Alhamdulillah beberapa hari lalu saya berkesempatan mengikuti sebuah kajian muslimah yang diadakan oleh Ikakatan Notaris Indonesia IPPAT Pengda Kab. Tegal. Acara hari itu diisi oleh Bubu Tika yang merupakan salah satu Duta Kesehatan Mental Dandiah. Sebenarnya sudah lama saya ingin mengikuti event yang diisi oleh Bubu Tika tapi sayang waktunya yang selalu disaat jam kantor. Jadi kemarin suatu rezeki karena acara pas libur kantor yang alhamdulillah tidak ada halangan sehingga saya bisa berada di sana ditemani putri saya yang kedua karena tugas negara yang tidak bisa ditinggalkan menjemput anak sekolah sehingga saya meminta ijin pada panitia untuk membawa serta putri saya.
Disini saya ingin berbagi sedikit tentang hasil kajian kemarin yang pastinya relate sekali dengan kita para ibu yang isi kepalanya selalu berisik, mulai dari urusan domestik hingga urusan "luar negeri". Sebenarnya apa saja sih yang bikin berisik dan bagaimana menghadapi dunia yang berisik ini. Berikut ini rangkuman yang sudah coba saya buat.
Apa saja yang bikin berisik:
- Komentar orang, seperti yang kita tahu komentar netijen selalu lebih pedas ketimbang cabe setan. Baik itu komentar netijen di dunia maya atau komentar tetangga di dunia nyata. Yang bahaya komentar-komentar itu sering memakan banyak resource pikiran kita.
- Tsunami informasi, sebenarnya bagus jika kita tahu banyak informasi tapi sesuatu jika berlebihan juga jadinya kurang bagus. Ibarat kita makan makanan yang masuk kemulut baiknya sendok demi sendok lalu kemudian kita cerna begitu juga informasi. Jika informasi yang masuk ke otak datang bertubi-tubi secara bersamaan maka akan kebanjiran informasi seperti air bah yang datang tiba-tiba.
- Tuntutan sosial, seringkali menuntut kita dengan berbagai macam hal yang sebenarnya tidak harus kita penuhi hanya untuk memuaskan ekspektasi manusia.
- Kekacauan di rumah, ini jelas sekali jadi sumber keberisikan para ibu-ibu di rumah. Anak-anak yang berteriak-teriak, kondisi rumah yang berantakan dan segala macam tetek bengeknya.
- Pekerjaan kantor, bagi ibu bekerja entah itu bekerja secara formal di kantor maupun non formal (tidak di kantor) tugas atau beban pekerjaan bisa menjadi salah satu sumber keberisikan yang seringkali terbawa sampai rumah. Untuk itu kita perlu menetapkan boundaries agar pekerjaan kantor tidak menambah keberisikan di rumah
- Berita negatif, seperti berita bencana alam, kasus kriminal sampai kasus perceraian artis pasti menambah berisik isi kepala kita terlebih bagi si overthingking. Berita-berita negatif bisa menimbulkan gangguan kecemasan tersendiri yang bahkan bisa membuat kita lupa bahwa ada Allah sebaik-baik penolong dan pelindung.
- Puasa Medsos, ini memang penting dan saya sudah merasakan dampaknya. Dulu saya pernah detoks fb sampai satu tahun lebih rasanya bikin lebih nyaman toh dulu kita biasa hidup tanpa medsos.
- Audit Medsos, kita tidak wajib memiliki akun disemua platform media sosial cukup pilih sesuai kebutuhan saja.
- Memilih satu model, tidak harus semua model kita pelajari. Misal model parenting, dari sekian banyak model parenting maka cukup pilih satu tapi betul-betul dipelajari tidak usah semua dipelajari tapi akhirnya membuat kita bingung.
- Lihat anak, bukan layar. Apa yang ada di media sosial belum tentu sama persis dengan yang ada di dunia nyata. Jangan langsung menjudge kondisi anak kita hanya berdasarkan info yang ada di media sosial.
- Tanya Allah dulu AI kemudian. AI memang sudah menjadi budaya di era sekarang hampir banyak lini kehidupan bisa diambil alih oleh AI. Namun kita harus ingat bahwa kita masih punya Allah SWT sebaik-baik penolong dan pelindung yang tak akan pernah bisa tergantikan oleh AI. Jadi jika ada permasalahan hidup yang sedang kita hadapi maka mintalah petunjuk pada Allah SWT bukan pada AI.
- Rileks dan optimis, yakinlah setiap anak terlahir dengan membawa fitrah terbaik dan dipertemukan dengan orang tua terbaiknya. Jika ibarat perangkat komputer bagaimanapun kondisi anak kita, Allah paling tahu bahwa kitalah orang tua yang paling kompatible.
- Mohon kebaikan pada Qolbu. Jangan pernah berhenti untuk memohon ketenangan hati dan kesucian jiwa.
- Memohon agar senantiasa besyukur. Bahkan seorang Nabi Sulaiman yang tidak pernah kekurangan apapun selalu berdoa agar diberi ilham untuk bersyukur atas nikmat Allah, mengerjakan amal saleh yang diridai dan dimasukan ke dalam golongan hamba-Nya yang saleh.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar