya yang kelelahan karena tak kuat untuk duduk berlama-lama menahan sakitnya, tapi saat itu kami masih bisa bercanda dan tertawa bersama. Saat itu kami menyarankan untuk segera kontrol kembali ke RSDK Semarang melihat kondisinya yang sudah seperti itu meski katanya jadwal tunggu operasinya masih lama.
Selang beberapa bulan, seingatku sekitar bulan Februari akhirnya aku mendapat kabar bahwa dia telah menjalani operasi begitu juga dengan mantan khadimatku, rasanya ikut lega mendengar mereka tak harus menunggu lebih lama lagi jadwal antrian operasi. Namun tak berselang berapa lama aku mendengar kabar yang berbeda mengenai perkembangan keduanya. Mantan khadimatku meski pasca operasi harus kembali dirawat namun kini sudah mengalami perkembangan yang lebih baik. Namun sahabatku ini justru mengalami penurunan kondisi pasca operasi, dari kabar yang kuterima hasil operasinya kista ovarium ganas dan sudah menuju ca ovarium. Ada cairan yang harus rutin disedot agar perutnya tidak kembali membesar dan dia harus menjalani kemoterapi yang dijadwalkan 6 kali kemo tiap tiga minggu. Pasca operasi baru sekali aku menemuinya dan itulah saat terakhir kami berbagi cerita dan kali ini aku tak bisa lagi membendung air mataku melihat kondisinya yang terbaring tak berdaya. Aku hanya bisa terpaku, bibirku kelu tak bisa berkata-kata entahlah perasaanku saat itu campur aduk. Pecahlah tangisku saat keluar dari kamarnya, aku tak pernah mengira semuanya akan seperti ini, tak pernah terbayangkan akan melihatnya dalam keadaan seperti itu.
Sahabat, kini rasa sakit itu sudah hilang, kini kau sudah tenang.
Inilah takdir terbaik untukmu, Allah lebih menyayangimu.
Tepat dihari Jum'at dan di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini semoga engkau mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya, Insya Allah khusnul khotimah.
*)Mohon maaf jika dalam catatan ini ada yang keliru, catatan ini semata-mata hanya untuk mengenang sahabat kami FERA FITRIYAH. Mohon keikhlasannya untuk mendoakan dan memaafkan semua khilaf almarhumah.
Kamis, 28 Maret 2019
Sungguh Nikmat Sehat Itu (Saat sakit pun berjamaah)
Alhamdulillah saat tulisan ini rilis artinya kepalaku sudah tak seringan beberapa hari kebelakang kemarin, mungkin aku butuh lebih banyak makan coklat wkwkwk...
Awalnya Sabtu, 23 Maret 2019 lalu aku bangun pagi tak seperti biasanya. Badan ini rasanya seperti habis 'digebugin' orang padahal sebelumnya aku tak melakukan aktivitas berat atau semacamnya. Dengan kondisi badan yang sudah mulai tak karuan aku harus tetap antar jemput Kakak ke sekolah dan tentunya bersama adiknya karena hari Sabtu adalah jatahnya kami bertiga. Semakin siang badanku semakin tak karuan dan akhirnya sore aku putuskan untuk periksa ke dokter keluarga sesuai faskes di bpjsku (cari yang gretong gitu lho). Syukur anak-anak mau ditinggal bersama eyangnya jadi aku cukup menjaga diriku saja yang rasanya makin tak karuan.
Minggu pagi kondisiku sudah agak mendingan namun ternyata menjelang petang badanku rasanya seperti meriang ditambah flu menyerang, alhasil Senin pagi terpaksa harus ijin tak masuk kantor. Obat dari dokter masih terus kulanjutkan namun badan masih belum juga merespon dengan baik. Senin sore aku hanya meringkuk sepenjang hari di kasur. Oh ya sejak minggu sore aku dan anak-anak memang minta ijin untuk menginap di rumah ortu karena aku takut kondisiku yang sedang tidak stabil ini tidak bisa menjaga anak-anak full disaat suami tidak di rumah. Melihat kondisiku suami menyarankan untuk periksa ke dokter lain untuk memastikan kondisiku.
Alhamdulillah ternyata Selasa pagi aku merasa sedikit lebih baik dan memutuskan masuk kantor. Sebelum berangkat aku sempatkan mampir ke rumah untuk memberitahu suami bahwa tidak jadi ke dokter lagi, namun ternyata eh pak suami sekarang yang giliran badannya kayak pegel semua (waduh kok gantian gini). Tapi suami bilang tidak apa2 nanti cukup minum obat yang ada di rumah. Siang saat istirahat kantor dan seperti biasa aku jemput Si Kakak dan maksi di rumah ibu eh giliran anak-anak badannya agak demam. Feelingku mulai kacau, kondisiku belum fit eh sekarang suami dan anak-anak menyusul.
Semalaman aku terjaga dengan kondisi anak-anak yang demamnya naik turun, turunnya dikit eh naik lagi. Akhirnya kuputuskan untuk membawa Si Kakak dan adiknya ke dokter anak terlebih baru bulan kemarin adiknya dirawat di rumah sakit. Pulang dari dokter spesialis anak badanku kembali tidak karuan dan terpaksa kembali ijin tidak masuk kantor. Masya Allah nikmatnya, sakit pun berjamaah. Dan emak yang harus pura-pura sehat duluan terlebih disaat anak-anak butuh pelukan dan sentuhan bundanya.
Meski hari ini kami belum sepenuhnya sembuh namun melihat anak-anak sudah kembali tersenyum rasanya jadi imun booster untuk segera lekas sembuh. Apalagi melihat Si Kakak yang meski dalam keadaan demam masih ngotot minta tetap berangkat sekolah dan tpq walau dokter sudah coba menjelaskan agar sebaiknya istirahat di rumah dulu selama tiga hari kedepan namun dia tak mau tau. Bunda hingga kehabisan akal menahan semangat sekolahmu nak
Hingga tadi pagi kepala rasanya masih seperti mengambang namun setelah googling aku kepikiran apakah kadar gulaku yang rendah okelah tadi siang saat pulang aku coba habiskan sisa coklat di kulkas dan apa yang bisa masuk mulut coba ku telan dan sepertinya ini sudah agak mending.
Bersyukur sekali masih ada kedua orang tua yang masih bersedia kami repotkan, yang mau membantu kami di saat-saat tak terduga seperti ini. Semoga kedepannya Allah selalu melimpahkan kesehatan pada kami semua. Aamiin.
Senin, 04 Maret 2019
Today 1986 - 2012 - 2019
Alhamdulillah syukur segala puji hanya kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan padaku untuk bernafas dan menikmati segala ciptaan-Nya hingga detik ini. Detik dimana jatah usiaku makin berkurang setahun dan sudah sejauh mana persiapanku untuk "pulang" nanti?
Hari ini 33 tahun yang lalu Allah mengijinkanku lahir ke dunia ini lewat perantara rahim ibuku. Hari ini 7 tahun yang lalu tanggungjawab atas diriku sah dipindahkan dari kedua orang tuaku kepada seorang lelaki yang kini kupanggil suami. Hari ini merupakan hari yang penuh makna bagiku.
Semoga diusia yang makin dewasa ini bisa benar-benar mendewasakan diriku. Dengan berbagai cerita ataupun permasalahan yang sudah kuhadapi sepanjang usiaku ini semoga bisa membuatku lebih sabar, lebih bijaksana dan lebih ikhlas lagi dalam menjalani hidup ini.
Bersama suami dan kedua putriku semoga Allah mengijinkanku untuk bisa terus berjuang dan melangkah bersama orang-orang terkasih. Bisa membersamai mereka lebih lama dan berharap kelak dikumpulkan kembali di surga-Nya. Aamiin
Terima kasih tak terkira untuk semuanya, dan semua orang yang telah hadir dalam hidupku yang telah ikut memberi warna, tawa maupun air mata sekali lagi terima kasih. Sungguh Allah swt hadirkan kalian semua tak ada yang sia-sia pasti ada maksud dibalik semuanya.
Semangatttt, yukz lanjut kerja lagi
Senin, 4 Maret 2019
Langganan:
Postingan (Atom)
Get Well Soon My Sweety
Ini adalah catatan pertamaku di tahun 2022, catatan pertama yang diawali dengan kesedihan. Kesedihan karena tulisan ini aku buat saat seda...
-
Lewat dia, saya belajar Dulu Saya mengenal dekat, seor...
-
Assalamu'alaiukum... Alhamdulillah hari ini bisa sempet ngeblog lagi setelah off beberapa pekan. Sebenernya cuma ingin sedikit berba...