Sabtu, 05 September 2009

11 Tahun Di rumah itu...

Semua berjalan biasa, kehidupanku sama seperti layaknya anak2 yang lain yang masih suka bermain.

umur enam tahun bapak dan ibu memasukkan aku ke sekolah dasar favorit didesaku

Alhamdulillah berkat bimbingan kedua orang tuaku dan tentunya guruku (ibu Barkah) aku bisa mengikuti pelajaran disekolah dan muncul sebagai bintang kelas. bukan bermaksud sombong aku benar2 bangga saat itu apalagi kedua orang tuaku. Namun seiring dengan naiknya prestasiku aku tumbuh menjadi gadis kecil yang pendiam dan pemalu. aku lebih banyak menghabiskan waktu dirumah untuk belajar atau setidaknya bermain sekolah - sekolahan dengan pembantuku dan beberapa temanku.

Saat aku duduk dikelas tiga SD aku difonis terserang bronchitis. aktifitasku jadi terbatas, karena bapak dan ibu mengurangi waktu bermainku, aku harus lebih banyak istirahat. akibat dari penyakitku badanku susah sekali gemuk, diantara teman – teman sekelas mungkin aku yang berat badannya paling rendah:p


Semenjak pertengahan kelas empat bapak dan ibu memutuskan untuk mengajakku mengikuti terapi pengobatan di rumah sakit selama 2 tahun. saat itu kondisi tubuhku memang semakin parah setiap minggu selalu saja sesak napasku kambuh. jika ingat saat itu aku pernah berpikir bahwa hidupku tidak lama lagi, jujur saat kambuh untuk bisa bernafas saja sangat sulit. yang membuat aku terharu adalah bapak dan ibu tidak pernah putus asa untuk kesembuhanku.


Harapan itu muncul saat dokter (dr. Soetarto RSU Kardinah) mengatakan bahwa jika tidak ada keturunan penyakitku bisa sembuh. Selama kurang lebih 2 tahun aku harus rutin setiap hari meminum obat sesuai resep dokter yang jumlahnya sampai 5 macam besar - besar lagi. untung bapak mengajarkanku meminum obat kapsul/ tablet menggunakan air /pisang jadi aku tidak perlu merasakan pahitnya obat - obat itu T_T. ditanya bosan atau tidak jelas bosan, kadang aku ingin menangis saat tidak bisa menelan obatnya. Aku juga sempat merasa putus asa, namun bapak dan ibu selalu mendukungku, adikku justru senang saat melihat aku minum obat (lucu deh dia).


Waktu kecil bisa dibilang aku itu penyakitan, sampai - sampai aku tidak pernah dijinkan untuk mengikuti kegiatan ekstarkulikuler Pramuka atau kegiatan lain yang butuh banyak tenaga karena takut sakitku kambuh tiba - tiba.

Namun setelah semuanya berlalu dan melihat apa yang sekarang kualami, kisah diatas adalah sedikit ujian dari Allah dan itu tandanya Allah sayang padaku.

Untuk ibu dan bapakku..........eka ga akan pernah lupa tiap detik dimasa - masa itu. Terima kasih telah merawat eka dengan penuh kesabaran dan mengajarkan eka untuk selalu kuat menghadapi cobaan hidup.

**********

Aku yakin sakitku bisa disembuhkan............

Itu yang slalu ada dipikiranku, namun tidak semudah itu. Saat – saat sekolah dasar benar – benar perjuangan buatku, perjuangan untuk bisa sembuh dan perjuangan untuk bisa jadi yang terbaik disekolahku. Ambisiku memang besar, sebesar keinginanku untuk meraih dan mewujudkan apa yang aku inginkan. Ambisiku yang besar sepertinya tidak didukung dengan sifatku, aku adalah anak yang pemalu dan pendiam.


Entah apa penyebabnya memang seperti itu kenyataanya, aku kurang pandai bergaul dan kurang percaya diri. Sebenarnya aku bisa dibilang punya kelebihan diabanding teman – temanku, ya......aku beberapa kali menjadi juara kelas, beberapa kali mewakili sekolah mengikuti lomba hingga ketingkat propinsi, dalam setiap upacara bendera aku selalu ambil bagian menjadi petugas upacara entah menjadi protokol, pembaca UUD ’45 atau menjadi team paduan suara.


Mungkin teman – temanku memandang diriku sebagai orang yang sangat beruntung, dimata mereka aku memang terlihat sempurna namun jauh didalam diri ini ada sisi yang kosong dan rapuh. Aku senang teman – temanku sangat baik padaku, mereka sangat menghargai aku dan tidak ada yang berani bersikap tidak sopan kepadaku. Tapi disisi lain penghargaan teman – teaman kepadaku, aku rasakan sebagai pembuat jarak antara aku dan mereka. Sampai detik itu belum ada keinginanku untuk merubah keadaan, hingga akhir sekolah dasar semunaya berjalan tetap seperti itu.


Oh ya..........akhirnya waktu kelas 5 ibu guru mengijinkanku mengikuti PERSAMI (Perkemahan Sabtu Minggu) untuk memperingati hari Pramuka, saat itu aku senang sekali, akhirnya aku bisa membuktikan pendapat ibu guruku itu salah, yang melarang aku mengikuti kegiatan non-akademik karena dianggap penyakitan.

**********

Sekarng usiaku sudah 12 tahun, sudah gede ya.........^_^

Setelah berjuang di ujian nasional aku lulus juga, walau NEM-ku hanya berada di peringkat empat tapi aku dan teman – teman bisa melanjutkan ke SMP favorit di ibukota kabupaten. Seingatku hanya 9 orang dari sekolahku yang diterima di SMP favorit, memang bisa dibilang anak – anak yang sekolah disana terkenal pintar – pintar.


Dengan diantar pak kusir langganan, waktu itu aku dan 3 orang temanku memberanikan diri untuk datang ke SMP yang kami cita – citakan untuk melihat pengumuman penerimaan siswa baru, siang – siang naik dokar jadi ngantuk deh.......NEMku masih masuk syarat NEM minimal, aku ga henti – hentinya berdoa agar bisa diterima disana. Sebenarnya selain itu adalah SMP favorit alasanku ingin sekolah disana adalah ingin suasana baru, dari TK sampai SD aku sekolah didesa yang sama yang dekat dengan tempat tinggalku. Sekarang aku ingin menjelajahi wilayah baru.


Singkat cerita, alhamdulillah aku diterima di SMP Favorit. Senang, bangga, sekaligus takut campur jadi satu. Senang dan bangga sudah jelas, namun aku juga takut apa nantinya aku mampu menjalaninya. 3 tahun akan aku habiskan disana, akan seperti apa teman – temanku nanti, apa aku bisa jadi juara kelas lagi, apa aku bisa berubah tidak jadi pemalu lagi, apa aku bisa lebih PD lagi. Banyak juga pikiran – pikiran negatif yang nimbrung di kepalaku...... ” ga mudah ya positif thinking........ ”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Get Well Soon My Sweety

  Ini adalah catatan pertamaku di tahun 2022, catatan pertama yang diawali dengan kesedihan. Kesedihan karena tulisan ini aku buat saat seda...