Rabu, 18 Juni 2014

Karena setiap Rumah Tangga memiliki ujiannya masing-masing.

Orang jawa bilang hidup itu memang  'sawang sinawang' tak jarang mata kita memandang bahwa rumput tetangga nampak lebih hijau walau ternyata setelah kita 'dekati' tidak tampak seperti yang kita pandang dari kejauhan.

Bicara soal kehidupan khususnya kehidupan berumah tangga, saya yakin rumah tangga manapun pasti memiliki ujiannya masing-masing. Mungkin jika kita melihat sekitar kita saudara-saudara atau sahabat-sahabat kita ada yang kehidupan rumah tangganya terlihat harmonis sekali sehingga membuat kita 'iri' atau justru ada yang sebaliknya hingga membuat kita ikut mengelus dada jika mendengar curhat-curhat yang menyedihkan tentang kehidupan berumah tangga.

Ibarat masakan, permasalahan-permasalahan yang muncul dalam hidup berumahtangga adalah bumbu penyedap asalkan jangan terlalu banyak yang tentunya tidak baik untuk kesehatan bukan? Apapun permasalahan yang sedang kita hadapi semoga bisa menjadi penguat pondasi rumah tangga kita. Setiap permasalahan yang hadir adalah ujian yang harus kita lewati dan saat kita mampu melewatinya berarti kita sudah 'lulus' satu ujian lagi dan siap untuk 'naik kelas'. Semakin tinggi kelasnya tentu akan semakin sulit unjiannya jadi jangan pernah berhenti belajar mangambil makna dari setiap peristiwa yang kita alami sebagai bekal melewati ujian selanjutnya.

Tak saya pungkiri kehidupan rumah tangga sayapun tak lepas dari masalah dengan 'level' yang berbeda-beda namun yang selalu menjadi kekutan bagi saya dan suami adalah bahwa ada senyum putri kecil kami yang selalu ingin kami jaga sehingga tak ada alasan bagi kami untuk 'menyerah' pada masalah. Satu pelajaran lagi yang kini saya ambil setelah menikah adalah bagaimana kita memanajemen masalah tersebut termasuk kepada siapa saja kita layak menceritakan permasalahan yang sedang kita hadapi atau istilah kerennya CURHAT. Kini saya lebih hati-hati lagi memilih teman curhat dan memilah lagi sebatas mana hal yang pantas dicurhatkan jangan sampai atas nama curhat kita justru membeberkan 'aib' rumah tangga kita. Satu-satunya tempat curhat paling aman adalah Allah SWT, dalam sujud-sujud kita, doa-doa kita, curhatlah sepuasnya dan pasti Allah akan berikan jawabannya walau mungkin tidak detik itu juga. Sejak menikahpun kini saya sudah sangat jarang update status di social media (facebook). Saya  pribadi juga sangat jarang menceritakan masalah rumah tangga kami walau pada orang tua sendiri satu alasan yang pasti saya tak ingin mereka ikut sedih memikirkan masalah kami apalagi mereka juga sudah cukup kami repotkan untuk membantu mengasuh putri kecil kami.

Untuk saudara-suadara dan sahabat-sahabat saya yang sudah menikah saya hanya ingin saling mendoakan semoga kita mampu menjaga amanah besar yang sudah Allah berikan kepada kita kita, ikatan pernikahan yang suci, rumah tangga yang penuh cinta dan anak-anak yang kini jadi penghias hari-hari kita hingga kelak kita mampu mempertanggungjawabkannya diakhirat nanti. Dan untuk saudara-saudara dan sahabat-sahabatku yang belum menikah, jangan pernah takut untuk menikah.

Badai pasti berlalu...
Yakinlah bahwa Allah tak akan memberikan ujian melebihi batas kemampuan hamba-Nya, jangan pernah berhenti berharap pada-Nya terus kawal setiap ikhtiar kita dengan doa. Insyaallah biduk rumah tangga kita akan mampu melewati setiap ujian-Nya hingga final (saat maut memisahkan). Aamiin

Get Well Soon My Sweety

  Ini adalah catatan pertamaku di tahun 2022, catatan pertama yang diawali dengan kesedihan. Kesedihan karena tulisan ini aku buat saat seda...