Kamis, 26 Februari 2015

Leher Pegel, ngeblog dulu yuk!


Waktu menunjukan pukul 01.58 Waktu Hp Saya...

Simpeg sedang dalam maintenance jadi baru bisa digunakan lagi minggu depan, usulan karpeg/ karis/ karsu baru mulai masuk lagi jadi ngoreksinya sekalian aja nanti. Tadi pagi udah posting pengumuman di websiote kantor sesuai dengan perintah Kabidku. Berhubung bady lagi agak kurang fit jadinya ngeblog dulu deh hehehe....^_^

Semalem kurang lebih jam setengah delapan malam akhirnya sampai juga di depan komplek rumahku dan suami sudah menanti di pos satpam sambil 'bikin iga bakar' (merokok) kapan ayah tobat??? langsung deh cabut kerumah ortu karena Disti memang tidur sama Atung dan Uti selama bunda pergi ke Semarang. Kulihat raut wajah Disti yang sumringah melihat aku datang 'aneka grembolan' serasa semua lelah luntur melihat senyum imut anakku. Berasa aneh atau entahlah terlihat sikap Disti yang salting dihadapanku, sambil sejenak meluruskan kaki yang seharian ditekuk aku menanyakan kegiatan Disti selama ditinggal bunda, dia juga senang membuka beberapa jajan yang sengaja aku beli sebagai oleh-oleh. Sebenernya bingung juga saat beli oleh-oleh karena semua makanan yang dipajang juga ada di Tegal tapi biar judulnya beli oleh-oleh jadilah beli sekedarnya saja. Malam itu saking capenya aku minta ijin suami untuk menginap dirumah ortu dan pulang besok pagi-pagi saja (padahal deket sih cuma berapa gang). Alibi juga sih karena feelingku mengatakan keadaan rumah pasti berantakan jadi daripada cape2 lihat rumah berantakan mending pulang besok pagi aja wkwkwkwk.......:D

Kemarin lusa aku memang harus pergi ke Semarang untuk mengikuti Ujian Kenaikan Pangkat Penyesuaian Ijasah di GOR JatiDiri Semarang. Sebenernya tega ga tega ninggalin Disti tapi memang harus tega sekaligus latihan disapi juga jadilah Disti ku titipkan sama Atung dan Uti (ortuku) karena Eyangnya juga sedang di Jakarta. Walau cuma pergi sehari semalam tapi perasaan persiapannya riweuh banget terutama persiapan untuk meninggalkan Disti dan tentunya Ayahnya. Pesan-pesanku juga sudah kuulang-ulang pada suamiku (mungkin dia pikir cerewet amat atau ga percaya amat sih) biarlah yang penting pesanku tidak ada yang terlewat meski pada kenyataannya tidak semua dilaksanakan. Ayah, bunda titip Disti ya... Atung, Uti titip Dede ya.... Distipun ikut melepas kepergianku ke Semarang, kata Disti "Unda anik Bis...".

Dan hari ini aku harus tetap masuk kantor walau leher rasanya pegel bangetzzzz, efek ngerjain soal di GOR dengan posisi ndingkluk. Kepala juga masih nyut...nyut... padahal AC di bis dah dimatiin, badan masih berasa pegel pokoke. Ya....tapi dari semua itu aku masih sangat bersyukur bisa mengikuti ujian dengan lancar, urusan hasil itu urusan Allah sekarang tinggal berdoa setelah berusaha semampuku. Semoga aku dan teman-teman semua bisa lulus UKPPI, aamiin.....

Senin, 16 Februari 2015

Edisi Weaning With Love (Campur Aduk Rasanya)


Beberapa hari ini Disti mengalami perubahan jam, yang biasanya ba'da maghrib sekitar jam 7-8 malam sudah terlelap sekarang bisa sampe jam 10 masih ON dan yang bikin bundanya terkantuk-kantuk Jam 2 malam bangun dan ngajak main masak-masakan atau lainnya. Perubahan ini tentunya berimbas pada aktivitasku juga, biasanya setelah ngeloni Disti ba'da isya aku bisa mengerjakan pekerjaaan rumah yang sudah menunggu dibelakang untuk dibereskan. Cuci piring, cuci/ setrika baju, nyiapan bahan untuk menu besok, dll yang paling lama jam 11-12 sudah bisa kelar. Nah sekarang, tidurnya saja sudah malem kapan dong bunda beres-beresnya??? 

Sedangkan selama masih ON (belum tidur) Disti inginnya bermain bersama Bunda dan memang aku juga berusaha menyelesaikan pekerjaan rumah saat Disti tidur. Bukan apa-apa aku sadar bahwa waktuk efektifku bersamanya memang sangat terbatas yang kalau dihitung-hitung ga nyampe 6 jam (maafkan bunda ya...). Maka dari itu sebisa mungkin aku berusaha memanfaatkan waktu kebersamaan kami apalagi saat aku libur dan bisa lebih lama bersama Disti.

Dan setelah kuperhatikan dan kuamati akhirnya aku sampai pada sebuah kesimpulan bahwa perubahan jam tersebut dimungkinkan karena saat ini Disti sedang melalui masa-masa sulit. Yap! usia Disti sudah genap 2 tahun dan inilah saatnya penyapihan yang mungkin bagi Disti terasa seperti perpisahan. Sebenernya akupun tak tega tapi memang sudah saatnya dan sudah kuniatkan dalam hati bahwa ku ingin menyapihnya dengan BAHAGIA tanpa paksaan. Dan setelah googling dan membaca berbagai artikel tentang Tip menyapih, berikut ini salah satu artikel yang aku dapat dari website 'ayahbunda' dan sedang berusaha aku praktikan.

(Sumber: http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/kelahiran/tips/tips.menyapih.dengan.cinta/001/005/575/1/1)
Kerelaan Anda dan si bayi untuk mengakhiri kegiatan menyusu adalah kunci utama dari menyapih dengan cinta atau weaning with love

Kalau ada anjuran, olesi saja daerah areola Anda dengan buah mengkudu atau obat merah agar bayi tak ingin menyusu, abaikan saran ini. Menyapih anak dengan cara ini sama dengan melakukan kekerasan padanya. Anda mengambil paksa 'kepemilikannya', yang dapat menimbulkan luka batin. Lakukan sepenuh cinta dengan langkah-langkah ini:
  1. Kurangi frekuensi menyusui secara bertahap dimulai pada siang hari. Sebab pada saat inilah waktu yang tepat untuk mengenalkan dia pada sesuatu yang baru, seperti rasa, bentuk dan tekstur pada makanan pendamping ASI (MP-ASI).
  2. Tambah pemberian MP-ASI sebanyak 3-4 kali sehari untuk mengurangi pemberian ASI pada siang hari.
  3. Tetapkan tempat menyusui hanya pada satu tempat, misalnya di kamar. Gunanya agar si kecil tidak meminta susu di sembarang tempat sekaligus mengajaknya untuk belajar mengenal aturan.
  4. Tunjukkan perhatian dan kasih sayang selama proses menyapih, misalnya mendekap, mengusap atau mencium agar anak tahu bahwa Anda tetap menyayangi dia meski Anda sudah tidak menyusuinya lagi.
  5. Bulatkan tekad. Artinya Anda benar-benar siap untuk melepaskan aktivitas ini. Bila Anda ragu-ragu, Anda akan kesulitan sendiri. Keraguan Anda terbaca oleh anak. Alhasil, anak pun tidak rela disapih.
  6. Sapih anak saat ia dalam keadaan sehat, karena dalam keadaan sakit ia akan semakin butuh kelekatan dengan Anda. 
  7. Libatkan suami sebagai orang yang mampu menghibur dan mengalihkan perhatian anak ketika rewel minta ASI.
  8. Berikan penjelasan pada anak mengapa ia harus disapih. Misalnya, “Ayo, kamu sudah besar, sudah tidak perlu lagi menyusu bunda. Makan kue saja yuk. Atau minum susu di cangkir?” Lakukan dengan sabar, lembut dan cinta Anda. Jangan pernah bosan untuk memberikan alasan padanya.
  9. Ganti aktivitas menyusu dengan membaca buku atau mendongeng sebelum tidur. Aktivitas ini tidak jauh berbeda saat Anda menyusuinya bukan?
Ada aturannya? Pernyataan WHO dan UNICEF di Geneva pada tahun 2001, “Tidak ada keharusan anak disapih pada usia 2 tahun. Benar bila ibu menyusui bayi secara eksklusif di enam bulan pertama kehidupannya. Kemudian ASI dapat dilanjutkan secara bersamaan dengan MP-ASI hingga anak berusia 2 tahun. Tapi tidak ada keharusan kapan harus menyapih.” Penelitian Dewey KG, Pediatric Clinics of North American, tahun 2001, ASI masih boleh diberikan pada anak usia 2 tahun karena masih mengandung: 43% protein, 36% kalsium, 75% vitamin A, dan 60% vitamin C.

Semoga artikel diatas bisa jadi referensi buat para bunda yang juga sedang mengalami hal serupa, semoga akupun bisa menyapih Disti dengan CINTA (luv u my little angle)
 

Senin, 09 Februari 2015

Bahagia yang sederhana...


Bahagia itu sederhana, bahagia itu dekat (dalam hati kita) hanya saja kita yang sering kali tidak menyadari kebahagiaan yang sederhana itu karena terlalu fokus pada arti kebahagiaan yang 'terlalu perfeksionis'.

Alhamdulillah aku masih diberi kesempatan merasakan kebahagiaan yang sederhana itu, Sabtu kemarin 7 Februari 2015 ratu kecilku Adistia Azkadina Mufidah tepat berusia 2 tahun (ga terasa memang...). Sejak aku menyadari keberadaannya di dalam rahimku maka sekali lagi kubuktikan bahwa Allah Maha Adil, aku merasa sangat beruntung karena tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama untuk 'merayu-Nya' agar memberikanku peri kecil yang kini selalu menceriakan hariku.

Sungguh tak terasa sudah dua tahun kami melewati hari-hari bersama, sudah banyak cerita yang kami ukir dan aku hanya berharap Allah selalu menyematkan kebahagiaan disetiap kebersamaan kami, kebahagiaan yang sederhana. Kini ada Disti yang menemaniku saat menunggu Ayah yang harus pulang hingga larut malam. kini ada Disti yang selalu jadi penenang saat lelah dan penat menyerang, menyiummu seperti mencium aroma terapi. Kini ada Disti yang selalu jadi penyemangat saat kaki ini seperti berat untuk melangkah, senyumu seolah berkata "ayo bunda jangan menyerah". Kini ada Disti yang selalu membuatku tertawa dengan segala macam tingkahnya yang tak terduga.

Disti...Cintanya bunda
Disti...Sayangnya bunda
Disti...Cantiknya bunda
Disti...Bahagianya bunda
Terima kasih sayang untuk segalanya, kehadiranmu membuat bunda merasa sangat berarti. Semoga kamu kelak selalu menjadi qurrota a'yun bagi ayah dan bunda.



Get Well Soon My Sweety

  Ini adalah catatan pertamaku di tahun 2022, catatan pertama yang diawali dengan kesedihan. Kesedihan karena tulisan ini aku buat saat seda...