Senin, 21 November 2011

Hanya ingin bernagi sedikit hikmah*

Rasanya sudah lama sekali tak bermain kata-kata, dan malam ini Alhamdulillah aku diberi kesempatan berdua dengan "si putih", banyak yang ingin kubagi dengannya dan sebagian sengaja aku tuliskan di note ini dan tentunya blog pribadiku.

Bulan ini sungguh bulan ujian bagi kami khususnya untuk kedua orang tuaku, karena sudah setengah bulan ini kami diberi amanah oleh-Nya untuk merawat mbah putri (Ibu dari bapak) yang mendadak harus dirawat di rumah sakit. Siapapun pasti tak menginginkan itu seenak apapun, rumah sakit tetap jadi tempat yang tidak menyenangkan. Di usianya yang 81 tahun ini pertama kalinya mbah putri harus dirawat di rumah sakit, biasanya kalau beliau sakit hanya mengandalkan obat tradisional atau air (yang sudah didoakan oleh pak ustadz). Satu minggu pertama di rumah sakit sudah sangat terlihat mbah putri sudah tidak betah dengan selang infus yang tertancap ditangan kanannya.

Banyak hikmah yang aku petik selama dua pekan ini, sungguh Allah memang Maha Pembuat Skenario Terbaik. Untuk menghadapi peristiwa ini ternyata Allah telah mempersiapkan skenarionya jauh sebelumnya, mungkin sejak tiga tahun yang lalu. Dimana saat itu tahun 2008 bapak dan ibu berusaha membujukku sebisa mungkin untuk mau kembali kerumah (tinggal dan bekerja di daerah asalku). Setelah melalui diskusi yang tak singkat akhirnya dengan berat hati kulangkahkan kaki kembali ke kampung halaman hanya dengan niat membahagiakan keduanya untuk mendapat ridho-Nya, bukankah ridho Allah ridho orang tua?

Kini dua tahun telah berlalu sejak kepindahanku (2009), dan Allah-pun menyampaikan hikmah itu mengapa aku harus kembali kesini (kerumah). Allah ingin aku mendampingi kedua orang tuaku menghadapi saat-saat berat ini, meski mungkin aku tak bisa banyak membantu merawat mbah putri namun setidaknya keberadaanku bisa memberikan dukungan moril untuk kedua orang tuaku dalam merawat mbah putri. Aku yang dulu sungguh sama sekali takut mengendarai motor, ternyata sekarang harus jadi seksi mondar-mandir selama mbah sakit, aku yang tak pernah ingin jadi perawat ternyata mau tak mau harus belajar mengurus mbah putri (ketika ibu sendiri jatuh sakit). Sungguh sesuatu yang dulu tak aku inginkan ternyata akhirnya kini sangat aku syukuri karena bisa berada dekat dengan kedua orang tuaku. Semoga bagi siapapun yang kini diamanahi untuk berada dekat (merawat) orang tuanya tidak menjadikan itu beban melainkan amanah yang Insyaallah jika dijalani dengan ikhlas semoga menjadi berkah bagi kita.

Ya Allah sungguh hanya Engkau sebaik-baiknya pelindung dan pemberi pertolongan maka kami hanya memohon kepada-Mu atas kesembuhan mbah putri semoga sakitnya ini menjadi penggugur dosa-dosanya dan semoga ini jadi ladang pahala bagi kami anak cucunya untuk bisa merawat beliau dengan sebaik mungkin semampu kami. Semoga Allah selalu memberikan kami kekuatan, kesabaran dan keikhlasan melalui ujian ini sehingga setiap yang kami lakukan bisa menjadi berkah. Amin...

Terima kasih untuk saudara-saudara, teman-teman dan seluruh pihak yang hingga kini memberikan dukungan dan doa bagi kesembuhan mbah putri semoga Allah membalasnya dengan sebaik-baik pembalasan.

Dan mohon maaf yang sebesar-besarnya untuk teman-teman atau pihak-pihak yang mungkin agak terabaikan selama beberapa pekan ini, semoga aku bisa segera aktif kembali, normal seperti sediakala.

Mohon doanya untuk kesembuhan mbah putri... Terima Kasih.

*)Meluangkan waktu sejenak setelah lama tak menulis, semoga ada hikmah yang bisa dipetik.

Minggu, 25 September 2011

Take Me To Your Heart (MLTR)

Take Me To Your Heart (MLTR)

Hiding from the rain and snow
Trying to forget but I won't let go
Looking at a crowded street
Listening to my own heart beat

So many people all around the world
Tell me where do I find someone like you girl

[Chorus]
Take me to your heart take me to your soul
Give me your hand before I'm old
Show me what love is - haven't got a clue
Show me that wonders can be true

They say nothing lasts forever
We're only here today
Love is now or never
Bring me far away

Take me to your heart take me to your soul
Give me your hand and hold me
Show me what love is - be my guiding star
It's easy take me to your heart

Standing on a mountain high
Looking at the moon through a clear blue sky
I should go and see some friends
But they don't really comprehend

Don't need too much talking without saying anything
All I need is someone who makes me wanna sing
[Chorus]

Jumat, 23 September 2011

Telah Terbit......!!!!!!^^

Alhamdulillah....setelah melewati penantian yang tak sejenak, buku ini terbit juga. Semoga bisa menambah khasanah literasi di tanah air dan selamat menikmati. ^^

Telah terbit di LeutikaPrio!!!






















Judul : TUGU

Penulis : Dian Nafi, dkk

Tebal : iv + 102 hlmn

Harga : Rp. 28.800,-

ISBN : 978-602-225-099-9

Sinopsis:

Mozaik, paradoks, satir kehidupan berkelit kelindan melingkupi kita. Tertulis dalam rahasia langit yang sering tak terbaca. Pencarian dan perjalanan dalam usaha menemukan diri sendiri, entah sendiri entah bersama, kadang sangat melelahkan. Kadang sangat menakjubkan. Berbagai pengalaman dan tempaan cobaan membuat kita tiada takut lagi menumpahkan resah dan pertanyaan-pertanyaan. Lalu menikmati dan bertualang dengan segala ombak badainya. Demi untuk mencari jawabnya. Demikian terus menerus, tak berkesudahan. Mungkin demikianlah hidup yang sesungguhnya. Yang seharusnya. Tiga belas cerpen dalam Kumcer TUGU ini membawa kita melalui jalan yang berkelok, berundak, menanjak, terjun, bergelombang. Mungkin menuju TUGU. Penemuan terhebat. Penemuan atas diri sendiri. Penaklukan atas diri sendiri.



*Ps : Buku ini sudah bisa dipesan sekarang via website www.leutikaprio.com, inbox Fb dengan subjek PESAN BUKU, atau SMS ke 0821 38 388 988. Untuk pembelian minimal Rp 90.000,- GRATIS ONGKIR seluruh Indonesia. Met Order, all!!

Sabtu, 03 September 2011

Ini lebaranku, bagaimana Lebaranmu? ^_^

            Alhamdulillah…akhirnya sampai juga di rumah dan bisa menuliskan sedikit pengalaman lebaran kemarin. Jadi teringat saat di bangku SD, hari pertama masuk setelah liburan pasti akan diberi tugas mengarang tentang liburanmu ^^.

            Setelah beberapa tahun terakhir aku merayakan malam lebaran di rumah dan melaksanakan sholat Ied di masjid komplek rumahku, akhirnya tahun ini aku kembali bisa merasakan suasana lebaran di tanah kelahiranku. Sejak kecil aku memang selalu menghabiskan malam lebaran di kampung halaman ibuku ini namun setelah aku kuliah malam lebaran lebih sering dilewatkan di rumah.   Aku sekeluarga brangkat menuju kota udang dua hari sebelum hari raya, kami sengaja memulai perjalanan ba’da subuh agar perjalanan lebih nyaman. Beruntung arah yang kami tuju berlawan dengan arus mudik sehingga kami tak harus mengalami kemacetan seperti yang sering diberitakan di tayangan info mudik.

            Kami sampai di halaman rumah “pusaka” kurang lebih pukul setengah delapan pagi, mengapa dikatakan rumah pusaka karena itu adalah rumah orang tua dari ibuku tapi sekarang yang menempati tinggal Mbah Putri sendiri. Beruntung di dekat rumah pusaka ada rumah om/tante, bude/pade sehingga Mbah Putri tidak terlalu kesepian. Sampai di sana sepertinya orang-orang mulai sibuk membersihkan rumah untuk menyambut lebaran, ada yang menyapu halaman, membersihkan kaca dan sebagainya. Tapi saat kami masuk ke rumah pusaka rasanya lantai yang kami injak sudah lama tak disapu, terasa sekali debu yang menempel.

            Kata Mbah Putri memang sudah lama tak turun hujan dan juga anginnya sedang cukup kencang sehingga debu mudah sekali berterbangan, selain itu bisa dimaklumi juga mungkin tenaga Mbah Putri sudah terlalu tua untuk setiap hari menyapu lantai rumah peninggalan belanda itu. Maka jadilah pagi itu aku dan adikku membantu Mbah Putri menyapu dan mengepel lantai, sedangkan ibu membereskan kamar-kamar kosong yang selama beberapa hari kedepan mungkin akan penuh karena kedatangan anak-anak Mbah Putri lainnya.

            Menjelang hari raya kesibukan di dapur mulai meningkat terlebih setelah lebaran memang akan ada silaturahmi tahunan keluarga besar Mbah Putri dan kali ini giliran ibuku yang bertugas sebagai tuan rumah sehingga ada hal-hal ekstra yang perlu dipersiapkan. Dapur Mbah Putri jadi berubah seperti dapur umum, dapur yang cukup luas namun masih asli dengan lantai dari tanah, tungku dan kompor minyak hanya saja sekarang ada kompor gas juga di sana. Aku yang mendapat tugas menggoreng kerupuk nyaris dehidrasi karena harus berlama-lama di depan kompor (puanaseeeee…) selain itu udara di sana memang panas banget.

            Akhirnya yang dinantipun tiba, malam itu semua perbedaan menyatu dalam gema takbir yang mengagungkan kebesaran Allah SWT. Iring-iringan takbir keliling membuat jalanan desa yang memang tak terlalu lebar jadi macet sejenak, kembang api dan petasan tak henti-hentinya dinyalakan di depan lapangan balai desa dan cukup memekakkan telinga sampai Mbah Putri berkali-kali protes. Ingatanku tiba-tiba seperti ditarik mundur pada belasan tahun silam saat kami (aku dan sepupu2ku) masih kecil dan saat itu masih ada Mbah Kakung, biasanya kami akan  bermain kembang api dan petasan sambil bersembunyi di kebon mangga karena takut dimarahi Mbah Kakung, melihat dan kadang juga ikut serta takbir keliling, membeli jajanan untuk dimakan beramai-ramai sambil menikmati malam takbiran. Aku rindu masa itu, sekarang kami tak bisa berkumpul menikmati malam lebaran bersama lagi karena berbagai alasan namun semoga suatu saat  kebersamaan itu bisa kami rasakan lagi tentunya juga dengan anak-anak kami kelak. Malam itu aku menutup hari dengan iringan takbir yang terus menggema hingga mataku terpejam karena memang rumah Mbah Putri persis di seberang jalan samping masjid.

            Paginya kami semua bersiap untuk mengikuti sholat Ied di lapangan di depan balai desa. Bapak, pade, om dan mas-mas sepupuku sudah berangkat duluan ke masjid. Aku bersama ibu, bude, tante dan adek sepupuku mengambil tempat di lapangan, pagi itu kami hanya berangkat berenam tak seperti dulu saat semuanya kumpul. Sedangkan Mbah Putri sudah berangkat sejak lebih dulu karena sudah disiapkan tempat di dalam masjid oleh teman-teman pengajiannya. Selesai sholat dilanjutkan dengan saling bersalaman, maaf memaafkan atas segala khilaf yang pernah terjadi. Hari itu semua dendam, kebencian, khilaf dan segala kealpaan melebur menjadi satu dan menjelma menjadi kata MAAF. Tak lupa pagi itu kami semua mengunjungi makam keluarga yang terletak tak jauh dari rumah pusaka, di sanalah Mbah Kakung terbaring tenang dalam tidur panjangnya bersama keluarga kami yang lain yang telah lebih dulu menghadap-Nya. Semoga kedatangan kami kesana akan mengingatkan kami bahwa kelak kamipun akan menyusul seperti mereka sehingga kita berusaha untuk mengumpulkan lebih banyak lagi bekal untuk pulang ke kampong akhirat.

            Menjelang siang saudara-saudara yang lain mulai berdatangan, suasana makin ramai karena kini aku punya banyak keponakan dari kakak-kakak sepupuku. Salah satu keponakan yang membuatku jatuh hati adalah Fafa, tingkahnya yang lucu dan wajahnya yang selalu tersenyum membuatku gemas. Ada saja tingkahnya yang baru setiap aku berkunjung ke sana dan kali ini dia sedang ngefans berat dengan lagu Maher Zein yang Insya Allah, bicaranya yang belum jelas jadi lucu saat mengucapkan kata “Insya Allah”. Aku dan adekku berusaha mengabadikan setiap moment selama kami  di sana walau hanya dengan kamera hp dan tentunya semua moment itu telah terekam di memori ingatanku. Menjelang sore semua kegiatan kembali terpusat di dapur menyiapkan masakan untuk acara esok, semua gotong royong membantu dengan apa saja yang bisa dilakukan (terasa sekali kebersamaannya).

            Akhirnya tiba juga saat satu per satu dari kami harus pulang, sebenarnya aku masih ingin berada di sana bersama keponakan-keponakanku namun waktu yang membatasi jua. Aku tahu yang paling sedih saat itu adalah Mbah Putri karena rumah akan kembali sepi yang tersisa tinggal kenangan beberapa hari kemarin. Semoga Allah akan memanjangkan umur kita untuk kembali berjumpa dengan ramadhan-Nya dan juga member kita kesempatan untuk bisa berkumpul kembali dengan sanak family yang mungkin hanya bisa bertemu setahun sekali.

            Saatnya untuk kembali beraktivitas seperti biasa mengejar cita dan cinta yang masih ingin aku raih, semoga nafas Ramadhan dan semangat Idul Fitri terus mengiringi langkah kita. Amin…


Itu cerita Lebaranku, bagaimana dengan Lebaranmu? ^_^

Minggu, 28 Agustus 2011

Sungguh kami akan selalu rindu untuk kembali berjumpa denganmu (Ramadhan)

Serasa baru kemarin aku melangkahkan kaki memasuki kampung ramadhan, merasakan suasana berbeda setelah sebelas bulan berjalan dipanasnya padang kehidupan. Serasa baru kemarin aku melihat masjid dan mushola terasa ramai didatangi mereka yang ingin melaksanakan sholat tarawih berjamaah. Serasa baru kemarin aku merasakan nikmat yang berbeda disahur dan buka pertama. Serasa baru kemarin aku merasakan betapa manisnya dan lezatnya buah kurma saat berbuka. Ah…semuanya serasa baru kemarin dimulai tapi ternyata kini langkah itu sudah hampir sampai di penghujung.

Ramadhan bagiku bagai sebuah persinggahan untuk mendamaikan hati, menyejukkan jiwa dan membangun kembali menara iman kita yang mungkin telah lapuk setelah melewati 11 bulan perjalanan yang melelahkan. Ramadhan, dimana banyak sekali ampunan yang Allah berikan dan banyak sekali pahala yang sediakan untuk kita ambil sebanyak-banyaknya. Ramadhan ibarat oase yang mampu menghilangkan dahaga setelah sekian lama kita berjalan di padang pasir. Ramadhan laksana jalan yang akan membawaku ke titik harapan atas semua doa panjangku untuk semua mimpi-mimpiku. Ramadhan bagaikan sahabat yang setia mengajak dan menemaniku untuk berjumpa dengan-Nya dimalam-malam indah penuh berkah. Ramadhan…sungguh ingin aku lebih lama lagi bersamamu.

Gerbang kemenangan itu sudah terlihat hanya tinggal dalam hitungan langkah kita akan tiba di sana. Namun di sana di luar kampung ramadhan ini gurun yang panas sudah menanti untuk kembali kita lalui. Semoga satu bulan yang teramat singkat ini mampu menjadi amunisi, bisa menjadi bekal kita untuk perjalanan sebelas bulan kedepan. Dan kitapun tak pernah berhenti berdoa untuk terus berharap agar kelak diijinkan kembali berjumpa dengan Ramadhan-Nya. “Ya Allah, istiqomahkan kami agar saat ramadhan berlalu jejaknya masih melekat di qolbu dan takkan terhapus oleh waktu. Sungguh kami akan selalu rindu untuk kembali berjumpa di ramadhan-Mu, menghiasi hari dengan pahala dan ampunan dari-Mu.”

Aku lihat Ramadhan dari kejauhan
Lalau kusapa ia “Hendak kemana?”
Dengan lembut ia berkata “Aku harus pergi, mungkin JAUH dan sangat LAMA. Tolong sampaikan pesanku untuk orang MUKMIN, syawal akan tiba sebentar lagi, ajaklah SABAR untuk menemani hari-hari dukanya, peluklah ISTIQOMAH saat ia kelelahan dalam perjalanan TAQWA, bersandarlah pada TAWADHU saat kesombongan menyerang, mintalah nasehat QUR’AN & SUNAH disetiap masalah yang dihadapi. Sampaikan pula salam dan terima kasih untuknya karena telah menyambutku dengan suka cita dan melepas kepergianku dengan air mata. Kelak akan kusambut ia di SURGA dar pintu AR RAYAN. Selamat meraih pahala terbaik di detik-detik terakhir RAMADHAN.
(sms dari Mb'Dewi, makasih ya…)

Minggu, 14 Agustus 2011

Lezatnya Bakar Sate (Siang Tadi)

Di luar rembulan bersinar sempurna di permadani langit, tak kutemukan setitikpun cahaya bintang di dekatnya. Tak terasa ramadhan sudah separuh perjalanan, semoga kita senantiasa diberi keistiqomahan untuk menyelesaikan perjalanan ini hingga tiba di garis finish dan mendapatkan piala keberkahan di hari kemenangan nanti. Amin

Hari ini ada dua agenda yang sudah tercatat di rencana kegiatan akhir pekanku dan salah satunya adalah agenda bersama teman-teman FLP Tegal untuk kembali mengadakan kegiatan rutin kami yaitu “Bakar Sate”. Karena pada acara Bakar Sate sebelumnya aku berhalangan hadir maka sudah kuniatkan untuk hadir diacara Bakar Sate kali ini.

Bersama seorang teman aku meluncur menuju lokasi acara tepatnya di rumah ketua FLP Tegal yang sejujurnya aku belum tahu lokasi persisnya. Karena sadar kami sudah terlambat aku coba mempercepat laju motorku dengan tetap berhati-hati karena jalanan cukup ramai. Aku mencoba mengingat-ingat nama jalan yang harus kami lalui untuk sampai di lokasi setelah sebelumnya aku menelpon salah seorang teman yang sudah mengetahui lokasi tersebut.

Mendekati daerah yang dimaksud temanku kupelankan laju kendaraan, mataku sesekali melirik ke setiap belokan yang terletak di sebelah kiri jalan yang kami lewati sambil terus mencari nama jalan yang dimaksud namun tak kunjung ku lihat nama jalan itu. “Wah, ini sih kayaknya nyasar…” batinku. Akhirnya kuputuskan berhenti dan kembali menelpon temanku dan ternyata benar temanku salah memberikan nama jalan, kamipun putar balik dan tak terlalu sulit menemukan jalan itu namun perjalanan kami belum selesai.

Sesuai petunjuk temanku kami coba menelusuri jalan yang benar-benar baru pertama kali ini aku lalui dan walhasil gara-gara salah paham melihat posisi papan jalan kami kesasar lagi, putar balik lagi. Sampai di sebuah perempatan aku kembali bingung, akhirnya aku bertanya pada seorang pengendara sepeda yang sedang berhenti namun hasilnya nihil. Untunglah sedang banyak orang diperempatan jalan jadi kami bertanya lagi dengan harapan kali ini bisa memberikan petunjuk. Alhamdulillah kami diberi tahu melalui jalan kecil dekat pinggiran sungai katanya bisa lebih cepat sampai.

Beberapa gang sudah kami lewati tapi perasaanku berkata bahwa kami kembali tersesat, akhirnya aku memutuskan berhenti dan menanyakan pada ibu-ibu yang sedang duduk di teras rumahnya. Memang tak memberikan jawaban memuaskan karena kami hanya disuruh belok kiri mengikuti jalan kecil dan disuruh bertanya lagi sampai di ujung gang. Sesuai petunjuk kamipun bertanya kembali dan diarahkan untuk balik arah dan mengikuti gang kecil yang ditunjukan oleh seorang bapak. Setelah kami ikuti kok ternyata buntuk karena jalan tersebut berujung pada sebuah sekolah, berhenti lagi dan tanya lagi.

Mungkin karena teman kami ini baru pindah sehingga belum terlalu dikenal penduduk sekitar. Aku hampir putus asa mau bertanya kemana lagi, jika ku telpon temanku akupun tak bisa menjelaskan di mana posisiku sekarang (jujur saja aku memang buta arah hehehe). Akhirnya kami melihat seorang anak laki-laki yang sedang membantu orang tuanya memasang lampu dan Alhamdulillah… setelah tujuh kali kesasar dan tujuh kali bertanya pencarian kamipun selesai, anak itu menunjukan rumah yang kami cari. Ternyata rumah itu tak jauh dari tempat kami berhenti dan cukup dekat dengan gang yang tadi kami lewati, seharusnya belok kiri kami belok kanan. “Mungkin ada doa yang kurang sebelum kami berangkat tadi, Ya Allah maafkan kelalaian kami…”. Lebih baik tersesat mencari alamat daripada tersesat di jalan kehidupan, semoga Allah selalu menuntun langkah kita.

Meski terlambat namun aku tak kehilangan inti dari acara hari ini. Selain Bakar Sate acara siang itu diselingi dengan tausiyah ramadhan sehingga terasa lebih bermakna. Aku sendiri tak banyak bicara atau mengomentari karya teman-teman namun aku mencoba mengambil hikmah atau pelajaran dari setiap kisah yang ditulis oleh teman-teman. Dari tulisan-tulisan tersebut sedikit banyak bisa menggambarkan karakter si penulis. Sesuai dengan tema yang diangkat yaitu “Kedasyatan Doa” aku berkesimpulan bahwa doa ibu memang luar biasa, maka berusahalah agar setiap kata yang terucap dari bibir ibu untuk kita adalah kebaikan dan kebaikan.

Diluar baik atau buruknya setiap tulisan yang tadi siang “dibakar”, bagiku semuanya memiliki makna serta hikmahnya masing-masing yang kucoba lekatkan dalam catatan hatiku dan satu yang menarik dari salah satu tulisan tadi siang adalah tentang “Algoritma Kehidupan”. Algoritma, mata kuliah yang sempat bikin aku stress ternyata menjadi istilah menarik saat dianalogikan dalam kehidupan.

Lezatnya Bakar Sate bersama teman-teman FLP Tegal akhirnya diakhiri dengan berkumandangnya adzan sholat ashar. Lelah itu pasti, namun perjalanan tadi siang cukup memberikan asupan gizi tambahan untuk jiwaku serta pengetahuan menulisku dan setidaknya menambah referensiku tentang daerah baru dan jalan-jalan baru (hikmah kesasar).


Selasa, 05 Juli 2011

It's just little story about me (3 Hari di 3 Kota)

3 hari di 3 kota berbeda...


3 hari yang melelahkan namun juga 3 hari yang penuh cerita dan tentunya penuh makna. Dimulai dari kota Tegal, kamis malam kurang lebih jam sembilan malam aku dan adikku meninggalkan kota bahari menuju bumi parahiyangan menggunakan jasa travel langganan kami karena memang barang bawaan kami cukup berat. Perjalanan malam hari memang lebih enak karena waktunya tidur sehingga tak terasa namun saat tiba di daerah sumedang aku terbangun karena sepertinya mobil yang aku tumpangi berhenti. Setelah memulihkan kesadaran dan coba melihat keluar jendela ternyata kondisi jalan cukup macet sehingga mobil harus berhenti meski tak berapa lama akhirnya mobil mulai merangkak maju. Setelah beberapa meter perjalanan Pak sopir dengan lihai memutar balik arah mobil, nampaknya pak sopir tidak sabar dengan kemacetan yang menghambat perjalanan. Tak jauh setelah kami memutar arah kami memasuki sebuah gerbang desa yang jalannya cukup menanjak dengan kondisi jalan yang amat sangat sepi sekali, kanan kiri hanya ada kebun bambu sawah bahkan ada tebing yang agak curam. Kulihat semua penumpang tertidur lelap termasuk adekku, aku yang sudah terlanjur terbangun jadi ikut "menikmati" perjalanan malam itu. Beberapa hal yang membuatku beralasan untuk agak panik adalah pertama kondisi jalan yang sempit dan sepi karena sepanjang perjalanan tak kulihat kendaraan satupun yang lewat, kedua supir yang membawa kami bisa dibilang cukup tua, ketiga penumpang travel sebagian besar perempuan (bagaimana kalau sampai mogok) dalam kondisi jalanan menanjak. Aku hanya bisa berdoa semampuku tanpa pernah bisa memejamkan mata, baru setelah kami kembali menemukan jalan raya aku bisa bernafas lebih lega setidaknya kini kami tidak sendirian lagi, rasanya seperti baru keluar dari tembok labirin. Akhirnya kami tiba di tempat tujuan sekitar pukul setengah empat lewat, terlambat sekitar tiga puluh menit dari biasanya.


Setelah mempersiapkan segalanya yang akan dibawa maka tujuan kami selanjutnya adalah kota hujan, aku kesana hanya untuk mengantar adekku yang ada kepentingan disana. Pukul 12 siang kami sudah siap dan menyempatkan untuk makan siang dahulu dan menjamak sholat dzuhur dan ashar karena perjalanan mungkin akan lama. Jam satu kami sudah siap dipinggir jalan menanti travel yang akan mengantar kami yang ternyata terlambat tigapuluh menit dari waktu yang dijanjikan. Perjalanan yang lebih menyenangkan dari kemarin, kemacetan yang sempat menghadang bisa dilalui tanpa memakan banyak waktu, supir travel yang sangat lihai membawa mobil melaju kencang sepanjang tol Bandung - Bogor. Meski awal-awal perjalanan aku agak mual mungkin karena masuk angin namun setelah istirahat sejenak di tol cikampek semuanya kembali normal, sesekali aku tertidur dan sesekali aku menikmati suasana sepanjang perjalanan. Saat keluar pintu tol Jagorawi kulihat terminal yang dulu terakhir aku kunjungi sekitar lima tahun yang lalu (Terminal Baranangsiang). Aku putuskan untuk tidak melanjutkan tidurku, aku berusaha memutar ingatanku ke lima tahun silam akan jalanan-jalanan yang pernah kulalui di kota yang banyak memiliki pohon-pohon besar ini, jalan yang banyak kulalui dengan berjalan kaki bersama teman-teman dulu saat Gladi di Kandatel Bogor. Setelah mengantar penumpang lainnya akhirnya kami tiba menjelang isya di rumah Bude meski harus nyasar dulu hampir sampai Parung gara-gara aku salah menunjuk jalan (Maaf ya pak sopir...untung pak sopirnya baik jadi ga marah hihihi...^^)


Tugasku kini sudah selesai mengantarkan adikku kini saatnya aku kembali karena memang tak ada hari libur yang mengijinkanku untuk berlama-lama di kota seribu angkot itu. Karena tidak ada kendaraan yang langsung menuju Tegal aku memutuskan pulang ke Tegal dari Jakarta. Setelah mencoba menghubungi beberapa teman akhirnya malam sebelumnya aku memutuskan untuk mampir bermalam dulu di tempat temanku di kawasan Cilandak. Ba'da ashar aku berpamitan dengan bude dan adikku, dengan menggunakan bis tanggung aku sampai di terminal Baranangsiang sekitar pukul empat lewat. Setelah melewati jembatan penyebrangan aku masuk lewat pintu belakang terminal, kuamati satu-persatu tulisan yang tertulis di atas bis yang berjajar di terminal namun tak kutemukan tulisan yang aku cari. "Malu bertanya sesat dijalan" akhirnya aku bertanya pada salah satu petugas peron bis dengan jurusan yang aku cari dan ternyata bis tersebut ada di pintu depan. Langsung saja aku langkahkan kaki secepat mungkin ke pintu depan terminal, benar saja disana ada satu bis berwarna merah (aku lupa nama bisnya) dengan tulisan Bogor-Lebak Bulus via TB Simatupang. Aku duduk dikursi paling depan dekat pintu agar lebih mudah turun dan bisa melihat lebih mudah arah yang aku tuju, tepat setengah lima bis-pun meninggalkan terminal dan sepertinya bis yang aku naiki adalah bis terakhir.

Ba'da maghrib aku tiba memasuki kawasan Cilandak setelah menikamati macetnya tol Bogor-Jakarta disore hari, dengan Bismillah aku memutuskan turun di sebuah perempatan saat kondektur meneriakkan "Cilandak...cilandak..."karena pikirku jika turun di lebak bulus bisa jadi akan bolak-balik. Ternyata benar perkiraanku dari perempatan aku hanya tinggal sekali menumpang angkutan untuk sampai ke tempat temanku di asrama kampus IIP.



Esoknya hari Minggu pagi adalah perjalanan terakhirku, yup perjalanan kembali menuju rumahku. Diantar temanku kami menuju terminal lebak bulus, setelah membeli karcis sebuah bis ekonomi AC aku langsung mencari tempat duduk dan ternyata aku terlambat sehingga harus puas untuk dapat kursi di tengah-tengah (sebenarnya aku lebih suka duduk di depan). Jam delapan lewat bis meninggalkan terminal menuju kota bahari yang membawa penumpang yang mungkin sebagian besar orang Tegal (dilihat dari logat bicara mereka). Perjalanan pulang yang cukup menegangkan 2 kali bis yang kutumpangi mengalami pecah ban di tol cikampek dan hampir lima jam kami terjebak macet di daerah Klampok Brebes yang bener-bener bikin senewen para penumpangnya. Jadilah aku yang seharusnya sampai di terminal Tegal sekitar pukul tiga sore harus mau menerima kenyataan bahwa baru jam delapan malam kami tiba di terminal (12 jam di dalam bis, nikmatnya....). Aku masih belum bisa bernafas lega karena perjalanan kerumah masih panjang apalagi malam hari. Beberapa kali Ibu dan Bapakku yang sedang diluar kota memantau keberadaanku dan menyarankan agar akau tidak usah pulang kerumah melainkan menginap dirumah teman saja namun setelah kupertimbangkan akhirnya aku memilih meminjam motor seorang teman untuk pulang kerumah. Dengan mengumpulkan segenap keberanian dan berbekal bismillah akhirnya kurang lebih dalam tiga puluh menit aku sampai juga dirumah (kalau ga salah saat itu jam sembilan kurang sedikit). Alhamdulillah... Semua hanya karena Allah aku bisa kembali bertemu bantal guling

kesayanganku ^_^



Ini baru sekilas perjalananku kemarin, InsyaAllah dilain kesempatan akan kutuliskan juga hikmah sepanjang perjalanan hasil dari "muhasabah perjalanan". Pastinya kini aku kembali dengan harapan baru akan sebuah kehidupan yang lebih baik setelah kutinggalkan semua risau dan gundahku di sepanjang jejak perjalananku kemarin.

Rabu, 15 Juni 2011

Pilih jalan yang mana???

Banyak jalan menuju roma...pepatah yang mungkin sudah tak asing lagi ditelinga kita. Dan apa yang akan sedikit saya bagi ini masih berkaitan denga pepatah tersebut. sebenarnya sudah lama ingin menuliskan ini namun akhirnya baru malam ini jari-jari saya mau bergerak di atas tuts keyboard.



Sejak beberapa pekan yang lalu sebuah jembatan yang merupakan jalur utama di desa saya sedang mengalami perbaikan total sehingga jalur tersebut harus benar-benar ditutup. Awalnya yang saya tahu hanya satu hanya satu jalur alternatif yang biasa saya lalui selama perbaikan jembatan. Namun kini akhirnya saya benar-benar tahu ada 3 jalur alternatif yang bisa saya lalui untuk menuju ke kantor setiap harinya, sebenarnya tak hanya tiga namun tiga jalur ini yang merupakan jalur tercepat dari semua jalur yang mungkin dilalui. Alternatif pertama adalah melalui sebuah jalan yang membelah pedesaan dan lumayan berliku-liku karena terlalu banyak tikungan. Kondisi jalan lumayan meski tidak sepenuhnya halus namun waktu dan energi yang dibutuhkan lebih banyak alias lebih lama untuk tiba di kantor. Alternatif kedua adalah sebuah jalan baru yang membelah sawah dan kebun tebu, jalan ini memang belum resmi dibuka karena memang belum selesai pengerjaannya. Kondisi jalan sebagian halus namun selebihnya halus bergelombang dan juga masih berbatu kerikil sehingga harus ekstra hati-hati, selain itu kondisi tanah yang kering membuat jalanan ini debunya lumayan juga mengganggu mata dan hidung saya. Alternatif ketiga adalah jalur terpendek yang baru berani saya coba beberapa hari yang lalu karena memang butuh keberanian dan amat sangat ekstra hati-hati. Jalan tersebut merupakan jalur yang dibuat diatas saluran air disebelah jembatan yang sedang diperbaiki, jalur itu dibuat oleh beberapa penduduk sekitar dari anyaman bambu yang disusun menjadi sebuah jalan. Untuk melalui jalan ini para pengendara harus membayar seribu rupiah kepada para "petugas" yang mengatur lalu lintas di atas sasak (nama jalur tersebut). Jadi banyak jalan menuju kantor saya, tinggal pilih mau lewat yang mana semua ada resikonya dan juga keuntungannya.



Seperti itu juga hidup, sebenarnya banyak jalan yang bisa kita tempuh untuk sampai pada sesuatu yang kita impikan, pada sesuatu yang kita inginkan. Ada jalan yang mudah dan kilat, ada jalan yang berliku dan panjang, ada yang jalannya cepat namun medan yang harus dilalui cukup sulit dan ada juga yang jalannya panjang namun semulus jalan tol. Mungkin pilihan pertama sudah pasti yang diinginkan sebagian besar dari kita, jalan yang mudah namun kilat alias kita bisa mendapatkan apa yang kita inginkan dengan cepat dan mudah.



Bersyukurlah jika diantara teman-teman hingga detik ini masih diberi jalan yang mudah dan cepat untuk meraih sesuatu, semoga itu menjadikan kita lebih banyak dan banyak lagi bersyukur. Lalu bagaimana dengan kita yang harus melalui jalan yang panjang dan berliku untuk memperoleh mimpinya dan mendapatkan apa yang diinginkannya? Tetaplah bersyukur! Dari jalan yang panjang itu Allah ingin kita belajar lebih banyak, dari jalan yang sulit itu Allah ingin kita dapat memetik nilai-nilai kehidupan yang berharga. Kita semua dihadapkan pada banyak pilihan jalan hidup yang terkadang sadar atau tidak yang nampak dihadapan kita hanya ada satu jalan, memang dari banyak pilihan itu kita harus memutuskan jalan mana yang akan kita pilih. Kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi sepanjang perjalanan itu, siapa yang kita temui disepanjang perjalanan itu dan apa yang akan kita dapat diujung jalan nanti apakah sesuai dengan yang kita impikan atau justru jauh dari yang kita inginkan?



Jalan manapun yang kita pilih saat ini semoga adalah jalan terbaik yang Allah swt tunjukkan untuk kita, jalan yang akan

membawa kita pada impian-impian kita, jalan yang akan membawa kita pada keridhoan-Nya. Persiapkan diri untuk berbagai macam resiko yang mungkin terjadi dan siapkan juga menerima "doorprize" dari-Nya disepanjang jalan yang sedang kita lalui ini. Dan pada akhirnya banyak jalan yang bisa kita tempuh menuju tempat akhir kita (kampung akhirat). Ada jalur cepat atau jalur lambat, ada jalur yang aman-aman saja dan mudah dilalui namun ada juga jalur yang sulit serta penuh resiko. Jalur manapun yang kita pilih semoga tujuan kita masih sama yaitu kita bisa dikumpulkan kembali di Firdaus-Nya. Amin



*) Sebuah renungan kecil saat jiwa lelah meniti langkah

JUJUR, Begitu berharganya???

Sore ini melihat berita disalah satu stasiun televisi tentang kasus yang sedang jadi perbincangan yaitu tentang "Mencontek masal". Miris mengatakannya namun munkin inilah realita yang harus kita sadari, jika mau diungkap kegiatan mencontek masal tak hanya terjadi di satu dua tempat yang muncul ditelevisi. Mungkin hampir sebagian besar siswa sekolah dinegeri ini pernah melakukannya (semoga perkiraanku ini keliru) entah dalam sekala ujian nasioanal atau hanya sebatas ulangan harian. Lantas kemanakah larinya kejujuran?

Masih ingat saat SD dulu aku sempat dikucilkan oleh teman-teman hanya karena tidak mau memberikan contekan saat ulangan harian. Memang tak lama setelah itu kami berbaikan kembali karena dengan terpaksa akhirnya dilain kesempatan kuberikan juga beberapa jawabanku. Sungguh saat itu naluriku sebagai seorang anak kecil sesungguhnya berontak melihat teman-temanku yang saling mencontek saat ulangan namun apa daya seorang gadis kecil yang tak punya keberanian untuk melawan. Namun akhirnya aku membuat aturan sendiri bahwa aku tak akan memberikan jawabanku jika temanku tak memberikan jawabannya padaku. Untuk memastikan temanku tak bermain curang kadang aku tanyakan soal-soal yang sebenarnya aku sudah tahu jawabannya namun kenyataannya tetap saja ada teman-temanku yang bermain curang dengan memberi jawaban salah terutama rival-rivalku. Akhirnya aku lebih sering berbohong dengan mengatakan bahwa jawaban dari soal-soal yang mereka tanyakan belum aku jawab. Sungguh benar-benar dilema...

Namun beranjak dewasa akhirnya aku semakin cuek, melihat teman-teman yang saling contek sudah menjadi hal yang biasa meski untuk melakukannya sendiri aku tak cukup berani sampai-sampai seorang teman sempat kesal karena aku tak berani membuka buku saat ulangan padahal kesempatan itu sudah ada. Aku masih ingat saat itu ulangan sejarah kelas 2 SMP, kebetulan sekali kami mendapat tempat duduk yang ada lacinya (tempat duduk kita berputar setiap harinya) buku paket sudah kami siapkan dilaci tempat dudukku yang memang meja diatasnya agak berlubang sehingga kami pikir akan lebih mudah mencontek. Sebelum ulangan kami juga sudah latihan (kalau diingat lucu juga) :D. Dan tibalah saat ulangan, temanku yang bertugas memperhatikan gerak gerik guru kami langsung menyuruhku membuka buku begitu melihat ada kesempatan, ku coba melihat dari lubang diatas meja namun tak banyak tulisan yang bisa terbaca. Waktu sudah hampir habis namun kami belum berhasil menemukan jawaban yang kami cari, temanku mulai agak kesal karena aku tak berani menarik buku dari laci agar lebih mudah mencari jawaban. Posisi dudukku yang dekat dinding dianggap aman oleh temanku untuk mencontek sambil dia terus mengawasi gerak gerik guru kami namun akhirnya hingga waktu habis kami tetap tak berhasil mencontek. Temanku agak kesal namun akhirnya dia memaklumi, apalagi tanpa mencontek nilai kami saat itu masih terbilang bagus.

Sepanjang aku mengenyam bangku sekolah kejujuran merupakan suatu barang langka, yang jujur itu mujur tak berlaku disana melainkan yang jujur itu ancur. Anak-anak yang berusaha jujur biasanya cenderung dikucilkan, dianggap sok dan tidak setia kawan karena tidak mau membantu teman-temannya. Siapa yang betah betah jika dikucilkan? Mungkin itulah alasan yang akhirnya membuat beberapa dari kita menggadaikan kejujuran yang kita miliki atau mungkin banyak alasan lain yang mengharuskan kejujuran itu lepas dari genggaman kita. Pernah aku baca disebuah tabel kriteria seorang CEO sukses bahwa kriteria yang pertama bukan kepandaian melainkan kejujuran. KEJUJURAN sungguh barang langka yang mahal dan amat sangat berharga sehingga tidak semua orang sanggup memilikinya.


*)Catatan kecil dari seseorang yang ingin mencari kembali sebuah kejujuran(nya) yang hilang

Kamis, 02 Juni 2011

Bersama Membuka Jendela Dunia untuk Kemajuan Bangsa

Oleh: N.Dhyra
(Diikutkan dalam lomba menulis di facebook yang diselenggarakan oleh BAPPEDA dalam rangka HUT kab. Tegal)

    Dalam era yang serba cepat ini dimana arus globalisasi, demokratisasi dan juga perkembangan teknologi informasi dan komunikasi begitu gencarnya, menuntut setiap individu untuk melek teknologi. Namun apakah kita tahu dari mana sesungguhnya akar dari perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat ini?
    Kecanggihan teknologi informasi yang berkembang saat ini ternyata berakar dari sebuah budaya yang sederhana yaitu budaya membaca. Mengapa budaya membaca dikatakan sebagai akar dari kebangkitan teknologi yang merupakan indikasi kemajuan suatu bangsa?
Mungkin kita sudah seringkali mendengar bahwa kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh tinggi rendahnya budaya baca masyarakatnya. Sejarah telah membuktikan bahwa buku dan budaya baca merupakan kunci perubahan dunia, sehingga tak salah jika dikatakan buku adalah jendela dunia. Hal itu bisa kita lihat dari kemajuan negara-negara seperti Amerika, Korea, Jepang yang mengawali kemajuan negara mereka dengan ketekunannya membaca.
Sebenarnya manfaat budaya membaca bagi kunci kemajuan suatu bangsa juga dapat dilihat dari sejarah bangsa kita sendiri. Para tokoh pendiri Republik Indonesia ini adalah mereka-mereka yang membangun intelektualnya melalui budaya membaca. Bung Karno, Bung Hatta, Hamka, R.A.Kartini dan tokoh-tokoh sekaliber mereka lainnya sungguh mempunyai komitmen dan kecintaan yang luar biasa terhadap dunia membaca.
    Jadi budaya membaca sebenarnya merupakan warisan dari para pendiri bangsa ini yang mungkin kini telah tergeser oleh budaya-budaya lain yang terbentuk seiring perubahan kondisi dan situasi di negara kita ini. Seperti yang pernah dikatakan oleh A.M. Fatwa bahwa membaca adalah warisan yang terputus bagi bangsa Indonesia.
    Bahkan berdasarkan survei UNESCO, budaya baca masyarakat Indonesia berada di urutan ke-38 dari 39 negara dan merupakan yang paling rendah di kawasan ASEAN. Indeks Membaca masyarakat Indonesia saat ini baru sekitar 0,001, artinya dari seribu penduduk, hanya ada satu orang yang masih memiliki minat baca tinggi. Bukan itu saja, kemampuan anak-anak Indonesia dalam menguasai bahan bacaan juga rendah, hanya 30%, memang sungguh memprihatinkan melihat keadaan tersebut.
    Wilayah kabupaten Tegal sebagai bagian kecil dari bangsa ini sudah sepatutnya ikut mendukung dan berperan aktif terhadap segala hal yang mampu meningkatkan kemajuan bangsa. Jika membaca dapat mendorong kemajuan suatu masyarakat maka mengapa kita tidak menumbuhkan kembali budaya membaca di wilayah kabupaten Tegal ini sebagai salah satu usaha menuju masyarakat yang maju? Melihat dari Indeks Membaca Indonesia secara keseluruhan yang hanya 0,001 lalu bagaimana dengan Indeks Membaca di kabupaten Tegal sendiri?
    Sebenarnya tinggi rendahnya minat baca masyarakat dipengaruhi oleh faktor internal maupaun eksternal dari masing-masing individu dimana factor internal-lah yang cenderung lebih dominan. Rendahnya minat baca dikalangan masyarakat kita ini tak dipungkiri karena masyarakat kita belum  menempatkan buku sebagai kebutuhan pokok, setelah  pangan, sandang, dan papan.
    Namun saya yakin dari sekian banyak masyarakat Indonesia khususnya kabupaten Tegal, pasti masih ada orang-orang yang peduli terhadap kelangsungan budaya membaca di wilayah kabupaten Tegal ini walau hanya sedikit. Dari yang sedikit ini tidak menutup kemungkinan akan memiliki pengaruh yang besar jika terus dikembangkan dan mendapat dukungan dari seluruh stakeholder yang terkait. 
Jadikan membaca sebagai kegiatan wajib dalam rutinitas kita, sediakan waktu efektif walau sebentar bagi otak kita untuk mendapat asupan gizi tentunya dengan bahan-bahan bacaan yang positif. Berbeda dengan menonton atau mendengar yang cenderung pasif, membaca mengaktifkan kemampuan berpikir dan analisis. Membaca membantu meningkatkan kemampuan konsentrasi dan memicu rasa ingin tahu. Membaca juga memberi peluang lebih luas untuk berimajinasi.
    Saat ini mulai bermunculan perpustakaan desa, taman baca, rumah baca atau pojok-pojok baca di tempat-tempat umum. Namun sekali lagi fasilitas-fasiltas tersebut tak akan efektif jika tidak dikelola secara optimal. Untuk mengelola secara optimal maka diperlukan SDM yang mampu dan memang memiliki ketertarikan serta kepedulian terhadap perkembangan budaya baca dan kemajuan kabupaten Tegal kita yang tercinta ini. Sehingga segala aktifitas dan kegiatan yang dilakukan tak hanya sekedar menggugurkan kewajiban melainkan disertai rasa tanggungjawab yang besar.
    Beberapa fakta yang yang pernah saya temui adalah, banyak perpustakaan sekolah yang mati tidak berkembang sama sekali. Beberapa pojok baca yang hanya jadi etalase karena buku-buku yang dipajang tak mampu menarik minat orang untuk membacanya. Ada perpustakaan desa yang meski sudah menerima bantuan dari pemerintah namun tak ada yang mengelola sehingga buku-buku yang ada hanya tersusun rapi di lemari. Perpustakaan keliling yang mungkin keberadaannya dirasa masih sangat kurang karena rute yang ada belum menjangkau seluruh wilayah kabupaten Tegal.
    Namun permasalahan-permasalahan tersebut tidak sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemerintah. Kita sebagai bagian dari masyarakat juga harus ikut berperan aktif jika kita masih peduli dengan kemajuan bangsa ini. Beberapa langkah sederhana yang mungkin bisa dilakukan, sediakan selalu buku atau bahan bacaan dimanapun kita berada, di meja kerja kita, di dalam tas, di kendaraan sehingga dimanapun kita berada isilah waktu luang dengan membaca.
Biasakan untuk memberi hadiah berupa buku, jadi bagi mereka yang tak gemar membacapun lama kelamaan akan penasaran dengan buku-buku yang sering diterimanya. Jangan pernah pelit meminjamkan buku kita karena ada sebagian dari kita yang sangat rindu membaca namun terhalang oleh keterbatasan ekonomi. Meski terkadang ada perasaan khawatir jikalau buku yang kita pinjamkan  akan rusak namun dengan meminjamkan buku yang bermanfaat kita telah ikut berperan dalam meningkatkan budaya baca dilingkungan sekitar kita.
    Jadikan perpustakaan, taman baca, rumah baca atau pojok baca menjadi tempat yang selalu dirindukan untuk dikunjungi. Rubahlah imej perpustakaan sebagai tempat yang membosankan menjadi tempat yang menyenangkan. Buatlah ruang baca yang colorful dan nyaman, kita bisa menjadikan permainan sebagai salah satu cara untuk menarik dan meningkatkan minat baca anak-anak. Meski awalnya mereka datang tidak untuk membaca namun pada akhirnya mereka akan terpancing untuk membaca.
Bagi pemerintah sendiri diharapkan dapat memberi perhatian lebih dan tidak mempersulit birokrasi bagi menculnya taman-taman baca di lingkungan kabupaten Tegal. Diharapkan dengan meningkatnya minat baca dilingkungan kabupaten Tegal maka dapat meningkatkan Indeks Membaca yang juga mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Jangan sampai IPM yang sudah rendah akan makin terpuruk dengan rendahnya Indeks Membaca. Sebagai informasi berdasarkan laporan UNDP pada tanggal 4 November 2010, IPM Indonesia berada pada level 0.6 atau berada dibawah 107 negara berkembang dalam kategori Medium Human Development. Jangan hanya memfokuskan sasaran pembangunan pada sektor ekonomi saja, hal itu memang penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun mari kita coba ikut membangun melalui sektor lain yang tak kalah pentingnya sehingga pada saatnya nanti seluruh sektor akan bertemu pada satu titik yaitu kabupaten Tegal yang maju.
Bukan sesuatu yang mustahil jika beberap tahun kedepan, budaya membaca ini bisa membawa kabupaten Tegal menjadi daerah yang maju. Namun sekali lagi hal tersebut tak akan mudah jika hanya dilakukan oleh segelintir orang, perlu partisipasi dan dukungan dari berbagai pihak. Bukan tidak mungkin suatu saat nanti disetiap desa, setiap RW atau bahkan disetiap RT di kabupaten Tegal ini akan memiliki perpustakaan sendiri untuk memenuhi kehausan membaca dari masyarakatnya.
Akhir dari  tulisan ini saya ingin sedikit mencuplik beberapa ayat Al-Qur’an terkait dengan pentingnya budaya membaca. Jika tak sedemikian banyak manfaatnya, tentulah bukan membaca yang diperintahkan Allah pertama kali pada Nabi SAW lewat surat Al-'Alaq :"Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia daripada segumpal darah. Bacalah...! Dan Tuhanmulah yang paling Pemurah, yang mengajarkan manusia dengan perantaraan kalam. Dia mengajar manusia apa yang tidak ia ketahui.”
(QS: Al-‘Alaq: 1-5).
***

Kamis, 26 Mei 2011

Insha Allah (Maher Zain)

Insha Allah

By: Maher Zain

Everytime you feel like you cannot go on
You feel so lost
That your so alone
All you is see is night
And darkness all around
You feel so helpless
You can’t see which way to go
Don’t despair and never loose hope
Cause Allah is always by your side

Insha Allah x3
Insya Allah you’ll find your way

Everytime you commit one more mistake
You feel you can’t repent
And that its way too late
Your’re so confused, wrong decisions you have made
Haunt your mind and your heart is full of shame

Don’t despair and never loose hope
Cause Allah is always by your side
Insha Allah x3
Insya Allah you’ll find your way
Insha Allah x3
Insya Allah you’ll find your way

Turn to Allah
He’s never far away
Put your trust in Him
Raise your hands and pray

OOO Ya Allah
Guide my steps don’t let me go astray
You’re the only one that showed me the way,
Showed me the way x2
Insyaallah x3
Insya Allah we’ll find the way

For the Rest of My Life Lyrics (Maher Zain)

For the Rest of My Life Lyrics

By: Maher Zain

I praise Allah for sending me you my love
You found me home and sail with me
And I`m here with you
Now let me let you know
You`ve opened my heart
I was always thinking that love was wrong
But everything was changed when you came along
OOOOO
And theres a couple words I want to say

For the rest of my life
I`ll be with you
I`ll stay by your side honest and true
Till the end of my time
I`ll be loving you. loving you
For the rest of my life
Thru days and night
I`ll thank Allah for open my eyes
Now and forever I I`ll be there for you

I know that deep in my heart
I feel so blessed when I think of you
And I ask Allah to bless all we do
You`re my wife and my friend and my strength
And I pray we`re together eternally

Now I find myself so strong
Everything changed when you came along
OOOO
And theres a couple word I want to say

For the rest of my life
I`ll be with you
I`ll stay by your side honest and true
Till the end of my time
I`ll be loving you. loving you
For the rest of my life
Thru days and night
I`ll thank Allah for open my eyes
Now and forever I I`ll be there for you

I know that deep in my heart now that you`re here
Infront of me I strongly feel love
And I have no doubt
And I`m singing loud that I`ll love you eternally

For the rest of my life
I`ll be with you
I`ll stay by your side honest and true
Till the end of my time
I`ll be loving you.loving you
For the rest of my life
Thru days and night
I`ll thank Allah for open my eyes
Now and forever I I`ll be there for you

I know that deep in my heart

Artist: Maher Zain
Album: Thank You Allah
Copyright: Awakening Records 2009

Selasa, 10 Mei 2011

Manfaat Air Putih....(Selamat Mencoba....^^)

Dari sebuah blog saya mendapatkan postingan yang menurut saya sangat bermanfaat untuk kita menjaga kesehatan kita. Di Jepang saat ini sangat digemari mengkonsumsi air putih karna bisa digunakan untuk membantu proses penyembuhan berbagai jenis penyakit baik yang sudah lama maupun masih baru.

Beberapa jenis penyakit tersebut yaitu: sakit kepala, gatal2, sistem jantung, arthritis/radang sendi, jantung berdebar2, epilepsy, kelebihan lemak, bronchitis, asma, TB, meningitis (radang selaput otak atau sumsum tulang belakang), ginjal, vomiting/muntah-muntah, penyakit lambung, diare, piles, diabetes, sembelit, penyakit mata, rahim, kanker, menstruasi tidak teratur, dan THT.

Caranya:
1. segera setelah anda bangun tidur di pagi hari sebelum anda menggosok gigi, minum air putih sebanyak 4 gelas ukuran 160cc. artinya anda harus minum 4x160cc = 660cc
2. Jangan makan apa-apa selama 45 menit. namun anda boleh menyikat gigi anda.
3. setelah 45 menit anda boleh sarapan seperti biasa
4. mulai dari 15 menit setelah sarapan, makan siang, dan makan malam hingga 2 jam setelahnya, jangan makan dan minum apapun
5. bagi yang tidak kuat minum 4 gelas ukuran 160cc bisa memulainya dengan meminum lebih sedikit namun usahakan tiap hari ditambah hingga sanggup menghabiskan 4 gelas tiap paginya
6. cara ini bermanfaat membantu penyakit diatas dan menjaga tubuh kita agar tetap sehat.
7. Treatment ini tidak menimbulkan efek negatif apapun kecuali banyak kencing hehe....

Directions:Berapa hari yang dibutuhkan untuk menyembukan penyakit tersebut?
1. darah tinggi - 30 hari
2. penyakit lambung - 30 hari
3. diabetes - 30 hari
4. sembelit - 10 hari
5. kanker - 180 hari
6. TB - 90 hari
7. khusus pasien arthirtis/radang sendi: untuk minggu pertama, lakukan treatment diatas 3 hari saja. baru pada minggu-minggu selanjutkan dilakukan treatmen harian.

Demikian postingan ini saya copas dari http://kalasnikhov.multiply.com/, bila anda merasa postingan ini bermanfaat silahkan di forward atau di copas, siapa tahu dengan izin Allah lewat postingan ini kita bisa membantu menyelamatkan nyawa orang lain.

Wassalam

Keep healthy, drink water ^^

Selasa, 01 Februari 2011

Syembara Menulis Cerpen Forum Sastra Bumi Pertiwi 2011

Deadline: 25 Maret 2011

Syarat lomba :

1. Peserta adalah warga Negara Indonesia tanpa batasan usia
2. Naskah berbahasa Indonesia, diketik di kertas kuarto, spasi ganda, font Times News Roman ukuran 12
3. Panjang naskah 4-8 halaman, margins 3 cm
4. Naskah harus asli, bukan terjemahan, saduran atau hasil plagiat
5. Tema bebas, namun diharapkan mengandung manfaat/ pesan moral bagi pembaca
6. Naskah belum pernah dipublikasikan di media manapun dan tidak sedang diikutsertakan dalam sayembara lain
7. Sertakan sinopsis cerpen di halaman terpisah, maksimal 150 kata
8. Setiap peserta boleh mengirimkan lebih dari satu cerpen
9. Setiap naskah diberi judul, nama penulis, biografi singkat penulis, no Hp, email dan
10. alamat rumah
11. Setiap cerpen /setiap judul naskah yang diikutsertakan wajib membayar uang pendaftaran RP 10.000,- (uang ini nantinya akan digunakan untuk pembuatan antologi dan sebagian disumbangkan untuk membantu korban bencana alam) Jika peserta mentransfer Rp. 50.000,- maka peserta berhak mengirimkan 1 sampai 5 judul naskah cerpen, atau 1 sampai 5 orang penulis dengan masing-masing 1 judul naskah cerpen.
12. Uang pendaftaran ditransfer ke Bank BRI No Rekening : 5412-01-013576-53-1a/n Abdur Rahim. jika melalui ATM bersama ditambah kode Bank BRI : (002) diikuti nomor rekening 5412-01-013576-53-1 (kode berlaku untuk seluruh bank)
13. Bukti transfer discan atau difoto, lampirkan beserta naskah cerpen, lalu kirim ke email: fsbp@ymail.com cc : fsbp2@yahoo.co.id
14. Format subject (FSBP-Nama Penulis-Judul Naskah). Contoh: FSBP-Kurniawan- Senja
15. Karya peserta diterima panitia paling lambat tanggal 25 Maret 2011
16. Pemenang diumumkan pada tanggal 25 Mei 2011 di blog FSBP http:// forumsastrabumipertiwi.blogspot.com atau Facebook : Fs Bumi Pertiwi dan Forum Sastra Bumi Pertiwi
17. Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat

Hadiah:

* Pemenang 1 uang tunai Rp 3.000.000,- + piagam penghargaan + antologi cerpen pemenang
* Pemenang 2 uang tunai Rp 2.000.000,- + piagam penghargaan + antologi cerpen pemenang
* Pemenang 3 uang tunai Rp 1.000.000,- + piagam pengahrgaan + antologi cerpen pemenang
* 20 pemenang harapan mendapat piagam penghargaan + antologi cerpen pemenang

Contact person: Abdur Rahim (085767601378)

Get Well Soon My Sweety

  Ini adalah catatan pertamaku di tahun 2022, catatan pertama yang diawali dengan kesedihan. Kesedihan karena tulisan ini aku buat saat seda...