Minggu, 20 Desember 2009

MERENGKUH CINTA DALAM BUAIAN PENA

Saya lupa dari mana mendapat catatan ini, yang pasti setelah membaca kembali catatan ini di flasdisk saya langsung tertarik dan semoga diijinkan untuk me-repost catatan ini di FB saya. Siapapun yang memiliki catatan ini, mohon ijinnya ya.....^^

Selamat membaca semoga bermanfaat...
====================================================
*MERENGKUH CINTA DALAM BUAIAN PENA*

Al-Hubb FiLlah wa LiLlah,

Abu Aufa *

*) Penulis buku Diari Kehidupan 2, telah diterbitkan oleh PT Syaamil Cipta Media, Bandung, 2004, Catatan: Tulisan ini adalah hasil editing dari tulisan lamanya Abu Aufa yang berjudul Usah Kau Lara Sendiri.


Ya, ALLAH,

Aku berdoa untuk seorang wanita,
yang akan menjadi bagian dari hidupku.
Seorang yang sungguh mencintaiMU lebih dari segala sesuatu.
Seorang wanita yang akan meletakkanku pada posisi kedua di hatinya setelah Engkau.
Seorang wanita yang hidup bukan untuk dirinya sendiri tetapi untukMU.

Seseorang yang memiliki hati yang bijak bukan hanya otak yang cerdas.
Seorang wanita yang tidak hanya mencintaiku tetapi juga menghormati aku.
Seorang wanita yang tidak hanya memujaku tetapi dapat juga menasehati ketika aku berbuat salah.
Seorang yang mencintaiku bukan karena ketampananku tetapi karena hatiku.
Seorang wanita yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam tiap waktu dan situasi.
Seseorang yang dapat membuatku merasa sebagai seorang pria ketika berada disebelahnya.

Aku tidak meminta seorang yang sempurna,
Namun aku meminta seorang yang tidak sempurna,
sehingga aku dapat membuatnya sempurna dimataMU.
Seorang wanita yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya.
Seorang wanita yang membutuhkan doaku untuk kehidupannya.
Seseorang yang membutuhkan senyumanku untuk mengatasi kesedihannya.
Seseorang yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya menjadi sempurna.

Dan aku juga meminta:
Jadikanlah aku menjadi seorang pria yang dapat membuat wanita itu bangga.
Berikan aku sebuah hati yang sungguh mencintaiMU,
sehingga aku dapat mencintainya dengan cintaMU,
bukan mencintainya dengan sekedar cintaku.

Berikanlah SifatMU yang lembut sehingga ketampananku datang dariMU bukan dari luar diriku.
Berilah aku tanganMU sehingga aku selalu mampu berdoa untuknya.
Berikanlah aku penglihatanMU sehingga aku dapat melihat banyak hal baik dalam dirinya
dan bukan hal buruk saja.
Berikan aku mulutMU yang penuh dengan kata-kata kebijaksanaanMU dan pemberi semangat, sehingga aku dapat mendukungnya setiap hari, dan aku dapat tersenyum padanya setiap pagi.

Dan bilamana akhirnya kami akan bertemu, aku berharap kami berdua dapat
mengatakaan "betapa besarnya Tuhan itu karena Engkau telah memberikan
kepadaku seseorang yang dapat membuat hidupku menjadi sempurna".

Aku mengetahui bahwa Engkau menginginkan kami bertemu pada waktu yang
tepat dan Engkau akan membuat segala sesuatunya indah pada waktu yang
Kautentukan.

Selasa, 08 Desember 2009

Sekelumit Aku dan ibuku (part 2)

Maaf ibu aku membuatmu panik…
Pernah suatu ketika kami pulang dari rumah nenek mengendarai sepeda motor tahun 80-an, saat itu usiaku baru beranjak 3 tahun. Tiba – tiba ditengah jalan hujan deras dan ternyata kami lupa membawa jas hujan. Sejenak kami berteduh disebuah rumah di pinggir jalan, hari semakin sore dan hujanpun belum terlihat akan berhenti. Ibu sangat khawatir melihatku yang mulai kedinginan, ibu merasa bersalah karena lupa membawa jas hujan sehingga aku harus ikut hujan – hujanan. Perjalanan masih cukup jauh, meski belum reda tapi hujan sudah tidak terlalu deras. Daripada kemalaman dijalan kami memutuskan melanjutkan perjalanan. Melihatku yang hanya diam tidak merengek sedikitpun, ibu sangat khawatir. Sampai – sampai ibu “membungkusku” hingga berlapis – lapis. Ibu hanya ingin memastikan bahwa aku tidak kedinginan, tak terbayangkan seperti apa rupaku saat itu. Dari mulai jaket, selimut bayi hingga karung goni yang diberikan pemilik rumah tempat kita berteduh, rapat membungkus tubuhku.

Masih di usia tiga tahunku, saat itu hari sudah mulai malam aku mendadak muntah – muntah. Bapak dan ibu panik dan langsung membawaku ke dokter terdekat. Melihat wajahku yang pucat yang hanya diam, ibu semakin kasihan padaku. Begitu namaku dipanggil ibu langsung masuk keruang dokter. Tidak lama setelah dokter memeriksa keadaanku, aku langsung dirujuk untuk dirawat dirumah sakit kabupaten. Saat itu ibu semakin panik melihat anak pertamanya lemah lunglai tak berdaya, usiaku masih balita namun harus merasakan ditusuk jarum infus. Kurang lebih lima hari aku benar – benar terkapar dan lima hari itu pula ibu tak pernah jauh dariku. Ibu tak tega saat melihat suster mengambil sample darah dari tubuh kecilku. Saat melihatku mulai riang kembali itulah saat terindah bagi ibu. Terima kasih ibu telah merawatku.

Tidak hanya berhenti disini, kepanikan yang kubuat masih berlanjut hingga aku duduk dibangku sekolah dasar, “Maafkan eka ibu, lagi – lagi membuatmu panik”. Mungkin karena terlalu sering bepergian jarak jauh menggunakan sepeda motor atau mungkin memang kondisi badanku yang lemah. Saat itu usiaku kurang lebih delapan tahun, dokter mendiagnosa bahwa aku terkena penyakit bronchitis. Penyakit paru – paru basah yang sering kali menyebabkanku sulit untuk bernafas. Setiap kali penyakitku kambuh, nafas bagaikan “mau putus”. Ya, aku nyaris putus asa setiap kali penyakitku kambuh, apakah hidupku masih lama lagi? Ibu yang selalu setia menggosok punggungku agar aku bisa bernafas, ibu yang selalu ada saat aku butuh sesuatu, ibu yang selalu terjaga saat aku tak bisa tidur jika sedang kambuh. Akhirnya setelah berkonsultasi dengan dokter, demi kesembuhan putri tercintanya Bapak dan Ibu memutuskan agar aku dirawat jalan selama 2 tahun. Selama dua tahun hidupku tak pernah putus dari obat karena jika sehari saja aku lupa minum obat maka pengobatan harus dimulai lagi dari awal. Masa – masa yang berat yang membuatku kini paling “takut” minum obat. Saat aku hanya bisa menangis karena tak mau minum obat, dengan lembutnya ibu terus membujukku sampai aku menurut. Alhamdulillah seperti kata dokter, jika tidak ada keturunan maka penyakitku pasti akan sembuh. Karena ibu pula yang sabar merawatku, aku masih bisa “bernafas” hingga saat ini. Terima kasih ibu…^^

Ibu, aku mulai kesal denganmu…
Aku yang mulai beranjak dewasa, aku yang mulai belajar mencari jatidiri, aku yang mulai menemukan duniaku sendiri, aku merasakan ada yang beda pada diriku. Ya, sikap ibu berbeda tidak seperti ibu teman – temanku. Ibu tak selalu memberikan apa yang aku minta, uang saku-ku sangat kecil jika dibandingkan dengan teman – teman, ibu tidak mengerti apa yang aku inginkan. Aku juga ingin seperti teman – temanku, ingin punya kaos dan jam tangan yang lagi tren saat itu. Aku juga ingin nonton konser bareng teman – teman. Aku ingin dapat hadiah saat jadi juara kelas. Aku ingin ini, ingin itu dan macam – macam keinginan yang menurutku masih wajar – wajar saja. Tapi kenapa ibu sulit sekali menuruti keinginanku…

Tanggungjawabku mulai ditambah, aku harus membantu ibu menyelesaikan pekerjaan rumah. Mencuci baju, menyetrika, menyapu, cuci piring bahkan kadang memasak nasi…aku masih ingin bermain ibu! Memang sejak aku SD kelas 6, kami sepakat tidak lagi memakai jasa pembantu rumah tangga, pekerjaan dilakukan bersama, sebagai gantinya aku dan adikku bisa mendapat tambahan uang jajan. Tapi…waktu bermaninku jadi berkurang, waktu nonton tv juga berkurang. Tak jarang aku mengeluh tapi ibu selalu sabar menghadapi keluhanku dan mengatakan bahwa ini semua demi kebaikkanku nanti.

Namun saat aku beranjak dewasa, akhirnya aku sadar bahwa engkau ingin mengajariku banyak pelajaran kehidupan sebagai bekalku kelak dimasa depan. Semuanya engkau lakukan karena engkau sangat menyayangi anak – anakmu. Hal – hal yang dulu pernah membuatku kesal, kini justru aku syukuri. Terima kasih ibu…

Sekelumit Aku dan ibuku (part 1)

Kasih ibu
Kepada beta
Tak terhingga
Sepanjang masa

Hanya memberi
Tak harap kembali
Bagai sang surya
Menyinari dunia

Malaikat itu bernama “Ibu”
Suatu ketika, ada seorang bayi yang siap untuk dilahirkan. Maka, ia bertanya kepada Tuhan. "Ya Tuhan, Engkau akan mengirimku ke bumi. Tapi, aku takut, aku masih sangat kecil dan tak berdaya. “Siapakah nanti yang akan melindungiku disana?".
Tuhanpun menjawab. "Diantara semua malaikat-Ku, Aku akan memilih seorang yang khusus untukmu. Dia akan merawatmu dan mengasihimu. Malaikatmu, akan terus melindungimu, walaupun nyawa yang menjadi taruhannya. Dia, sering akan melupakan kepentinganya sendiri untuk keselamatanmu."

Hening. Kedamaianpun tetap menerpa surga. Namun, suara-suara panggilan dari bumi terdengar sayup-sayup. "Ya Tuhan, aku akan pergi sekarang, tolong, sebutkan nama malaikat yang akan melindungiku...."

Tuhanpun kembali menjawab. "Nama malaikatmu tak begitu penting. Kamu akan memanggilnya dengan sebutan: Ibu..."

~Author Unknown~
(Dikutip dari sebuah catatan di internet)

Beruntung aku dilahirkan dari rahimnya, beruntung aku diberi malaikat seperti dia. Akulah buah perjuangannya antara hidup dan mati, tangisku adalah senyum bahagia baginya. Sejak saat itulah dia berjanji akan memberikan seluruh hidupnya untukku, sejak saat itulah cinta dan kasih sayangnya terus mengalir didalam darahku. Cinta terindah sepanjang zaman, cinta seorang ibu pada anaknya.

Terlahir dengan berat 2,7 kg badanku memang sangat kecil. Meski tidak melalui operasi kelahiranku yang berjalan normal tetap harus menggunakan “alat bantu” yang mengharuskan proses kelahiran dipindahkan dari puskesmas ke rumah sakit. Aku tak bisa membayangkan bagaimana rasanya ibu menahan rasa sakit yang ber jam – jam saat akan melahirkanku. Menurut dokter, melihat proses kelahiranku kemungkinan jika tidak lemah fisik maka aku akan mengalami lemah mental. Mungkin itulah yang membuat kedua orang tuaku terlalu khawatir, terlebih ibu sehingga setiap perkembanganku tak pernah luput dari perhatian ibu. Allah memang sangat sayang padaku karena telah memberiku “malaikat terbaik” yaitu ibuku.

Terima kasih ibu telah mengajariku…
Saat aku mulai belajar hal – hal baru, ibu adalah sekolah pertama bagiku. Dengan sabar dan telaten ibu mengajariku banyak hal. Setiap melihatku bisa melakukan satu hal baru adalah saat - saat paling berharga buat ibu. Saat – saat itulah yang paling dinantikan, melihat perkembanganku yang semakin baik.
Ketika aku mulai belajar berjalan dan kadang terjatuh, aku berusaha merayap dan berjalan lagi namun ku terjatuh lagi tapi ibu selalu ada disampingku seraya berkata
"Selangkah lagi sayang....ayo selangkah lagi sayang…” hingga akhirnya akupun bisa berjalan bahkan berlari menghampirinya yang siap memelukku.
Saat aku berhasil melakukan sesuatu ibu selalu memujiku “Anak ibu memang pinter…” dan akupun tersenyum. Ibu tak pernah marah saat aku mulai rewel dan tak mau melakukan perintahnya, justru kata – kata lembut yang keluar dari mulutnya.
Kini saat kubisa berjalan, berlari dan melakukan banyak hal sendiri, justru terlalu sering aku meninggalkannya disaat ibu membutuhkanku disampingnya. Ibu ingin aku mengantarnya berbelanja tetapi hanya kata maaf yang kuberi karena begitu banyak kesibukan yang menyita. Ibu ingin sejenak mengobrol denganku tapi lagi – lagi hanya kata maaf yang bisa menemani karena aku sudah ada janji rapat dikantor.

Sabtu, 05 Desember 2009

Aku kehilangan hidupku...

5 Desember 2009

Mengapa aku harus kehilangan semuanya setelah semua yang aku susun selama bertahun - tahun?
Tak pernah terpikirkan ini akan terjadi begitu saja disaat aku membutuhkan semua yang telah aku simpan selama ini.

Hampir separuh hidupku hilang, hilang begitu saja tanpa bisa aku kembalikan lagi. Berbagai cara sudah aku coba untuk mengembalikannya tapi apa hasilnya? NIHIL!
Sepertinya kini aku harus kembali memulainya dari nol, benar - benar dari nol. Untuk mengumpulkan kembali yang tersisa dari hidupku. Entah apakah ini kesalahanku atau ketidaksengajaan yang fatal, yang pasti aku sangat kehilangan kehilangan "my life".

Ya "my life", folder catatan perjalanan hidupku selama ini. Catatan hampir seluruh kisah suka dan duka yang telah aku jalani hingga detik ini. Folder sejarah hidupku yang sengaja mulai aku rintis beberapa tahun silam. Folder itu tiba - tiba raib begitu saja dari hardiskku tanpa permisi. Beberapa software recovery telah dicoba namun tetap nihil, hanya foldernya yang kembali namun catatan - catatan itu tetap hilang. Hiks...hiks...

Aku masih ingat dengan jelas kapan terakhir kali aku membukanya. Namun beberapa hari kemudian semuanya telah hilang begitu saja. Semuanya benar - benar tiba - tiba tapi seperti telah diatur sedemikian rupa oleh-Nya. Deretan peristiwa yang terjadi bersamaan dengan hilangnya folder itu seperti saling berkaitan dan teratur rapih. Disaat sebuah moment yang membuatku ingin membuka kembali "my life" justru saat itulah aku kehilangan "my life". Mungkin Allah menginginkanku untuk membuka lembaran baru hidupku.

Kini "my life" telah lahir kembali dengan mimpi dan harapan yang lebih baik dan semoga akan senantiasa menyimpan kisah - kisah yang lebih baik pula dari hidupku (my life) sebelumnya. Biarlah semua yang telah berlalu jadi sejarah dalam hidupku, kini saatnya kususun kembali lembaran - lembaran baru dalam hidupku (my life). Setidaknya masih ada sedikit catatan yang tersisa di blog-ku.

Semoga ku tak akan kehilangan hidupku lagi...^^

Kamis, 03 Desember 2009

JANGAN TAWARKAN KEISENGAN ATAS NAMA TAARUF PADA KAMI...!!!!!

Aku ingin bicara atas nama wanita, terlebih akhwat (kalau boleh sih) tolong untuk para ikhwan (atau yang merasa sebagai muslim)....bgini:

Wanita adalah makhluk yang "sempit akal" mudah terbawa emosi. Terlepas bahwa aku tidak suka pernyataan tersebut, tetapi itulah fakta. Sangat mudah membuat wanita bermimpi. Tolong, berhentilah memberi angan-angan kepada kami. Mungkin kami akan melengos kalau disapa. Atau membuang muka kalau dipuji. Namun, jujur saja, ada perasaan bangga. Bukan suka pada antum (mungkin) namun suka karena diperhatikan "lebih".

Diantara kami, ada golongan Maryam yang pandai menjaga diri. Tetapi tidak semua kami mempunyai hati suci. Jangan antum tawarkan sebuah ikatan bernama ta'aruf bila antum benar-benar belum siap akan konsekuensinya. Sebuah ikatan ilegal yang bisa jadi berumur tak cuma dalam hitungan bulan tetapi menginjak usia tahun, tanpa kepastian kapan akan dilegalkan. Tolong, pahami arti cinta seperti pemahaman Umar Al Faruq: seperti induk kuda yang melangkah hati-hati karena takut menginjak anaknya (afwan, bener ini ya riwayatnya?). Bukan mengajak kami ke bibir neraka. Dengan SMS-SMS mesra, telepon sayang, hadiah-hadiah ungkapan cinta dan kunjungan pemantapan yang dibungkus sebuah label: ta'aruf.

Tolong, kami hanya ingin menjaga diri . Menjaga amal kami tetap tertuju padaNYA.Karena janji Allah itu pasti. Wanita baik hanya diperuntukkan bagi laki-laki baik. Jangan ajak mata kami berzina dengan memandangmu! Jangan ajak telinga kami berzina dengan mendengar pujianmu! Jangan ajak tangan kami berzina dengan menerima hadiah kasih sayangmu! Jangan ajak kaki kami berzina dengan mendatangimu! Jangan ajak hati kami berzina dengan ber-dua-an denganmu! Ada beda persahabatan sebagai saudara, dengan hati yang sudah terjangkiti virus. Beda itu bernama "rasa" dan "pemaknaan". Bukan, bukan seperti itu yang dicontohkan Rasulullah! Antum memang bukan Mush'ab. Antum juga tak se-kualitas Yusuf as. Tetapi antum bukan Arjuna dan tak perlu berlagak seperti Casanova karena Islam sudah punya jalan keluar yang indah. Segeralah menikah atau jauhi wanita dengan puasa!
********************

NASEHAT UNTUK DIRI SAYA PRIBADI...^^

saudariku....sahabatku...ukhti muslimah....,,,,
sungguhpun taaruf bukanlah sebuah permainan....bukan sekedar coba-coba...bukan sekedar perkiraan..."hmm..siapa tau cocok...""hmm...siapa tau jodoh...""siapa tau..."siapa tau...'atau bahkan..." Hmm....lumayanlah...buat hepi-hepian...???????"astaghfirullah....
sungguh...Taaruf itu bukanlah sebuah keisengan seperti itu....!!!!
bagaimana mungkin SATU-SATUNYA JALAN YANG DIHALALKAN OLEH ALLAH...OLEH ISLAM..adalah sebuah permainan iseng...permainan coba-coba...sebuah kesenangan terselubung...??????bagaimana mungkin SATU-SATUNYA JALAN YANG DIHALALKAN OLEH ALLAH...OLEH ISLAM..adalah sebuah permainan iseng...permainan coba-coba...sebuah kesenangan terselubung...??????
bagaimana mungkin suatu upaya untuk menghindari PACARAN...justru tanpa disadari masuk dalam PACARAN tersebut...bagaiaman mungkin sebuah upaya untuk membuahkan suatu yang suci...suatu ikatan yang mahal harganya...sebuah perjanjian agung yakni PERNIKAHAN adalah sebuah lelucon yang bisa dilakukan dengan siapa saja...siapa saja yang mau...siapa saja yang ada...atau sebuah iseng-iseng berhadiah...???????????????

dengan perkataan..."coba ah...sama dia...siapa tau...hehehe..???????!!!!!!!?????????"
TAARUF BUKAN HAL-HAL REMEH TEMEH SEPERTI ITU....!!!!!!!TAARUF ITU SUNGGUH SUCI...!!!sebuah komitmen awal... sungguh bukan hak saya untuk berkata demikian sebenarnya...saya bukan siapa siapa...bahkan saya adalah orang yang sangat sangat awam dengan masalah ini....
tapi...sungguh miris hati saya ketika melihat realita...taaruf seakan jadi sebuah solusi atau jalan lain karena tidak boleh pacaran...!!!akhibatnya...??? taaruf tiada bedanya dengan pacaran...???lalu...??? taaruf adalah pacaran hanya dibungkus dengan "selimut Islami..."????????

jika pacaran yang dibicarakan adalah...(hmm..mungkin ..^^)"sayang...ketemuan yuk..."
jika taaruf..."ukhty...sholat tahajud dulu...??????????"
jika pacaran mengungkapkan perasaan dengan"sayang...aku cinta kamu..."
taaruf ...??"ukhty...sungguh hati ini mencintaimu karena Allah...????"
sms-sms penuh perhatian...tiap hari...tiap jam...telepon-telepon mengobrol kehidupan sehari-hari...chatting..???YANG DIBICARAKAN...??????? hmm..tidak jauh beda tiap hari...!!!

kiranya semuanya telah tau...bahwa wanita adalah fitnah terbesar bagi seorang laki-laki...
namun...saya wanita...dan ukhti pun wanita...tapi kita juga tau...bahwa perhatian laki-laki...kasih sayangnya...sikap melindunginya...kesetiaannya adalah cobaan yang tidak kalah hebatnya bagi seorang wanita...mungkin kami para akhwat pada awalnya akan berkata..."iih...iseng bgt sih...""nyebelin...""ganjen...""TP TP...""ngapain sih ngajak-ngajak taarufan nggak jelas.." TAPI....kita semua juga tau.... cinta itu tumbuh karena terbiasa...
terbiasa dekat...
terbiasa ada...
terbiasa bersama...
terbiasa berantem..hhe..^^
terbiasa saling menyapa...
terbiasa diberi perhatian...
terbiasa saling mengobrol...hmm...

cinta itu teramat bening...saat ini tiada apapun...namun perlahan...tanpa kita sadari...dia sudah menjalar ke seluruh bagian jiwa kita,,,menguasai kita...awalnya mungkin kita akan merasa sebal dengan kehadirannya...terganggu oleh sms-sms isengnya....terganggu oleh pertanyaan-pertanyaan anehnya....
namun...tanpa kita sadari...saat ia tiada...saat sms tak kunjung tiba...saat telepon tak berdering lama....????akan ada perasaan kehilangan....setiap saat melihat ke HP...menunggu deringnya...setiap saat melongok ke komputer...menunggu onlinenya.....
dan itukah...??? itukah saudariku....??? yang dinamakan dengan..."MENCINTAI KARENA ALLAH...???"itukah...????itukah....?????????

ya akhi...para ikhwan....sungguh hati wanita ini lemah....hati wanita itu mudah terjangkiti virus....
dan bagaimana jika kita telah jatuh cinta...bagaimana ternyata hati kita sudah saling merindu...menginnginkan adanya kebersamaan...merindukan adanya kasih yang tanpa akhir...sementara....KITA BELUM HALAL....!!!!!! DAN MUNGKIN KITA TIDAK AKAN PERNAH JADI HALAL....!!!!!!

sanggupkah engkau pertanggungjawabkan sms-sms mesramu...???sangggupkah engkau pertanggungjawabkan telepon mesramu...???sanggupkah engkau pertanggungjawabkan tangis kami karena mulai merindukanmu...??? mulai berharap padamu...???
Tolong, kami hanya ingin menjaga diri . Menjaga amal kami tetap tertuju padaNYA.Karena janji Allah itu pasti. Wanita baik hanya diperuntukkan laki-laki baik.
Jangan ajak mata kami berzina dengan memandangmu! Jangan ajak telinga kami berzina dengan mendengar pujianmu! Jangan ajak tangan kami berzina dengan menerima hadiah kasih sayangmu! Jangan ajak kaki kami berzina dengan mendatangimu! Jangan ajak hati kami berzina dengan ber-dua-an denganmu!

ya akhi....ikhwan...calon pemimpin kami di masa depan....jika engkau benar-benar serius...mengapa engkau hanya bersembunyi dibalik internetmu...???bersembunyi dibalik HPmu...???bersembunyi dalam kata-katamu...????????
kita sudah lelah dengan semua itu...sungguhpun kita tidak mengharapkan seorang laki-laki BERMENTAL TEMPE...yang hanya berani di dunia maya...yang hanya berani di dunia sms...
dan yang lari dari tanggungjawab setelah merasa tidak cocok....
jika engkau memang sungguh serius...DATANGLAH PADA ORANGTUA KAMI...!!!JAWAB PERTANYAAN KAMI DENGAN LANTANG...!! DIHADAPAN KAMI...!!!!JAWAB PERTANYAAN KAMI SECARA LANGSUNG....!!!!

kami wanita ingin pemimpin yang berani....kami wanita yang ingin menjaga diri...kami wanita yang tidak ingin diberi harapan palsu...janji gombal....kami wanita yang ingin laki-laki yang halal.....DENGARLAH AKHI...KAMI WANITA YANG BERBEDA...!!!!!!
PERNIKAHAN ADALAH KESUCIAN....DAN JALAN MENUJU PERNIKAHAN TENTUNYA HARUS SESUCI PERNIKAHAN ITU PULA...!!!


Aku bukanlah seorang gadis yang cerewet dalam memilih pasangan hidup. Siapalah diriku untuk memilih permata sedangkan aku hanyalah sebutir pasir yang wujud di mana-mana.
Tetapi aku juga punya keinginan seperti wanita solehah yang lain, dilamar lelaki yang bakal dinobatkan sebagai ahli syurga, memimpinku ke arah tujuan yang satu. Tidak perlu kau memiliki wajah setampan Nabi Yusuf Alaihisalam, juga harta seluas perbendaharaan Nabi Sulaiman Alaihisalam, atau kekuasaan seluas kerajaan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, yang mampu mendebarkan hati juataan gadis untuk membuat aku terpikat.

Andainya kaulah jodohku yang tertulis di Lauh Mahfuz, Allah pasti akan menanamkan rasa kasih dalam hatiku juga hatimu. Itu janji Allah. Akan tetapi, selagi kita tidak diikat dengan ikatan yang sah, selagi itu jangan dimubazirkan perasaan itu karena kita masih tidak mempunyai hak untuk begitu. Juga jangan melampaui batas yang telah Allah tetapkan. Aku takut perbuatan-perbuatan seperti itu akan memberi kesan yang tidak baik dalam kehidupan kita kelak.

Permintaanku tidak banyak. Cukuplah engkau menyerahkan seluruh dirimu pada mencari ridha Illahi. Aku akan merasa amat bernilai andai dapat menjadi tiang penyangga ataupun sandaran perjuanganmu. Bahkan aku amat bersyukur pada Illahi kiranya akulah yang ditakdirkan meniup semangat juangmu, mengulurkan tanganku untukmu berpaut sewaktu rebah atau tersungkur di medan yang dijanjikan Allah dengan kemenangan atau syahid itu. Akan kukeringkan darah dari lukamu dengan tanganku sendiri. Itu impianku.
Aku pasti berendam airmata darah, andainya engkau menyerahkan seluruh cintamu kepadaku. Cukuplah kau mencintai Allah dengan sepenuh hatimu karena dengan mencintai Allah, kau akan mencintaiku karena-Nya. Cinta itu lebih abadi daripada cinta biasa. Moga cinta itu juga yang akan mempertemukan kita kembali di syurga….

ATAS NAMA TAARUF...???
MUNGKIN SALAH SEORANG LAKI-LAKI AKAN BERTANYA..." mengapa wanita begitu selektif memilih orang yang akan taaruf.."maka...wanita akan menjawab..
suami kami nanti kelak akan menjadi pemimpin kami...akan kami layani kebutuhannya....akan kami tunggu kehadirannya...akan kami berikan jiwa kami...raga kami....bagaimana mungkin kami lalai dalam memilih calon suami...meski hanya dalam rangka taaruf...??
suami kami nanti akan menjadi pembimbing agama kami...penjaga kami...pelindung kami...bagaimana mungkin kami akan gegabah dalam menentukan pilihan...meski hanya sebatas tukaran biodata..??
mentaati suami kami adalah salah satu jalan kami ke surga...ketaatan pada suami adalah lambang kesholihan kami....bagaimana mungkin kami akan cepat memutuskan siapa pilihan kami meski hanya sebatas kata..."baik saya setuju...taarufan..."
ya akhi....saudaraku...para ikhwan....JANGAN TAWARKAN KEISENGAN ATAS NAMA TAARUF PADA KAMI...!!!!!KETAHUILAH...KAMI ADALAH WANITA YANG BERBEDA...!!!!!
Aku merasa tak pantas mengatakan bahwa aku adalah wanita berbeda.........Tetapi aku ingin belajar.... aku juga ingin menjadi salah satu wanita khusus tersebut...Wanita yg diperuntukkan bagi lelaki yang baik.... Lelaki ahli syurga....Meski seringkali jatuh, aku ingin mencoba untuk bangkit lagi, mencoba lagi......Meski aku berkali2 gagal, namun aku ingin meraihnya...Aku ingin meraihnya...............

Sumber: http://nhiyaa.multiply.com/journal/item/158/taaruf...pacaran_dalam_islam_co-pas

Senin, 23 November 2009

Ujian berikutnya.....

Hidup itu adalah rangkaian ujian yang hasil akhirnya diketahui di hari akhir nanti, apakah kita bisa masuk kedalam surga-Nya atau harus mau dimasukkan kedalam neraka-Nya.

Mungkin baru sepekan lebih ujian itu perlahan bisa kulalui kini ujian yang lain telah datang lagi menghadang langkahku. Ya...inilah seninya hidup, kalo ga ada masalah mungkin rasanya hambar. Dan memang benar Allah sudah mengatur segalanya dengan porsi yang pas. Tidak selamanya kita dalam kesenangan dan tidak selamanya pula kita dalam kesusahan. Bukankah sudah jelas dikatakan dalam Al-qur'an bahwa sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan (QS:94:5-6). Akupun yakin bahwa Allah menciptakan masalah sudah satu paket dengan solusinya, jadi apapun masalahnya pasti ada solusinya. PASTI!!!
Jangan pernah berhenti mencari solusinya, selesaikan ujian yang diberikan-Nya dengan sebaik - baiknya. Semoga kita memperoleh akhir yang baik. Amin

Selasa, 17 November 2009

Karena Mimpi Kita Berbeda

Ya aku menyukainya…jauh sebelum akhirnya dia mengenalku. Dia sosok yang diam – diam aku kagumi menjelang ditahun terakhir SMA dulu, sosok yang bagiku terlampau sempurna yang membuatku tak berani menunjukkan siapa diriku. Sampai akhirnya kesempatan itu datang dan sejak saat itulah kami cukup sering berkomunikasi meski hanya melalui sms. Terpisah oleh jarak dan kesibukan yang banyak menyita waktu kami masing – masing, membuat komunikasi kami terputus selama beberapa bulan. Namun lewat seorang teman akhirnya komunikasi kami berjalan kembali. Mungkin sejak saat itulah kesempatanku memang sudah tidak ada.

Dia yang lama tak kuketahui kabarnya, semakin dewasa, matang dan bijaksana. Sikapnya membuat rasa simpatikku terus tumbuh. Tak dapat dipungkiri bahwa dia juga turut andil dalam “perubahan” yang terjadi pada diriku sekarang. Dialah penasehatku, tempat aku bertanya dan belajar banyak hal. Dia memang tak pernah tahu perasaanku sampai akhirnya aku memberanikan diri mengatakan semuanya. Mungkin ada yang bertanya, apa kamu sudah gila? Atau ada yang mencapku tak tahu malu, biarlah…

Saat itu tahun terakhir kuliahku sedangkan dia sudah lulus terlebih dahulu. Setelah memantapkan hati dan berdoa memohon petunjuk-Nya akhirnya kulayangkan juga “email” itu. Sebuah email yang menceritakan semua tentang perasaanku selama ini dan email yang secara tak langsung mengatakan “ijinkan aku menjadi istrimu…”. Mungkin ini terlalu lancang tapi inilah kenyataan yang terjadi, semuanya harus dikatakan. Kurang lebih satu bulan, dia memberikan jawabannya bahwa ia hanya bisa menjadi kakakku saja. Kecewa pasti ada tapi dari caranya menanggapi sikapku justru aku semakin hormat dan simpatik padanya.

Kakak, aku memang anak pertama yang tidak tahu bagaimana rasanya memiliki seorang kakak. Seperti janjiku bahwa tak ingin memutus tali silaturahmi maka aku terima tawarannya, untuk hanya menjadi adik perempuannya saja. Komunikasi kami masih berlanjut, dia tetap menjadi penasehat dan tempatku bertanya. Satu hal yang mungkin tak kusadari atau aku tak mau menyadarinya bahwa ternyata aku masih menyimpan secuil “perasaan itu”, harapan bahwa suatu saat dia bisa berubah pikiran. Entah sengaja atau tidak, diapun “mengenalkanku” pada sahabatnya beberapa waktu sebelum akhirnya harapan itu benar – benar sirna.

Dan beberapa malam yang lalu, dari sahabatnya aku tahu siapa wanita yang akan mendampingnya untuk menggenapkan setengah dien-nya. Alhamdulillah…memang itu yang terlintas pertama kali saat mendengar kabar itu, akhirnya Allah memutuskanku untuk berhenti berharap. Allah menjawab pertanyaanku selama ini tentang siapa sosok wanita yang akan mengisi ruang dihatinya. Sosok wanita sholehah yang Insya Allah kutahu jauh lebih baik dariku dan lebih pantas mendampinginya. Aku pikir semuanya akan biasa saja, bukankah seharusnya aku senang mendengar kakakku akan menikah? Bukankah aku ingin mencintai karena Allah? Bukankah hanya Allah yang patut dicintai melebihi segalanya? Ternyata tidak semudah itu…

Sehari dua hari aku sempat “limbung” seperti kehilangan pijakan. Waktuku banyak dihabiskan diatas hamparan sajadah hanya untuk merenungi mengapa ini harus terjadi? Mengapa aku harus jatuh cinta padanya? Mengapa aku harus mengenalnya? Dan banyak “mengapa” lainnya berkelebat dipikiranku. Akhirnya kutulis lagi sebuah pesan untuknya, bukan untuk mencegahnya menikah melainkan “mengembalikan” sisa perasaan yang kupunya. Meski saat itu masih dengan berat hati, aku tetap mengucapkan selamat dan berharap dia mengundangku ke pernikahannya nanti. Apakah aku sanggup untuk hadir? Lihat saja nanti…

Allah terlalu sayang padaku dan tak tega melihatku terlalu banyak menitikkan air mata. Perlahan Dia bukakan kembali hati dan pikiranku dan menyadarkanku bahwa inilah jalan yang terbaik, meski yang terbaik tak selalu yang terindah. Mungkin bukan aku yang terbaik untuknya dan sebaliknya bukan dia yang terbaik untukku.

Kami punya mimpi masing – masing dan peran yang harus kami lakoni sebagai khalifah dimuka bumi ini. Aku punya segudang mimpi yang masih menanti untuk aku wujudkan, jika dia memilihku mungkin aku harus pergi bersamanya dan meninggalkan semua mimpiku di kota ini. Aku tahu keinginan dan mimpi dia jauh lebih tinggi dari mimpiku dan dia membutuhkan seseorang yang siap menemaninya kapanpun dan dimanapun untuk meraih mimpinya disana, jauh ditempat yang berbeda.

Aku percaya, Allah pasti telah memilihkan seseorang yang tepat untukku. Seseorang yang akan kuajak bersama – sama merajut mimpi dikota ini. Perlahan – lahan membangun mimpi – mimpi itu jadi nyata di tempat yang sederhana ini. Biar dia jalankan perannya disana dan aku jalankan peranku disini bersama pasangan kami masing – masing yang telah Allah pilihkan. Dan semoga dimanapun kami melangkah tujuan kami tetap sama, ridho Allah.

“Untuk kakakku maaf jika selama ini telah merepotkanmu, terima kasih atas semuanya. Kini sudah saatnya adikmu berjalan sendiri, jangan khawatir Allah tak akan membiarkanku sendiri. Berbahagialah dan sambut kehidupanmu yang baru, meski mungkin kita tak lagi bisa berkomunikasi tapi doa dan tali persaudaraan sesama muslim yang akan selalu menghubungkan kita. Tetap saling mendoakan ya….^^”

"Barangsiapa mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah, dan tidak memberi karena Allah, maka dia berarti telah sempurna imannya." (Abu Dawud)

Setalah hujan deras, November 2009
Saat luka dan air mata luruh bersama derasnya hujan

Jumat, 13 November 2009

Bintang Itu Telah Pergi...(Harus kulepaskan)

Entah...
Kepada siapalagi aku bercerita selain kepada-Nya, karena hanya Dia yang paling mengerti apa yang telah sedang dan akan terjadi.

Malam itu bintang dilangit sangat indah, meski jalan yang kulalui gelap gulita justru menambah indahnya langit malam itu. Mataku tak lepas menatap kerlip cahaya dilangit meski sesekali melihat kejalan (takut tersandung). Benar - benar kunikmati tiap langkahku itu seraya bersyukur memuji keindahan ciptaan-Nya, terlebih sudah lama sekali aku tak melihat pemandangan seperti itu.

Namun...
Malam itu ternyata tidak selamanya indah, indahnya bintang dilangit bukan berarti indah pula bintang dihatiku. Dan malam itu akhirnya kembali kusadari akan satu hal, satu hal yang kukira telah "berakhir". Aku baru menyadari ternyata masih ada satu "bintang" dihatiku yang masih menyala redup yang awalnya kukira telah padam. Bintang yang telah bertahun - tahun kujaga nyalanya namun akhirnya harus dipadamkan juga karena matahari memang enggan membagi sinarnya. Memang sudah sejak lama bintang itu kubiarkan mati karena kutahu sia - sia saja kujaga untuk tetap menyala. Akhirnya kusadari bahwa sinarnya belum benar - benar mati, masih ada setitik nyala redup disana.

Kini bintang itu telah benar - benar kehilangan sinarnya dan tak mungkin menyala lagi. Meski bintang itu tak lagi bercahaya dilangit hatiku namun indah sinarnya tak akan pernah terlupa. Untuk "bintangku" meski kini cahayamu telah bersinar di langit hati yang lain, terima kasih kau telah mengiringiku hingga dititik ini. Di titik, dimana aku harus benar - benar memadamkan nyala cahayamu dan rela melepaskanmu. Bukankah kamu hanya milik Allah dan hanya Allah yang berhak menentukan dimana kau akan bersinar...

Jangan khawatir aku tetap bisa melangkah digelapnya jalan hidup yang harus kulalui, masih banyak bintang dihatiku yang selalu siap menemaniku untuk menemukan bintang pengganti yang akan bersinar terang dilangit hatiku. Selamat jalan "bintangku" doaku selalu bersamamu...

Sabtu, 31 Oktober 2009

Sendiri dan sendiri lagi

Sendiri.....
Kadang aku benci sendirian
Kadang ku ingin sendirian

Sendiri....
Berada di kamar duduk di depan laltopku
Menuliskan semua yang ada di benakku
Menggambarkan apa yang tercipta dihatiku

Sendiri....
Masih tetap dikamarku
Tidur tengadah sambil menatap langit - langit kamar
Berkelana kemasa lalu dan masa depanku
Bersama pena dan diarku

Sendiri...
Mengitari jalan yang belum pernah lewati
Bersama sepedaku melepas semua penatku
Melihat wajah - wajah baru
Mencoba mencari udara baru untuk mengisi kekosongan hatiku

Sendiri...
Duduk diatap rumah menjelang senja
Melihat burung - burung terbang kembali ke sarangnya
Diterpa angin sore yang damai
Dan mataharipun mulai terbenam

Sendiri...
Duduk ditepi pantai
Memandang ombak - ombak kecil yang seolah menghampiriku
Memandang laut yang tanpa batas
Angin laut itu.....

Sendiri....
Memandangi album foto itu
Kembali sejenak kemasa lalu
Bersyukur ats segala nikmatnya hingga saat ini
Apa yang akan terjadi di masa depan.....

Sendiri....
Duduk diatas sajadah panjang
Seraya bercengkrama dengan Sang Pencipta
Meluapkan semua gundah di hati
Dan hatipun kembali tenang....

Saat sendirian di kantor
Bandung 24 Januari 2009 (14:35)

Lomba Kisah Kasih Ibu

LOMBA KISAH KASIH IBU
word Smart Center dan Penerbit Mizan


Kasih ibu
kepada beta
tak terhingga
sepanjang masa

hanya memberi
tak harap kembali
bagai sang surya
menyinari dunia

* * *

"...dengan setinggi-tingginja budi dan semulia-mulianja tenaga mendjalankan
kewadjiban "keperempuanannja" mendidik putera-puteranja, dengan keinsjafan dan
keridlaan-niat jang tertentu, sebenarnja mendidik putera-puteranja
natie:--Hendaklah mereka terutama terhadap pada kewajiban keperempuannja
mendidik anak-anaknja, dengan insjaf seinsjaf-insjafnja, bahwa
selamat-tjelakanja bangsa sebenar-benarnja adalah di dalam genggaman mereka itu.
Hendaklah mereka oleh karenanja, semuanya bertabiat sebagai ibu jang besar...."
(Kongres Kaum Ibu --"suluh Indonesia Muda", 1928-- dalam buku Dibawah Bendera
Revolusi, Ir. Soekarno [1959])

* * *

Lebih dari 75 negara di belahan dunia, seperti Amerika, Kanada, Jerman, Italia,
Belanda, Jepang, Taiwan, Hongkong, Malaysia, Singapura, Australia dan seterus,
merayakan Hari Ibu atau Mother's Day pada hari Minggu di pekan kedua bulan Mei
untuk mengenang aktivis sosial Julia Ward Howe (1870) mencanangkan pentingnya
perempuan bersatu melawan perang saudara. Beberapa negara Eropa dan Timur
Tengah, Hari Ibu diperingati setiap bulan Maret untuk memuja Dewi Rhea, istri
Dewa Kronus, dan ibu para dewa dalam sejarah Yunani Kuno. Sedangkan di Indonesia
berdasarkan keputusan Kongres Perempuan Indonesia III pada tahun 1938 dan
dikukuh oleh Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 bahwa tanggal 22 Desember
sebagai Hari Ibu Indonesia untuk mengenang semangat dan perjuangan para
perempuan dalam upaya perbaikan kualitas bangsa.

Sebagai seorang anak, kita berkewajiban agar ibu kita selalu berbahagia. Kita
merayakan mereka, bukan karena sebagaimana termaktub di atas. Bukan karena
mereka berani mengangkat senjata seperti Cut Nya Dien, Cut Mutiah, R.A. Kartini,
Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, Rangkayo Rasuna Said dan
lain-lain. Bukan karena mereka bangkit memperjuangkan hak-hak perempuan seperti
yang dilakukan oleh Kowani (Kongres Wanita Indonesia). Bukan pula karena mereka
menjadi pemimpin bangsa sebagaimana dilakukan oleh Maria Ulfah yang menjadi
menteri wanita pertama kali tahun 1950.

Kita persembahkan Hari Ibu/Mother's Day karena selama sembilan bulan kita
bersemayam dalam rahim ibu kita; karena mereka berteriak dan berdarah-darah saat
melahirkan ke dunia ini; karena mereka selama dua tahun memberi kita ASI penuh
dengan kesulitan dan kurang tidur; karena mereka mengantarkan kita ke masa
balita penuh dengan rasa cemas; karena mereka menyekolahkan kita dengan banting
tulang dan rintihan do'a, karena mereka membimbing kita akan mendapatkan
pekerjaan; dan karena tetap menyanyangi kita hingga akhir hayat.

Yang paling utama adalah, kita melakukannya, karena perintah Allah Swt: "Dan
Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.. Jika salah
seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia." (QS. Al-Israa[17]: 23) Dan tentu saja untuk berbuat baik
itu tidak harus menunggu tanggal 22 Desember setiap tahun sekali, melainkan tiap
hari, bahkan tiap detak jantung kita.

Dan salah satu cara kita berbuat baik terhadap mereka adalah mengabadikan kasih
sayang mereka itu dalam bentuk tulisan. Sebab, dengan menuliskan perjuangan
mereka membesarkan kita, kejujuran mereka dalam menasehati kita, kedisiplinan
dan keadilan mereka dalam membentuk karakter kita, dan masih banyak
prinsip-prinsip atau pun nilai-nilai yang mereka berikan kepada kita, merupakan
sebuah sarana agar mereka menjadi buah tutur yang baik sebagaimana Nabi Ibarahim
Alaihis salam pinta: "Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku
ke dalam golongan orang-orang yang saleh dan jadikanlah aku buah tutur yang baik
bagi orang-orang (yang datang) kemudian." (QS. Asy-Syu'ara [26]: 84)


Oleh sebab itu, WORD SMART CENTER sebagai komunitas dunia kepenulisan dan
perbukuan --bervisi Menuju Indonesia Mulia, Cerdas, Mandiri, dan Kreatif--
bekerjasama dengan Penerbit Mizan menyelenggarakan acara LOMBA KISAH KASIH IBU
sebagai kado cinta kepada kaum ibu.

T E M A

Lomba ini bertemakan:

"Kasih Ibu Sepanjang Masa, Selalu Memberi Tak Harap Kembali"

K A T A G O R I L O M B A

Katagori lomba adalah nonfiksi dalam bentuk esai, memoar, biografi singkat, atau
tulisan seperti dalam buku Chicken Soup.

K R I T E R I A C E R I T A dan I S I T U L I S A N

1. Cerita harus berdasarkan kisah nyata (real story) atau berdasarkan fakta dan
bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya, baik dialami oleh penulis sendiri, atau
orang lain;
2. Isi cerita tidak boleh melanggar SARA, bernuansa pornografi, atau
bertentangan dengan prinsip dan nilai kebenaran;
3. Cerita atau isi tulisan harus memberikan motivasi, inspirasi, dan pelajaran
berharga bagi para pembaca.


K R I T E R I A N A S K A H

1. Berupa naskah tertulis dan disajikan secara sistimatis, sinkron, dan tuntas
(tidak bersambung);
2. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar;
3. Naskah belum pernah diikutkan dalam lomba menulis, tidak sedang diikutkan
dalam lomba menulis lainnya, atau disertakan dalam pembuatan buku antologi;
4. Naskah asli (karya sendiri) dan belum pernah diterbitkan dan atau
dipublikasikan di media massa;
5. Naskah lomba minimal 5 halaman dan maksimal 15 halaman, ukuran kertas A4,
spasi 1,5, jenis huruf Times New Roman, ukuran huruf 12;
6. Menyertakan biodata singkat atau identitas lengkap (file terpisah dari naskah
lomba), meliputi: nama lengkap, TTL, pendidikan, alamat lengkap, nomor
telepon/HP, email, no. rekening, plus fotokopi/scan (dengan resolusi secukupnya,
tidak perlu terlalu tinggi/besar) kartu identitas diri (KTP/Pasport/SIM/dsb).
7. Bersedia menerima sangsi hukum apabila naskah terbukti hasil plagiasi dan
atau terjemahan.

P E N G I R I M A N N A S K A H

- Naskah diterima panitia paling lambat tanggal 10 Desember 2009;
- Naskah diberikan dalam bentuk soft copy (file) yang dikirim ke e-mail
kisahkasihibu@... dan dicckan ke wordsmartcenter@...;
- Semua naskah tidak dikembalikan dan menjadi hak milik panitia.

K R I T E R I A P E S E R T A

1. Peserta lomba terdiri atas pelajar, mahasiswa, karyawan, ibu rumah tangga,
dan masyarakat umum WNI (tanpa batasan usia), baik berdomisili di Indonesia
maupun di luar negeri;
2. Setiap peserta boleh mengirim lebih dari satu naskah, sebanyak-banyaknya
tanpa batas;
3. Peserta bukan tim penilai/juri;
4. Panitia lomba boleh mengikuti lomba;
5. Peserta terdaftar sebagai member milis wordsmartcenter@yahoogroups.com (bagi
yang belum terdaftar silahkan mendaftarkan diri ke alamat ini:
http://groups.yahoo.com/group/wordsmartcenter/, atau mengirim e-mail kosong ke:
wordsmartcenter-subcribe@yahoogroups.com atau wordsmartcenter@...)

P E N G U M U M A N P E M E N A NG

- Pemenang lomba akan diumumkan pada tanggal 22 Desember 2009 bertepatan dengan
HARI IBU (Mother's Day) di milis wordsmartcenter@yahoogroups.com.
- Pemenang akan dihubungi panitia lewat e-mail/SMS untuk menerima hadiah.

H A D I A H

- Juara pertama sebesar USD 200 (Dua ratus Dolar Amerika)
- Juara kedua sebesar USD 150 (Seratus Lima Puluh Dolar Amerika)
- Juara ketiga sebesar USD 100 (Seratus Dolar Amerika)
- 3 juara harapan mendapatkan paket hadiah buku senilai Rp. 200.000,- dari
Penerbit Mizan.
- 4 juara hiburan mendapatkan hadiah buku senilai Rp. 100.000,- dari Penerbit
Mizan.
- Biaya pengiriman hadiah untuk juara I, II, dan III ditanggung oleh para
pemenang.

H A K C I P T A

- Hak cipta ada pada penulis naskah;
- Hak terbit ada pada Word Smart Center untuk satu kali penerbitan;
- Royalti akan dihibahkan untuk kegiatan dan program Word Smart Center;
- Setiapkali buku terbit para penulis akan mendapatkan 3 eksemplar dari
penerbit.

Didukung oleh:
www.radioppidunia.com dan www.matadunia.com

Keterangan lebih lanjut hubungi:
Udo Yamin Majdi (+20108158391) atau Rashid Satari (+20100120381) atau kirim
e-mail ke: kisahkasihibu@...

Jumat, 30 Oktober 2009

Mengembalikan Data yang Hilang

Dalam menggunakan komputer kita kadang membutuhkan alat yang bernama flashdisk. Flashdisk merupakan sebuah benda yang dapat menyimpan file – file atau data – data yang terdapat di internet. Kebanyakan orang memakainya untuk memindahkan data dari komputer satu ke komputer lainnya.
Namun apa jadinya jika flashdisk tersebut terkena virus ??? data – data yang terdapat pada flashdisk tersebut tentu akan hilang. Sebenarnya data – data tersebut bukanlah hilang. Namun, virus membuatnya hiden atau tersembunyi.
Anda tidak perlu cemas, ada banyak cara untuk mengembalikan data – data tadi.
Salah satu caranya yaitu melalui command prompt.

Caranya:

1. buka aplikasi “run” atau tekan tombol windows dan R secara bersamaan
2. ketik disana “cmd”
3. setelah layer hitam keluar, pilih dirrectori dimana tempat flashdisk berada.
Misal: “G:” (artinya dirrectori flashdisk anda berada di G)
4. setelah dirrectorinya sesuai anda ketik “attrib –s –h *.* /s /d“
5. tunggu beberapa saat.
6. setelah itu anda close command prompt tadi dengan mengetik “exit“
7. coba anda periksa isi flashdisk anda kembali.
8. semua data – data anda akan kembali
9. virus – virus ytang tadi sudah tidak jalan dan anda dapat mendeletenya
- SELAMAT MENCOBA -

========================================
sumber: http://artikelnyadonie.blogspot.com/2009/03/mengembalikan-data-yang-hilang.html

Menambah RAM dengan Flashdisk

Lagi bingung mo nambah RAM, eh dapet artikel ini. Ini di copas langsung dari sumbernya. Insya Allah bermanfaat.
===================================
Kapasitas memori / RAM yang besar dapat meningkatkan performa komputer itu sendiri. Jika anda merasa kurang dengan kapasitas memori / RAM yang ada, anda bisa menambahkannya dari perangkat flashdisk. Kok bisa?. Virtual Memori, itulah jawabannya. Menambah kapasitas memori / RAM dengan flashdisk ini sering disebut dengan istilah Virtual Memori.
Virtual Memori merupakan 'memori tambahan' untuk mengantisipasi jika data yang ada pada memori / RAM utama sudah penuh.
Persyaratan yang harus ada adalah motherboard dan flashdisk harus sudah mendukung USB 2.0, jika masih menggunakan USB 1 maka hasil yang didapatkan kurang begitu kelihatan. Akan lebih maksimal lagi jika flashdisk yang anda gunakan sudah menggunakan fasilitas Ready Boost. Awalnya, Ready Boost merupakan fasilitas untuk Windows Vista, namun anda bisa melakukannya juga pada Windows XP (imitasi Ready Boost)
Adapun caranya adalah sebagai berikut:

Pasangkan flashdisk ke komputer
Klik kanan pada My Computer lalu pilih Properties
Klik tab Advanced, lalu klik tombol Settings pada kotak Performance
Pada jendela yang muncul, klik tab Advanced lalu klik tombol Change pada kotak Virtual memory

Pilih drive C, kemudian pilih No paging file. Jika sudah lanjutkan dengan mengklik tombol Set

Pilih drive 'flashdisk' anda (misalkan drive F), biasanya diberi nama Removable disk jika anda belum memberi nama pada flashdisk tersebut. Setelah itu pilih System managed size dan dilanjutkan dengan mengklik tombol Set

Perhatikan padakotak Total paging file size for All drives. Nilai Recommended nya jangan melebihi kapasitas flashdisk
Jika memang lebih maka anda bisa memasukkan 'nilai total' dari kapasitas flashdisk. Caranya klik pilihan Custom Size lalu pada Initial Size dan Maximum Size diisi dengan nilai total dari kapasitas flashdisk. Anda harus menyisakan 5 - 6 Mb. Ini merupakan persyaratan dari Windows XP itu sendiri. Jika sudah, klik tombol Set
Klik OK lalu Restart komputer
Dengan tips ini maka anda bisa memaksimalkan performa komputer dengan memanfa'atkan perangkat flashdisk yang anda miliki.
Semoga bermanfa'at
====================================

sumber:http://artikelnyadonie.blogspot.com/2009/03/menambah-memory-ram-dgn-flashdisk.html (maaf ikut copas, makasih)

Kamis, 29 Oktober 2009

Boleh curhat ga? Aku benci Bapak!!!

"Ka, mo curhat boleh ga? Ak pusing, mumeeet...."
Kurang lebih seperti itulah sms yang aku terima dari seorang teman bada maghrib tadi. Aku hanya mengiyakan saja, tapi lama kutunggu tak ada balasan - balasan. Ku pikir mungkin tidak jadi atau mungkin ceritanya terlalu panjang. Perkiraan kedualah ternyata yang benar, bahwa ceritanya terlalu panjang dan terlalu rumit...

Sms pertama entah hingga berapa karakter yang jelas cukup panjang ceritanya. "Ka, sejak aku sma sampai sekarang sikap bapak ga ada perubahan, Bapak nikah lagi tapi karena dipelet itupun nikah siri. Saudara dari si cewek sendiri yang bilang sama mama. Padahal bapak kandung si cewek ga merestui karena nikahnya ga wajar. Mama marah trus ngedatenfin rumah si cewek tapi malemnya setelah ngedatenin cewek itu mama langsung sakit gatal - gatal sluruh badan bentol - bentol kaya digigit ulet bulu, kambuhnya pas jam 12malem. Akhirnya mama dibawa ke dokter kulit tapi dokternya malah bingung karena sakitnya ga ada yang aneh. Akhirnya mama dirukhyah, 1 tahun baru sembuh. alhamdulillah...
Sampe saat ini Bapak jarang pulang, malah kata temen2nya sudah punya anak lagi dari istri sirinya. Mama minta cerai tapi ga dikasih, katanya kalo istri PNS minta cerai harus bayar berpuluh - puluh juta. Kasihan mama dia masih njalanin pernikahan ini dengan tertekan"

di sms berikutnya " Bapak ga pernah sholat apalagi puasa, paling pas idul fitri aja sholatnya. aku malah pernah disuruh bapak minum alkohol untung Allah masih nglindungi aku. Pernah aku ngajakin sholat malah bapak nyuruh aku masuk kristen aja. Aku pengen shalat bareng bapak, tapi kapan?"
"Aku cape ka, kenapa Allah ngasih aku bapak seperti itu? Terkadang ada niatan untuk bunuh bapak tapi malah nambahin dosa aja. hubungan kita sudah ga sekarab dulu. Keluarga bapak juga sama ga ada yang peduli, apalagi bapak anak tertua jadi ga ada yang brani negur, ibunya (nenek dari bapak) juga diam saja. Aku benci bapak!"

Perasaanku yang awalnya sedang tidak enak hati karena beberapa maslah yang sedang ku hadapi seketika langsung lenyap berganti dengan rasa iba dengan apa yang dialami teman baikku ini. Akupun jadi lebih bersyukur karena diberikan orang tua yang sempurna buatku.

Sebut saja "D" aku mengenalnya memang lewat dunia maya, namun sepertinya diawal perkenalan langsung ada ikatan batin. Meski kita belum pernah bertemu langsung karena dia ada di Sukabumi sedangkan aku di Tegal tapi seperti ada ikatan yang lebih kuat yang tak telihat. semoga ikatan itu hanya karena Allah. Untuk "D" disana, hanya doa yang bisa kuberi semoga Allah selalu melindungmu, yakinlah jalan kluar itu slalu ada. Sabar ya ukhti...^_^

*Sengaja ada beberapa kalimat yang saya edit tanpa mengurangi inti cerita, tapi apa yang tertulis ini memang nyata terjadi

Rabu, 21 Oktober 2009

Rapuh - Opick

Detik waktu terus berjalan
Berhias gelap dan terang
Suka dan duka tangis dan tawa
Tergores bagai lukisan

Seribu mimpi berjuta sepi
Hadir bagai teman sejati
Di antara lelahnya jiwa
Dalam resah dan air mataku persembahkan kepadaMu
Yang terindah dalam hidup

Meski ku rapuh dalam langkah
Kadang tak setia kepadaMu
Namun cinta dalam jiwahanyalah padaMu

Maafkanlah bila hati
Tak sempurna mencintaiMu
Dalam dadaku harap hanyadiriMu yang bertahta

Detik waktu terus berlalu
Semua berakhir padaMu

Haramkah - Melly

Lirik lagu Melly Goeslaw Haramkah

Haram-haramkah aku
Bila hatiku jatuh cinta
Tuhan pegangi hatiku
Biar aku tak jadi melanggar
Aku cinta pada dirinya
Cinta pada pandang pertama
Sifat manusia ada padaku
Aku bukan Tuhan
*
Haram-haramkah aku
Bila aku terus menantinyaB
iar waktu berakhir
Bumi dan langit berantakan

**
Aku tetap ingin dirinya
Tak mungkin aku berdusta
Hanya Tuhan yang bisa jadikan
Yang tak mungkin menjadi mungkin

Reff:
Aku hanya ingin cinta yang halal
Di mata dunia juga akhirat
Biar aku sepi aku hampa aku basi
Tuhan sayang aku
Aku hanya ingin cinta yang halal
Dengan dia tentu atas ijinNya
Ketika cinta bertasbih
Tuhan beri aku cintaKu menanti cinta…

Haramkah - Melly

Lirik lagu Melly Goeslaw Haramkah


Haram-haramkah aku

Bila hatiku jatuh cinta

Tuhan pegangi hatiku

Biar aku tak jadi melanggar

Aku cinta pada dirinya

Cinta pada pandang pertama

Sifat manusia ada padaku

Aku bukan Tuhan
*

Haram-haramkah aku

Bila aku terus menantinyaB

iar waktu berakhir

Bumi dan langit berantakan


**

Aku tetap ingin dirinya

Tak mungkin aku berdusta

Hanya Tuhan yang bisa jadikan

Yang tak mungkin menjadi mungkin


Reff:

Aku hanya ingin cinta yang halal

Di mata dunia juga akhirat

Biar aku sepi aku hampa aku basi

Tuhan sayang aku

Aku hanya ingin cinta yang halal

Dengan dia tentu atas ijinNya

Ketika cinta bertasbih

Tuhan beri aku cintaKu menanti cinta…

Ketika Cinta Bertasbih -Melly G Feat Amee

Lirik lagu Melly Goeslow feat Amee Ketika Cinta Bertasbih
Bertuturlah cinta mengucap satu nama
Seindah goresan sabda-Mu dalam kitabku
Cinta yang bertasbih mengutus hati ini
Ku sandarkan hidup dan matiku pada-Mu

Bisikkan doaku dalam butiran tasbih
Ku panjatkan pintaku pada mu Maha Cinta
Sudah diubun-ubun cinta mengusik rasa
Tak bisa ku paksa walau hatiku menjerit

Ketika cinta bertasbih nadiku berdenyut merdu
Kembang kempis dadaku merangkai butir cinta
Garis tangan tergambar tak bisa aku menentang
Sujud syukur pada-Mu atas segala cinta

Garis tangan tergambar tak bisa aku menentang
Sujud syukur pada-Mu atas segala cinta
Ketika cinta bertasbih....

Roboh Juga deh ^^

20 Oktober 2009

Hampir satu minggu hp-ku "hang" akhirnya hari ini saatnya ku "menjemput" hp-ku sayang yang baru saja dirawat di rumah sakit ^^.

Setelah mendapat konfirmasi dari petugas medis dimana hp-ku dirawat, kuputuskan akan kujemput hpku hari itu juga. Awalnya ku berpikir untuk pulang dulu dan berganti pakaian, ga enak aja pergi masih pakai seragam dinas. Tapi setelah dihitung - hitung itu akan makan waktu, sedangkan aku baru pulang kantor menjelang sore. Selain itu ibu pasti tidak akan mengijinkan aku pergi sendirian.

Selesai sholat ashar, pukul 15.15 bel tanda pulang pun berbunyi. Langsung ku meluncur ke tempat parkir dan menghampiri "mio merah" yang kubawa hari ini. Oya kebetulan hari ini aku bertukar motor dengan ibuku karena motorku sendiri sedang diservis. Sempat terbersit rasa ragu apakah aku jadi pergi tidak sore itu karena awan mendung sempat melintas tapi akhirnya tekadku sudah bulat untuk menjemput hp-ku sayang :p
Ibu masih berusaha melarangku berangkat, lewat sms yang dikirimkan bapak ke hp-ku (hp ibu yang sementara ku pinjam selama hpku rusak). Tapi aku bilang sudah mau berangkat, jadi dengan terpaksa diizinkan deh.

Alhamdulillah akhirnya awan mendung berganti dengan panasnya matahari sore. Dengan kecepatan rata - rata 40-60 kuterus berhati - hati mengemudikan motor, terlebih di jalur yang penuh dengan kendaraan. Sampai akhirnya lampu merah menyala diperempatan lampu merah kejambon dan...brukkk!!! motorku oleng dan akhirnya ku roboh kesebelah kiri.
Bukan rasa sakit yang aku rasa dan pikirkan saat itu meski tetap saja sport jantung, melainkan rasa malu atas kejadian itu. Aku harap tak ada orang yang aku kenal yang melihat peristiwa itu. Makasih banget buat seorang bapak yang sudah menolongku diantara mata - mata yang hanya cuek menatapku, semoga Allah akan membalas kebaikan bapak. Si bapak menyuruhku menepi dulu, melihat motorku yang tiba - tiba rewel saat akan dihidupkan kembali tapi lampu hijau sudah keburu menyala dan motorku sudah mau menyala lagi. Ku sempat menepi sejenak dan mengecek kondisiku dan motorku. so far so good... lanjutkan perjalanan!!!

Kini ku mengendarai motor lebih pelan sambil tersenyum mengingat penyebab kejadian tadi. Si bapak mengira aku jatuh gara - gara mau nabrak padahal gara - gara hak sepatuku yang nyangkut dirok-ku. sebelum jatuh memang beberapa kali aku merasa hak sepatuku nyangkut tapi masih bisa dilepas dengan mudah. Mungkin tadi kebetulan aja saking dalem nyangkutnya jadi ga bisa lepas, jatuh deh...:D Apakah ini membuktikan satu hal yang selalu aku pertanyakan, apakah setiap kita mengendarai motor pasti akan merasakan jatuh?! Yang kupercaya ini memang sudah takdir-Nya dan semoga kubisa mengambil hikmahnya. maaf bu, mungkin ini gara - gara aku bandel hehehe...

Akhirnya sampai juga, setelah hp sudah ditangan aku langsung tancap gas untuk kembali kerumah karena pasti ibu sudah sangat khawatir. Benar saja saat ku berhenti untuk mampir membeli sesuatu, bapak sms menanyakan keberadaanku, ini pasti disuruh ibu yang sudah khawatir karena anak gadisnya belum pulang - pulang (jadi seneng dikhawatirkan ^^). Sepanjang perjalanan kuselalu mengecek dan memastikan kalo hak sepatuku ga nyangkut lagi di rok, masa sih mau jatuh lagi:D.

Alhamdulillah akhirnya jam 5-an ku tiba dirumah dengan seplastik molen dan tahu isi, tentunya dengan selamat. Setelah kuceritakan kejadian tadi dengan nada bercanda, spontan deh ibu langsung panik. Tenang bu, aku ga apa - apa kok, its OK! Semoga ini ga dijadikan alasan buat nglarang aku naik motor jarak jauh(menurut ibu) lagi^^. (Ndee)

Selasa, 13 Oktober 2009

Akhirnya ku bertemu mereka

Minggu, 11 Oktober 2009
Alhamdulillah...Allah telah mempertemukanku dengan mereka, orang - orang hebat yang penuh semangat.
Saat pertama kali memasuki ruangan aula tempat dimana acara "Sarasehan FLP Tegal" akan digelar aku merasakan ada aura berbeda menyergap kedalam relung hatiku. Sebuah suasana yang tak asing yang aku rindukan setelah kurang lebih 2 tahun kumeninggalkan dunia kampus.

Tak terlalu banyak yang hadir namun aku yakin disetiap hati yang membawa mereka berada disana ada semangat dan tekad yang kuat untuk sebuah kebaikan. Kehadiranku disanapun kuanggap sebagai pengisi bahan bakar semangatku yang mulai menipis. Sungguh aku merasa benar - benar beruntung bisa berada disana.

Jika ditilik kembali kebelakang, mungkin inilah hikmah yang ingin Allah tunjukkan padaku setelah sebersit rasa sesal yang pernah kulontarkan dulu atas jalan hidup yang harus aku lewati. Mungkin jika aku tak melewati jalan itu belum tentu aku akan sampai disini.

Doa dan harapku, semoga Allah meridhoi langkahku ini untuk ikut melangkah bersama teman - teman baruku (teman - teman FLP Tegal). Kini ku benar - benar yakin bahwa aku tak pernah sendiri dijalan yang kupilih ini. Selain Allah yang menemani, ada mereka teman - teman yang siap berjuang bersama. Insya Allah...

Sabtu, 10 Oktober 2009

Dear Cinta...

Dear cinta...

Bagaimana kabarmu sekarang? Apa kau baik - baik saja? Aku tak tahu saat ini kamu sudah tiba
dimana, namun yang aku tahu kamu sedang melangkah menuju istana hatiku.

Tau tidak...
Saat melihat teman - temanku satu per satu menyambut cintanya, ku bertanya dimana kamu?
kapan kamu tiba? apakah tidak ingin segera berjumpa denganku?
kadang aku bertanya mengapa kamu tak kunjung datang, apakah kamu sengaja memperlambat
langkahmu atau memang jarak yang harus kamu tempuh masih terlalu jauh?

Ku sempat nyaris putus asa untuk tak menunggumu lagi tapi kamu telah kirimkan sahabat -
sahabatmu (Ikhlas, sabar, qona'ah dan tawadhu) untuk menemaniku, yang membuatku tetap yakin untuk menunggumu disini. Allah memang lebih tahu kondisi hamba-Nya dan mungkin Dia melihatku belum siap untuk menerima kedatanganmu, cinta. Dia ingin aku benar - benar siap saat menerima kedatanganmu, karena kamu memang sangat istimewa buatku. Biarlah...mungkin ini yang terbaik bagi kita.

Oya cinta...
Sambil menunggumu aku belajar banyak hal dan semoga kamu akan menyukainya. Aku akan berusaha memberikan yang terbaik untukmu karna ku tak ingin kamu kecewa saat kita berjumpa nanti. Ku ingin saat itu jadi saat yang tak terlupakan, dimana akhirnya kita bertemu setelah lelah kamu berjalan dan lama ku menunggu.

Cinta...
Jika kau lelah dalam perjalananmu, istirahatlah sejenak. Jangan lupa untuk selalu minta
petunjuk-Nya disetiap langkahmu, yakinlah Dia pasti akan menunjukkan arah yang benar menuju istana hatiku. Jangan takut, aku akan tetap menunggumu disini...menunggu dengan sepenuh hati.

LOMBA MENULIS KISAH INSPIRASI “EMAK INGIN NAIK HAJI” BERHADIAH UMRAH KE TANAH SUCI

Rabu, 09 September 2009

Sejenak Saja

Postingan ini ku dapat kemarin dari sebuah grup yang aku ikuti, semoga bisa jadi bahan renungan bagi yang membacanya:

Renungkan Sejenak...
18 Ramadhan 1430 H.

Firman Allah :
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia, dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.” (Q.S. Al-Hasyr:7)

Nabi Saw bertanya kepada malaikat Jibril As, "Wahai Jibril, tempat manakah yang paling disenangi Allah?" Jibril As menjawab, "Masjid-masjid dan yang paling disenangi ialah orang yang pertama masuk dan yang terakhir ke luar meninggalkannya." Nabi Saw bertanya lagi," Tempat manakah yang paling tidak disukai oleh Allah Ta'ala?" Jibril menjawab, "Pasar-pasar dan orang-orang yang paling dahulu memasukinya dan paling akhir meninggalkannya." (HR. Muslim).

Kalau kita perhatikan Hadist diatas, sungguh amatlah terang dan jelas apa yang dimaksud oleh Hadist yang sanadnya shahih tersebut. Pasar-pasar yang dimaksud diatas, dapat juga diartikan sebagai Mal-mal atau sejenisnya dalam situasi sekarang.

Tapi tengoklah realita yang terjadi sekarang. Berapa banyak diantara saudara-saudara kita bahkan sering terbaca berulang-ulang di situs pertemanan seperti facebook, diantara kita saling bertukar info dan membuat janji pertemuan di Mal-mal, menganggapnya hal tersebut adalah hal yang wajar-wajar saja dan dimaklumkan sebagai penyesuaian atas keadaan zaman. Berlama-lama di dalam Mal, saling bercanda, menghabiskan waktu dan uang untuk sebuah gaya hidup yang di kenal dengan istilah "hang-out" tanpa memperdulikan status laki perempuan, muhrim atau bukan. Jika kita pertanyakan hal ini, maka dalil pembenaran yang biasanya dipakai adalah tujuan untuk menyambung tali silaturahmi yang dikondisikan dengan keadaan masa kini dimana sudah terdapat perbedaan waktu, adat-istiadat dan tempat.

Maafkan atas penyampaian ini, tapi cobalah kita renungkan dalam-dalam makna hadist Rasulullah SAW diatas, bukankah Rasululullah SAW justru dengan sangat arif dan bijaknya memilihkan tempat terbaik bagi umatnya untuk dikunjungi dan berlama-lama di dalamnya? Tempat yang diberkahi Allah SWT, yang aman dan penuh dengan keselamatan (Cat: Perhatikanlah bangunan yang di selamatkan Allah ketika gempa terjadi. Wallahu'alam).

Sesungguhnya Rasulullah SAW sangat mencintai kita sebagai umatnya hingga akhir hayat beliau. Apapun yang beliau lakukan selalu untuk kebaikan umatnya di dunia dan di akhirat. Sebaliknya, marilah kita bertanya kepada hati dan jiwa kita, apakah lisan cinta kita kepada Beliau sudah teraplikasi kedalam tindakan keseharian kita? Apakah kita sudah sungguh-sungguh mencintai Beliau? Cobalah renungkan, saudaraku…

Jika kita mengaku mencintai Rasulullah SAW, lalu mengapa pula kita sering mengabaikan atau berkreasi untuk 'memodifikasi' anjuran-anjuran Beliau dengan alasan modernisasi dan adat-istiadat setempat? Bukankah seringkali diantara kita berkata dengan mengambil kutipan dari para pujangga besar bahwa ' cinta itu adalah pengorbanan, cinta itu adalah bagaimana membuat orang yang kita cintai bahagia, cinta itu memberi bukan menerima' dan lain sebagainya. Namun pada kenyataannya, apakah cinta seperti itu dapat kita aplikasikan kepada manusia setelah Allah SWT yang seharusnya paling patut kita cintai melebihi cinta kita kepada diri sendiri dan kepada keluarga kita? Coba renungkan, saudaraku....Renungkanlah sesaat, tanyalah sekali lagi kedalam hati dan jiwa kita, sudahkah kita mencintai Rasulullah SAW dengan sepenuh hati?

Pasar-pasar atau Mal dikatakan adalah tempat yang dapat mengantarkan kita untuk bermaksiat dan berbuat kemungkaran terhadap Allah SWT. Betul, bahwa di dalamnya juga terdapat tempat-tempat yang bermanfaat untuk melakukan jual-beli, mencari berbagai keperluan kita dan sebagai sarana rekreasi keluarga. Tapi apakah kita merasa cukup dengan itu saja? Bagaimana dengan penjagaan terhadap mata, pendengaran, pikiran dan jiwa kita selama berada di Mal? Saat ini sudah bukan merupakan hal yang aneh atau di tabukan, wanita dan pria berjalan-jalan di Mal dengan bangganya mempelihatkan aurat dengan pakaian super minim, saling berangkulan diantara yang bukan mahramnya, memamerkan segala kelebihan aksesoris duniawi yang mereka miliki (dalam bahasa sekarang sering disebut ‘Narsis’). Lalu bagaimana kita harus menjaga pandangan dan syahwat kita dari hal-hal seperti ini? Cobalah renungkan, saudaraku…

Hadist diatas bukanlah untuk melarang, tetapi maknanya adalah anjuran untuk tidak berlama-lama ketika kita sedang berada di dalam pasar/mal. Dengan kata lain, kita hanya cukupkan keberadaan kita di pasar/mal hanya untuk sekedar mencari/memenuhi kebutuhan yang kita perlukan. Dalam hadist lain disebutkan :

Sesungguhnya Allah membenci orang yang berhati kasar (kejam dan keras), sombong, angkuh, bersuara keras di pasar-pasar (tempat umum) pada malam hari serupa bangkai dan pada siang hari serupa keledai, mengetahui urusan-urusan dunia tetapi jahil (bodoh dan tidak mengetahui) urusan akhirat. (HR. Ahmad)

Hadist diatas mengumpamakan orang-orang yang berbicara keras (termasuk di dalamnya bergurau atau melakukan kegiatan yang membuat orang tersebut mudah didengar, dikenali atau diketahui lokasinya) sebagai bangkai yang baunya busuknya mudah tercium dan mengumpamakan orang-orang yang sibuk dengan urusan duniawinya saja sebagai keledai (yang disimbulkan sebagai binatang dungu). Naudzubillah!

Sekarang pada akhirnya, semua kembali kepada kita dengan suatu pertanyaan yang sama: Seberapa besar kita mencintai Allah SWT? Seberapa besar kita mencintai Rasulullah SAW? Bagaimana kita bisa mengenal Allah SWT, menggunakan pemahaman Islam tanpa mengikuti syari’at yang dibawa oleh Nabi kita tercinta Muhammad SAW? Ingatlah saudaraku, apa yang dikatakan oleh Rasulullah SAW adalah sebaik-baik perkataan seorang manusia yang pernah ada di muka bumi ini. Janganlah kita mendebatnya atau berdalih dengan banyak alasan dengan tujuan untuk mengabaikannya. Cobalah renungkan, saudaraku…

Akhirnya tulisan ini Al Fakir tutup dengan sebuah hadist lain yang sangat jelas maknanya:

Sabda Nabi :
“Telah kutinggalkan untuk kalian dua perkara yang (selama kalian berpegang teguh dengan keduanya) kalian tidak akan tersesat, yaitu Kitabullah dan Sunnah-ku.” Diriwayatkan oleh Hakim (I/172), dan Daruquthni (hadits no. 149). Diriwayatkan oleh Hakim (I/172), dan Daruquthni (hadits no. 149).

Wallahu’alam.

Subhanakallahuma wabihamdika asyhadu’alla ilaha illa anta astaghfiruka wa ‘atubuh ilaik… Maafkan segala kekurangan saya dalam penyampaian ini. Wassalam.

Senin, 07 September 2009

Proses Kreatif Asma Nadia


Lewat dia, saya belajar

Dulu
Saya mengenal dekat, seorang anak perempuan waktu kecil dulu. Usianya sekitar tujuh tahun, dan tidak seperti teman-teman saya umumnya, yang terkenal karena hal-hal lain, sahabat saya ini justru terkenal karena penyakitan. Sungguh ia adalah gudang cukup banyak penyakit; jantung, paru-paru, gegar otak, lalu tumor. Rasanya tidak ada yang beres dalam dirinya, bahkan giginya pun bermasalah, karena tumbuh terlalu banyak dan menyimpang, hingga harus dikawat selama dua tahun, dan dicabut 14 akar.
Anehnya, anak ini tumbuh menjadi pribadi yang supel dan periang. Ia suka menyanyi, dan mulai mencipta lagu di kelas satu SD. Biarpun penyakitan, prestasi belajarnya tinggi, bahkan lebih baik dari pada sebelum kepalanya terbentur.
Sampai sekarang, saya sering menyelami hati anak tsb, heran kenapa dia tidak tumbuh menjadi anak pemurung disebabkan penyakit-penyakitnya yang seabrek tadi. Dari kelas 2 SD sd kelas 3 SMU, sahabat saya ini selalu meraih ranking pertama dan menyabet banyak medali dari sekolah. Orang tuanya tentu sangat bangga. Belakangan ia melanjutkan studi di IPB tanpa tes, alias masuk jalur PMDK waktu itu. Padahal semasa sekolah persemester ia bisa ijin sakit hingga 17 hari, dan tak jarang pingsan.

1992
Belakangan teman saya tsb, mulai rajin menulis. Kegagalan pertama dia dalam kehidupan menurut saya adalah ketika ia terpaksa memenuhi permintaan orang tuanya untuk pindah kuliah, ke jurusan yang lebih ringan, karena kondisi kesehatannya yang makin payah. Dari kabar yang saya dengar, teman tsb mengambil jurusan D2 Bahasa Arab. Ia makin rajin menulis. Teman-teman kuliahnya dulu gembira melihat tulisannya tersebar di media-media. Ia banyak menggoda mereka dengan mencomot nama-nama teman dekat dan satu kos dulu. Nama-nama yang sempat konflik dijadikan tokoh antagonis dalam cerita. Saya meski gembira, tidak bisa menahan diri untuk bertanya, bagaimana ia bisa mulai dekat dengan dunia menulis? Pada saya ia katakan, mungkin karena dunia membaca yang lekat ditumbuhkan ibunya. Setiap menunggu di rumah sakit, ibu sering memilih puasa hanya untuk bisa membelikan beberapa buku dan makan siang bagi teman saya tsb, yang menunggu berjam-jam sebelum dipanggil Memang teman saya tsb hanya berobat di rumah sakit pemerintah, RSCM yang dulu sering diplesetkan menjadi Rumah Sakit Cepat Mati.
2000 - 2003
Setelah sempat vakum beberapa tahun, dan hanya menulis sedikit cerpen dan cerita bersambung, tahun 2000 untuk pertama kalinya buku fiksi pertamanya diterbitkan oleh sebuah penerbit di Bandung. Seri remaja yang lucu dan gaul, Aisyah Putri, yang menceritakan tentang seorang anak SMU yang alim, bernama Aisyah, yang mempunyai 4 orang abang dengan karakter-karakter yang unik.
Dia bilang itu kerinduannya akan sosok abang yang tak ia miliki satupun. Lewat seri remaja yang sekarang telah terbit hingga serial ke empat, dan mendapat sambutan luas, hingga mengalami cetak ulang berkali-kali itu, ia menghidupkan dunia imajinasi-nya sendiri, dimana ia memiliki kehangatan kasih sayang tidak hanya dari satu, tapi empat abang sekaligus. Dus mencoba membaca konflik-konflik yang umum terjadi pada usia-usia transisi itu.
"Sastra seharusnya menghaluskan budi pekerti, sebagaimana dikatakan orang, tapi sastrawan kita tak banyak melirik dunia remaja. Padahal dunia anak-anak muda itulah yang justru paling rawan dan membutuhkan banyak perhatian, dan pelajaran kehidupan. Di satu sisi banyak sastrawan kita yang hidup di awang-awang dan menara gading, merasa bangga dengan membuat karya-karya yang sulit dicerna."
Begitu katanya suatu hari pada saya atas jalur menulis yang dipilihnya.
Setelah itu, 9 buku fiksi remaja lain, terbit tahun 2000, dua diantaranya berupa novel.
Tahun 2001, ia menulis tiga buku. Salah satu bukunya, Rembulan di Mata Ibu, dinobatkan sebagai buku remaja terbaik nasional, dan ia mendapat predikat pengarang terbaik kedua. Tahun berikutnya ia menulis empat buku yang diterbitkan berbagai penerbit, dan kembali meraih predikat sebagai salah satu pengarang terbaik adikarya ikapi.
Ia diundang menghadiri Pertemuan Sastrawan Nusantara di Brunei, dan workshop kepenulsan Novel, yang diadakan Majelis sastra Asia Tenggara (2001)
Tahun 2003 sampai saat ini ia menulis empat buku, salah satunya diterbitkan Gramedia Pustaka Utama, dan mengalami cetak ulang, tidak sampai sebulan sejak diterbitkan.
Sekarang
Saya bertanya kenapa ia rajin menulis padahal aktivitasnya sebagai ibu dari dua orang anak, dan yayasan sosial yang dipimpinnya cukup menyita waktu.
Dengan begitu sungguh-sungguh, ia menjawab:
"Saya adalah penulis, yang menulis, bukan karena yakin saya berbakat di dunia kepenulisan melainkan karena rasa tanggung jawab yang ditumbuhkan kakak saya yang juga seorang pengarang. Dulu di waktu menulis hanya menjadi hobi dan bukan profesi, kakak tsb mengingatkan saya untuk merasa bertanggungjawab, atas begitu sedikitnya pengarang perempuan di indonesia, dan lebih sedikit lagi yang menulis dengan tujuan mencerahkan, atau meluruskan distorsi informasi yang terjadi."
Hal ini menurutnya telah membuatnya lebih tahan menghadapi kendala-kendala dalam menulis, tidak tergantung pada mood, dan belakangan bisa menulis dalam berbagai situasi. Jelas berbeda jika ia menulis untuk popularitas atau uang belaka. Tanggung jawab itu membuatnya menjadikan menulis sebagai media berjuang (Merah di Jenin---ketika Israel membantai pengungsi Palestina di camp pengungsi Jenin, Meminang Bidadari--- menyoroti fenomena bom syahid di palestina, dan meluruskan siapa yang sebetulnya lebih layak dianggap agresor, Derai Sunyi--- upaya mengangkat kasus pelecehan dan penganiayaan PRT yang sering terjadi, dan tanpa standar hukum yang jelas, Air Mata Biereuen---konflik Aceh yang harusnya lebih dilihat sebagai sebuah tragedi kemanusiaan, ketimbang meributkan siapa yang salah dan siapa yang benar).
Sambil menatap mata saya lurus-lurus, teman tsb kembali melanjutkan,
"Saya adalah penulis yang menulis dengan rasa dan intuisi, dibandingkan
teori-teori sastra yang memang awalnya sama sekali tidak saya miliki. "
Ini telah membantu teman saya tsb untuk tidak terbebani, dan terjebak dalam dikotomi-dikotomi sastra yang berlangsung, tentang sastra populer dan serius. Bahwa yang terpenting bagi penulis adalah menghasilkan karya yang baik.
"Saya adalah penulis, yang hingga detik ini masih sering harus mensugesti diri, dan pura-pura percaya bahwa saya bisa menulis, sebagai bentuk syukur atas kemudahan yang telah Allah berikan."
Saya heran mendengar kalimatnya. Tidak pede bagi sebagian orang, merupakan perasaan yang mengganggu proses berkarya. Itu betul. Tapi di satu sisi, perasaan ini justru membuat teman saya tsb tetap berpijak di bumi dan tidak cepat besar kepala.
Perasaan tidak pede itu membuat teman saya tsb gemar membaca karya-karya yang ramai dibicarakan atau direkomendasikan orang.
Perasaan minder itu juga yang membuatnya tidak berhenti berproses, dan belajar menajamkan observasi yang sebelumnya hanya lewat studi pustaka dan klipping atau internet (Jendela Rara---kerinduan gadis kecil di kolong jembatan untuk memiliki jendela, yang menjaring matahari)
Maka, setiap kali perasaan gamang dan malas menulis, melingkupi hati saya, saya bercermin kepada sahabat saya tsb, dan begitu banyak penulis lain di dunia ini yang melawan keterbatasan, berjuang untuk tetap menulis.
*****

Sabtu, 05 September 2009

Hati Yang Sempurna

Pada suatu hari, seorang pemuda berdiri di tengah kota dan menyatakan
bahwa dialah pemilik hati yang terindah yang ada di kota itu. Banyak
orang kemudian berkumpul dan mereka semua mengagumi hati pemuda
itu, karena memang benar-benar sempurna. Tidak ada satu cacat atau
goresan sedikitpun di hati pemuda itu. Pemuda itu sangat bangga dan mulai menyombongkan
hatinya yang indah.

Tiba-tiba, seorang lelaki tua menyeruak dari kerumunan, tampil ke
depan dan berkata " Mengapa hatimu masih belum seindah hatiku ?".
Kerumunan orang-orang dan pemuda itu melihat pada hati pak tua itu.
Hati pak tua itu berdegup dengan kuatnya, namun penuh dengan bekas
luka, dimana ada bekas potongan hati yang diambil dan ada potongan
yang lain ditempatkan di situ;namun tidak benar-benar pas dan ada
sisi-sisi potongan yang tidak rata.
Bahkan, ada bagian-bagian yang berlubang karena dicungkil dan tidak
ditutup kembali. Orang-orang itu tercengang dan berpikir, bagaimana
mungkin pak tua itu mengatakan bahwa hatinya lebih indah ?

Pemuda itu melihat kepada pak tua itu, memperhatikan hati yang dimilikinya
dan tertawa " Anda pasti bercanda, pak tua", katanya, "bandingkan
hatimu dengan hatiku, hatiku sangatlah
sempurna sedangkan hatimu tak lebih dari kumpulan bekas luka dan
cabikan". " Ya", kata pak tua itu, " hatimu kelihatan sangat sempurna
meski demikian aku tak akan menukar hatiku dengan hatimu. Lihatlah,
setiap bekas luka ini adalah tanda dari orang-orang yang kepadanya
kuberikan kasihku, aku menyobek sebagian dari hatiku untuk kuberikan
kepada mereka, dan seringkali mereka juga memberikan sesobek hati
mereka untuk menutup kembali sobekan yang
kuberikan. Namun karena setiap sobekan itu tidaklah sama, ada bagian-bagian yang kasar, yang
sangat aku hargai, karena itu mengingatkanku akan cinta kasih yang
telah bersama-sama kami bagikan.

Adakalanya, aku memberikan potongan hatiku begitu saja dan orang
yang kuberi itu tidak membalas dengan memberikan potongan hatinya.
Hal itulah yang meninggalkan lubang-lubang sobekan - - memberikan
cinta kasih adalah suatu kesempatan. Meskipun bekas cabikan itu
menyakitkan, mereka tetap terbuka, hal itu mengingatkanku akan cinta
kasihku pada orang-orang itu, dan aku berharap, suatu ketika nanti
mereka akan kembali dan mengisi lubang-lubang itu.
Sekarang, tahukah engkau keindahan hati yang sesungguhnya itu ?"

Pemuda itu berdiri membisu dan airmata mulai mengalir di pipinya.
Dia berjalan ke arah pak tua itu, menggapai hatinya yang begitu
muda dan indah, dan merobeknya sepotong. Pemuda itu memberikan robekan
hatinya kepada pak tua dengan tangan-tangan yang gemetar. Pak tua itu
menerima pemberian itu, menaruhnya di hatinya dan kemudian mengambil
sesobek dari hatinya yang sudah amat tua dan penuh luka, kemudian
menempatkannya untuk menutup luka di hati pemuda itu. Sobekan itu
pas, tetapi tidak sempurna, karena ada sisi-sisi yang tidak sama
rata. Pemuda itu melihat kedalam hatinya, yang tidak lagi sempurna
tetapi kini lebih indah dari sebelumnya, karena cinta kasih dari
pak tua itu telah mengalir kedalamnya.
Mereka berdua kemudian berpelukan dan berjalan beriringan.
===================
Dari seorang teman...^_^

Sinta Yudisia dan Kepenulisan

Sedikit berbagi pengalaman mba sinta yudisia dari sebuah milis, semoga bermanfaat. Selamat membaca

======================================================

‘Berhasil’ punya definisi bermacam-macam, secara materi cukup baik
sandang, pangan, papan (plus kebutuhan lain yang tidak termasuk 3 itu
tapi sangat mendesak : kendaraan, laptop, hape!, tabungan). Intinya,
pencapaian materi.

Berhasil ada pula yang mengukurnya dengan waktu.
Pernikahan yang melewati angka 5, 7, dinyatakan berhasil (bagaimanapun
ruwetnya ).
Perusahaan yang melewati angka 5, 7 dinyatakan berhasil apalagi jika
melewati angka 10-15 tahun, sebab konon kabarnya semua krisis termasuk
krisis moneter berulang tiap satu decade.
Pedagang yang bisa tetap eksis dan konsisten dengan produknya 5, 7
bahkan lebih juga akan menuai keberhasilan.

What about writer? Di titik mana ia menyatakan dirinya berhasil?
Ketika bukunya best seller, terjual jutaan copy, bukunya laris manis?
Ketika jumlah buku yang ditulisnya mencapai lebih dari 50 judul?
Ketika bukunya difilmkan? Ketika bukunya meraih banyak penghargaan dan
pujian dari para kritikus dan resensor?

Ada baiknya saya menceritakan histories kenapa saya menulis. Manusia
tidak boleh melupakan sejarah , belajar dari sejarah, mengevaluasi
dari sejarah, bisa menimbang sejauh mana keberhasilan suatu kaum jika
sudah dibandingkan dengan sejarah. Secara teknologi kita memang jauh
lebih maju disbanding jaman untanya Rasul Saw tetapi secara moral kita
bahkan meloncat memasuki zaman Nabi Luth, dan Nabi2 dengan kaum yang
dibinasakan.
Baik, kembali pada histori menulis.
Awalnya, saya jenuh menjadi ibu rumah tangga. Alhamdulillah, saya
punya ibu yang luarbiasa yang selalu bilang “…Sinta, kamu itu punya
potensi! Jadi ibu rumahtangga nggak melulu hanya urusan domestic kan?”
Saya suka menjahit dan memasak kue. Hampir semua baju Inayah –putri I
saya- gaunnya saya buat sendiri. Tiap kali teman-teman lihat mereka
bilang “ bagus banget! Mbak Sinta bikin butik saja.”
Saya bercita-cita punya usaha garment, konveksi, butik, termasuk
mengembangkan kesukaan saya pada patchwork. Saya punya mesin jahit dan
kepekaan untuk mengkombinasikan kain-kain.

Selain hobi menjahit, saya juga hobi bikin kue. Kue-kue saya titipkan
ke pasar dan menghasilkan penghasilan yang luamyan. Saya dan adik
saya, Erisa Kurnia Nanda, berencana bikin toko roti muslimah berlabel
hala karena kami sama-sama suka masak dan makan!

Bikin butik apa toko roti ya?
Baju apa kue?
Pakaian atau makanan?
Nanda tetap suka bikin kue , terkenal enak dan selalu laris manis di
kalangan teman-teman dan tetangga. Ini dilakukannya sambil kuliah dan
kerja, kadang dilakukan ketika malam larut. Sayapun juga begitu, bikin
kue saat anak-anak sudah tidur.

Tapi...saat punya anak 3 saya repot bukan main. Gak bisa bikin baju,
gak bisa bikin kuet. Akhirnya ada mesin ketik nganggur, jadilah saya
corat coret dan ketik mengetik. Tahu nggak cerita saya pada awalnya
yang dikirim ke Annida dan dimuat?
• Langkah Awal, cerita tentang gadis manja yang memulai usaha
• Gaun Biru, cerita seorang ibu rumahtangga yang kepingin bikin gaun
tapi gak punya duit akhirnya bikin dari bahan seprei
• Jalinan Kasih Yang Terkoyak , juara II LMCPI Annida, setting nya
Aceh (saya pernah ikut suami di Medan),dsb

cerita saya nggak jauh-jauh dari kue dan baju!

Mana yang lebih dahulu melaju, itu yang saya pilih!
Ternyata menulis membuat saya kembali mencintai hobi yang sempat agak
lama tertinggal : membaca dan mengkliping koran. Akhirnya saya
meninggalkan cita-cita membuat butik dan bakery, lalu beralih profesi
jadi penulis.

ADA TANTANGANNYA?
Ups, tentu ada.
Saya sudah merintis bisnis jahit menjahit cukup lama demikian pula
modal bikin kue. Memulai menulis dari awal seperti belajar merangkak
lagi. Pertanyaan yang muncul :
1. Saya mau menulis cerita apa? Anak , remaja, dewasa?
2. saya mau bikin cerpen atau novel, atau cerita bersambung?
3. saya mau kirim ke mana sih, media Islam, nasional atau mau
diterbitkan oleh penerbit?

.................dalam perjalanan menulis, ah, bikin kue langsung
sorenya terima duit. Bikin tulisan, kapan terima duitnya? Sebetulnya
saya bakat nulis nggak sih? Setahun, dua tahun nulis, masih mau
diteruskan apa nggak? Apa saya banting stir lagi jadi pengusaha
seperti yang dari dulu saya impikan?


YANG PERTAMA DITULIS .....
Kumpulan Cerpen!
Kenapa?
Karena cerpen-cerpen itu kalau tidak dimuat di majalah atau media
massa, bisa dikumpulkan dan dikirim ke penerbit. Nakal ya! Lagipula,
bikin cerpen aja banyak-banyak 15-20, nanti diedit dan dipilih
penerbit. Sisanya (kadang sisa 5 atau 7) kita tambahin lagi cerpen2
dan dikirim ke penerbit lain.

Kumpulan cerpen yang pertama Cadas Kebencian, buku favorit saya,
diterbitkan MIZAN. Kumcer ini mengokohkan niat bahwa saya MUNGKIN ada
bakat di dunia kepenulisan. Masih mungkin lho...saya masih belum yakin
ternyata;-(

Lalu saya mulai kenal mbak Asma Nadia. Beliau memasangkan dengan mbak
Izzatul Jannah di Gadis Diujung Sajadah. Saya juga mengirimkan
Kuntum-kuntum Bunga, Alhamdulillah diterbitkan oleh FBA Press,
penerbit di Jakarta yang sekarang sudah gulung tikar.

Kapan ya pertama kali nulis? Oya, 2002.
Akhirnya saya getol nulis, kirim kesana kemari, ditolak. Ada yang
diterbitkan dengan revisi dll. Tentang liku2 menulis...nanti saja ya.
Nah, ternyata selama tahun-tahun perjalanan itu saya masih dikejar
pertanyaan : aku ini benar-benar mau menghabiskan umur dengan jadi
penulis atau apa sih? Aku ini sebetulnya mau nulis apaaaa?

Maka jadilah kutu loncat.
Menulis Kumcer.
Menulis cerita remaja.
Menulis cerita anak
Menulis non fiksi
Menulis novel.
Menulis antologi, keroyokan bareng teman-teman.


DI TITIK MANA AKU SEKARANG?

Aku bingung dengan dentitas kepenulisanku lalu bertemulah aku dengan
FLP (anugerah Tuhan untuk bangsa Indonesia –kata Taufik Ismail). Aku
bertemu teman2 FLP Yogya : Ganjar, Jazimah, Iwul, Prima, Lilo, bunda
Kun, mbak Koes, Zen, Aries. Juga teman-teman FLP lain.
Semoga Allah SWT memberkahi Ganjar yang menitipkan pesan yan
gmembakar semangatku :
”......mbak Sinta kayaknya konsen aja di fiksi sejarah. Bagus tuh
nulis di situ.”
Aku memang habis memenangkan lomba GIP sebagai juara I, Singa-singa
di Padang Kekuasaan yang terbit dengan judul Sebuah Janji.
Ucapan Ganjar membakar semangatku. Pertemuan dengan adik2 FLP memacuku.
Ooooh, ternyata jadi penulis itu penting ya?


Aku mulai merasa luwes menulis setelah 3-4 tahun. Pertama kali pindah
ke Surabaya, aku menemukan Lafaz Cinta di Toga Mas. Aku bangga dan
bahagia sekali ketika melihat covernya yang spesial.
Waaah, aku sekarang beneran jadi penulis ya ? (Itu lagi pikiran konyol!)

Pertemuan dengan mbak Helvy di ITS memacu kembali adrenalinku.
”Sinta, Lafaz Cinta mbak Helvi rekomendasikan jadi bahan bacaan anak2
sastra. Tapi kok ceritanya masih dangkal ya? Padahal kamu masih bisa
lebih tajam, lebih dalam menceritakan.”


LEBIH TAJAM, LEBIH DALAM, LEBIH BAGUS...ITU SEPERTI APA?
Semoga Allah SWT memberkahi pula mas Dul Mizan (sekarang dah nggak disana).
”....mbak Sinta coba baca Perempuan Suci –Qaisra Shahraz dan Taj
Mahal-John Shors. Pelajari.”

Aku memburu buku itu di Islamic bookfair. Aku juga menemukan
Samarkand- Amin Malouf dan buku-buku lain. Aku baca berulang-ulang.
Aku tersesap. Aku terpana.

Ow, jadi menceritakan tokoh itu seperti Jahanara dan Isa, seperti
Umar Khayam ya?
Ow, jadi setting tentang Benteng Merah itu penggambarannya seperti itu ya?
Ow, ternyata karakter Umar Khayyam dan Hassan Sabah itu
penggambarannya begitu ya?
Ow, ternyata buat plot, alur itu begitu rumitnya ya?
Ow, konflik Khondamir, Aurangzeb, Dara itu demikian tajam menikam dan
meninggalkan jejak di benak pembaca ya?
Ow, ....ternyata....aku masih jauuuuuh...dari seorang penulis! Aku
masih pembelajar!! Armanusa, Lafaz Cinta, Rival-rival istri dsb
..BELUM APA-APA.

Padahal aku sudah lebih dari 5 tahun menulis, sekarang sudah 7 tahun malah.
Kapan sih aku benar-benar berhasil jadi penulis?


..............7 TAHUN KEMUDIAN
BEP : Break Even Point 3 tahun. Perusahaan normalnya 3 tahun BEP,
artinya modal harus kembali 3 tahun paling lambat . Kalau tidak,
namanya rugi. Harus ganti haluan, harus ganti usaha dan pasar, harus
ganti produk.
3 tahun jadi penulis sudah jadi apa? Royaltinya banyak, bukunya banyak?

7 tahun dari aku mulai memutuskan untuk benar-benar menulis
Alhamdulillah hasil karyaku sudah diterbitkan 40 judul kurang lebih.
Tetapi dari semua, tidak semuanya masterpiece. Lafaz Cinta menurutku
cukup bagus, berikutnya The Road to The Empire dan Reinkarnasi
Alhamdulillah lebih mendapat banyak apresiasi dari teman-teman.
Artinya, 2 karyaku yang beelakangan dinilai cukup bagus bagi khalayak.

Dibandingkan 40 judul yang lain, TRTE & Reinkarnasi memang menguras
semua energiku. Energi doa, energi berpikir, energi kantong (referensi
butuh biaya besar), energi2 yang lain. Apa buu2 ku yang digarap
seenaknya? Tidak juga.

Tapi belajar memang butuh waktu. Belajar membutuhkan kesabaran. Di
atas segalanya belajar membutuhkan keikhlasan. Maka aku teringat
dialogku dengan suamiku suatu hari


”Lafaz Cinta best seller, Mas. Aku diminta menulis yang semacam itu
lagi. Bagaimana?”
”Menurut Inta bagaimana?” (suamiku sampai 15 tahun menikah masih suka
memanggilku dengan nama kecilku –Inta)
” Inta pingin nulis Takudar yang ke 3, sekalipun yang ke 1-2 jeblok
di pasaran.”
”Memang kenapa pingin nulis itu?”
Aku merenung, tiap kali diskusi ini bolak balik menangis.
”...soalnya Inta terkesan sekali sama Takudar, sama kaisar2 Mongolia
yang muslim. Sama Iskandar Beg. Sama Thariq bin Ziyad. Pokoknya sama
para pejuang muslim yang bijaksana dan mulia.”
”Ya sudah, kalau gitu nulis Takudar lagi aja, Takudar 3.”
”Tapi...yang ini belum tentu laku di pasaran. Kalau sekuel Lafaz
Cinta pasti best seller lagi. Royaltinya lumayan. Mas gak papa Inta
gak bisa menyumbang royalti buat keperluan rumahtangga kita?”
“Sudahlah, pakai gaji Mas saja apa adanya. Menulis Takudar saja
sebagai ladang da’wah.”
“Tapi....gak papa Mas? Menulis Takudar setahun, royaltinya belum
tentu, di pasar belum tentu laku. Beranti kalau Inta menulis Takudar
lagi siap-siap 3 tahun ke depan gak punya royalti memadai?”
“Iya..sudah gapapa. Nulis Takudar aja buat da’wah. Urusan nafkah biar
Mas aja, Inta yang penting nulis.”

Begitulah embrio The Road to The Empire dan Reinkarnasi.
Ditulis dengan keringat dan airmata. Airmata karena aku terlanjur
mencintai Takudar, sang pejuang yang rela melawan arus demi
mengobarkan kebenaran. Airmata karena saat aku menulis Takudar lewat
tengah malam, aku berdoa pada Robbku :

“….ya Allah, Kau Maha Tahu, aku menulis Takudar ini karena ingin
menuliskan kebaikan. Ini bukan novel laris yang diminati banyak orang
tetapi Engkau Maha Kaya. Bukan penerbit yang memberiku rezeki melalui
royalti. Engkau yang Memberi Rezeki orang-orang yang berjuang di
jalanMu. Aku minta rezeki padaMu, aku minta uang padaMu, aku minta
bantuan dan kecukupan dariMu.”

Tiap hari aku berdoa :
Ya Allah barakahilah The Road to The Empire. Barakahillah
Reinkarnasi. Bantu aku menyelesaikan sebaik-baiknya naskah Existere
yang tengah kutulis. Jadikan buku-buku hamba barakah, best seller,
mencerahkan bagi siapa saja yang membacanya.
Ya Allah, Bantu aku agar amanah sebagai istri, ibu, penulis,
mahasiswa, ketua FLP Jawa Timur.

Sekarang aku adalah pembelajar.
Aku masih belajar sebagai seraong istri & ibu, aku masih belajar
untuk jadi penulis yang baik, akumasih belajar untuk jadi manager yang
baik, aku masih belajar menjadi manusia yang baik.
Bukankah belajar itu dari buaian sampai liang lahat?

Ramadhan hari ke 5, 1430 H

Nasinya Belum Matang

Selasa, 1 September 2009 (setelah shalat magrib)

Alhamdulillah...
adzan maghrib telah berkumandang tanda bahwa sudah tiba waktunya berbuka puasa. Seperti biasa segelas air putih dan 2 butir kurma jadi menu pembuka sebelum makan besar nanti. Selesai menyantap kurma yang terakhir, tak seperti biasanya aku tertarik dengan makanan lain (tahu isi) yang baru saja dibeli. Jadilah tahu isi yang masih hangat menemani 2 butir kurma di perutku sementara.

Kami biasa makan berat setelah shalat maghrib. Aku dan bapak masih berada di ruang sholat, tiba - tiba terdengan suara terkejut dan disusul tawa iba dari ruang makan. what's wrong???
"Sudah dzikir aja yang lama, makannya nanti ba'da tarawih" kata ibu. Ternyata...NASINYA BELUM MATENG!!!

Wedew...bagaimana ini???
Aku sendiri sih tidak terlalu lapar, Alhamdulillah puasa kali ini rasa lapar dan haus tidak terlalu mengganggu. Nada kecewa dan juga kesan lucu terdengar dari mulut ibu. Mungkin tadi sore saat memasak nasi ibu lupa memasang "magic com" di posisi "cook". Padahal tadi ibu sudah memuji - muji masakannya hari ini dan ingin segera menyantapnya dan saat akan mengambil nasi...tuinggggg!!! yang ada hanya beras yang dalam air. Akhirnya menu berbuka hari ini diganti dengan molen dan empek - empek yang kebetulan tadi sore baru kubeli. Untunglah tidak ada anak kecil dirumah, kalau ada kasihan si dedek. Sambil menonton tv kami masih tertawa mengingat peristiwa barusan.

Btw kami memang benar - benar keluarga yang kompak. Ibu-pun menelpon adikku yang memang sedang kuliah di luar kota untuk menceritakan peristiwa barusan and then...
Adikku juga ternyata belum makan karena NASINYA BELUM MATANG!!! hanya bedanya dia lupa mencolokan kabel "magic com" sebelum berangkat kuliah. Kok bisa samaan ya??? Tapi baguslah berarti kita kompak Hehehe...

Satu lagi kejutan hari ini selain nasi yang belum matang. Seperti biasa setiap tarawaih aku mengambil posisi dekat jendela yang terbuka. Saat sedang dzikir setelah sholat isya...aku dikagetkan dengan sosok putih yang tiba - tiba muncul dijendela sebelahku. Nyaris jantungku copot...sampai - sampai masih deg-degan saat tarawih akan dimulai. Dasar kucing!!! maen loncat dan bertengger aja di jendela, untung ga mencium diriku.

Ya setidaknya peristiwa hari ini masih bisa membuat kami tersenyum dan tertawa bersama. Terima kasih Ya Allah masih memberikan keceriaan ditengah keluarga kami. ^_^

Jangan Menyerah

*====Jangan Menyerah====

Tak ada manusia
Yang terlahir sempurna
Jangan kau sesali
Segala yang telah terjadi

Kita pasti pernah
Dapatkan cobaan yang berat
Seakan hidup ini
Tak ada artinya lagi

Syukuri apa yang ada
Hidup adalah anugerah
Tetap jalani hidup ini
Melakukan yang terbaik

Tak ada manusia
Yang terlahir sempurna
Jangan kau sesali
Segala yang telah terjadi

Tuhan pasti kan menunjukkan
Kebesaran dan kuasanya
Bagi hambanya yang sabar
Dan tak kenal Putus asa

Teman - teman mungkin sudah tau, penggalan kata - kata diatas, yupz! Itu adalah lirik lagu D'masiv yang judulnya jangan menyerah. Saat pertama kali aku mendengar lagu ini, jujur langsung jatuh cinta sama liriknya. Bener - bener dalam dan terasa lebih dalam jika kita pernah mengalami kondisi yang benar - benar membuat kita ingin menyerah namun masih ada alasan yang membuat kita untuk jangan menyerah. Mengingat apa yang sudah pernah ku alami dan entah apa yang akan ku alami nanti semoga ku tak akan menyerah dan bisa terus melakukan yang terbaik karena sesungguhnya hidup ini adalah Anugrah. Semangat!^^

Untuk Mereka yang Pernah Singgah

kita tidak akan pernah tahu siapa saja yang akan datang kedalam hidupan kita....

ada yang singgah dalam sekejap mata
ada yang singgah cukup lama untuk bisa mengenalnya
ada yang singgah namun kita tak menyadarinya
ada yang singgah namun menggoreskan luka
ada yang singgah dengan membawa segenggam bahagia

siapapun yang singgah dalam hidup kita....
mereka telah mencatatkan namanya dalam lembaran sejarah hidup kita

buat semua orang - orang yang singgah dihidupku....
mereka yang masih setia menemaniku...
mereka yang masih setia memperhatikanku
mereka yang masih setia mendengar keluh kesahku
mereka yang masih setia mengusap air mataku
mereka yang masih setia berjalan bersamaku
juga merka yang kini telah pergi dari hidupku

terima kasih untuk kalian semua, hidup ini takakan berarti tanpa kalian......
aku minta maaf jika selama kalian singgah aku tak pernah memberi apa - apa
semoga Allah akan membelas semua kebaikan kalian.

11 Tahun Di rumah itu...

Semua berjalan biasa, kehidupanku sama seperti layaknya anak2 yang lain yang masih suka bermain.

umur enam tahun bapak dan ibu memasukkan aku ke sekolah dasar favorit didesaku

Alhamdulillah berkat bimbingan kedua orang tuaku dan tentunya guruku (ibu Barkah) aku bisa mengikuti pelajaran disekolah dan muncul sebagai bintang kelas. bukan bermaksud sombong aku benar2 bangga saat itu apalagi kedua orang tuaku. Namun seiring dengan naiknya prestasiku aku tumbuh menjadi gadis kecil yang pendiam dan pemalu. aku lebih banyak menghabiskan waktu dirumah untuk belajar atau setidaknya bermain sekolah - sekolahan dengan pembantuku dan beberapa temanku.

Saat aku duduk dikelas tiga SD aku difonis terserang bronchitis. aktifitasku jadi terbatas, karena bapak dan ibu mengurangi waktu bermainku, aku harus lebih banyak istirahat. akibat dari penyakitku badanku susah sekali gemuk, diantara teman – teman sekelas mungkin aku yang berat badannya paling rendah:p


Semenjak pertengahan kelas empat bapak dan ibu memutuskan untuk mengajakku mengikuti terapi pengobatan di rumah sakit selama 2 tahun. saat itu kondisi tubuhku memang semakin parah setiap minggu selalu saja sesak napasku kambuh. jika ingat saat itu aku pernah berpikir bahwa hidupku tidak lama lagi, jujur saat kambuh untuk bisa bernafas saja sangat sulit. yang membuat aku terharu adalah bapak dan ibu tidak pernah putus asa untuk kesembuhanku.


Harapan itu muncul saat dokter (dr. Soetarto RSU Kardinah) mengatakan bahwa jika tidak ada keturunan penyakitku bisa sembuh. Selama kurang lebih 2 tahun aku harus rutin setiap hari meminum obat sesuai resep dokter yang jumlahnya sampai 5 macam besar - besar lagi. untung bapak mengajarkanku meminum obat kapsul/ tablet menggunakan air /pisang jadi aku tidak perlu merasakan pahitnya obat - obat itu T_T. ditanya bosan atau tidak jelas bosan, kadang aku ingin menangis saat tidak bisa menelan obatnya. Aku juga sempat merasa putus asa, namun bapak dan ibu selalu mendukungku, adikku justru senang saat melihat aku minum obat (lucu deh dia).


Waktu kecil bisa dibilang aku itu penyakitan, sampai - sampai aku tidak pernah dijinkan untuk mengikuti kegiatan ekstarkulikuler Pramuka atau kegiatan lain yang butuh banyak tenaga karena takut sakitku kambuh tiba - tiba.

Namun setelah semuanya berlalu dan melihat apa yang sekarang kualami, kisah diatas adalah sedikit ujian dari Allah dan itu tandanya Allah sayang padaku.

Untuk ibu dan bapakku..........eka ga akan pernah lupa tiap detik dimasa - masa itu. Terima kasih telah merawat eka dengan penuh kesabaran dan mengajarkan eka untuk selalu kuat menghadapi cobaan hidup.

**********

Aku yakin sakitku bisa disembuhkan............

Itu yang slalu ada dipikiranku, namun tidak semudah itu. Saat – saat sekolah dasar benar – benar perjuangan buatku, perjuangan untuk bisa sembuh dan perjuangan untuk bisa jadi yang terbaik disekolahku. Ambisiku memang besar, sebesar keinginanku untuk meraih dan mewujudkan apa yang aku inginkan. Ambisiku yang besar sepertinya tidak didukung dengan sifatku, aku adalah anak yang pemalu dan pendiam.


Entah apa penyebabnya memang seperti itu kenyataanya, aku kurang pandai bergaul dan kurang percaya diri. Sebenarnya aku bisa dibilang punya kelebihan diabanding teman – temanku, ya......aku beberapa kali menjadi juara kelas, beberapa kali mewakili sekolah mengikuti lomba hingga ketingkat propinsi, dalam setiap upacara bendera aku selalu ambil bagian menjadi petugas upacara entah menjadi protokol, pembaca UUD ’45 atau menjadi team paduan suara.


Mungkin teman – temanku memandang diriku sebagai orang yang sangat beruntung, dimata mereka aku memang terlihat sempurna namun jauh didalam diri ini ada sisi yang kosong dan rapuh. Aku senang teman – temanku sangat baik padaku, mereka sangat menghargai aku dan tidak ada yang berani bersikap tidak sopan kepadaku. Tapi disisi lain penghargaan teman – teaman kepadaku, aku rasakan sebagai pembuat jarak antara aku dan mereka. Sampai detik itu belum ada keinginanku untuk merubah keadaan, hingga akhir sekolah dasar semunaya berjalan tetap seperti itu.


Oh ya..........akhirnya waktu kelas 5 ibu guru mengijinkanku mengikuti PERSAMI (Perkemahan Sabtu Minggu) untuk memperingati hari Pramuka, saat itu aku senang sekali, akhirnya aku bisa membuktikan pendapat ibu guruku itu salah, yang melarang aku mengikuti kegiatan non-akademik karena dianggap penyakitan.

**********

Sekarng usiaku sudah 12 tahun, sudah gede ya.........^_^

Setelah berjuang di ujian nasional aku lulus juga, walau NEM-ku hanya berada di peringkat empat tapi aku dan teman – teman bisa melanjutkan ke SMP favorit di ibukota kabupaten. Seingatku hanya 9 orang dari sekolahku yang diterima di SMP favorit, memang bisa dibilang anak – anak yang sekolah disana terkenal pintar – pintar.


Dengan diantar pak kusir langganan, waktu itu aku dan 3 orang temanku memberanikan diri untuk datang ke SMP yang kami cita – citakan untuk melihat pengumuman penerimaan siswa baru, siang – siang naik dokar jadi ngantuk deh.......NEMku masih masuk syarat NEM minimal, aku ga henti – hentinya berdoa agar bisa diterima disana. Sebenarnya selain itu adalah SMP favorit alasanku ingin sekolah disana adalah ingin suasana baru, dari TK sampai SD aku sekolah didesa yang sama yang dekat dengan tempat tinggalku. Sekarang aku ingin menjelajahi wilayah baru.


Singkat cerita, alhamdulillah aku diterima di SMP Favorit. Senang, bangga, sekaligus takut campur jadi satu. Senang dan bangga sudah jelas, namun aku juga takut apa nantinya aku mampu menjalaninya. 3 tahun akan aku habiskan disana, akan seperti apa teman – temanku nanti, apa aku bisa jadi juara kelas lagi, apa aku bisa berubah tidak jadi pemalu lagi, apa aku bisa lebih PD lagi. Banyak juga pikiran – pikiran negatif yang nimbrung di kepalaku...... ” ga mudah ya positif thinking........ ”

Get Well Soon My Sweety

  Ini adalah catatan pertamaku di tahun 2022, catatan pertama yang diawali dengan kesedihan. Kesedihan karena tulisan ini aku buat saat seda...