Selasa, 13 Januari 2015

Melayani dan Memaafkan (Dari Episode Terakhir CHSI)

Melayani bukan menuntut, memaafkan bukan menyimpan dendam (kurang lebihnya begitu), bagi penggemar sinetron CHSI pasti inget kata-kata ini. Itulah kata-kata terakhir yang diuacapkan Hana sebelum sinetron yang diangkat dari Buku Mba Asma Nadia itu berkahir.

Aku sendiri sebenarnya bukan penggemar berat sinetron tapi karena ibu mertua yang sebisa mungkin selalu nongkrongin itu sinetron jadi mau nggak mau kadang jadi ikutan nonton deh. Tapi waktu episode terakhir aku tak sengaja sedang mengganti chanel tv karena kebetulan ibu sedang menginap dirumah adik iparku (bebas deh ganti-ganti chanel). Aku hanya kabagian ujung ceritanya dan sempat dikomentarin suami gara-gara aku bilang "wah alamat bubar nih kalau Karin sudah tobat" dan ternyata memang bener episode terakhir.

Kembali ke kata-kata Hana Sasmita yang diperankan oleh Dewi Sandra yang kini sudah memutuskan berhijab, "Melayani bukan menuntut, memaafkan bukan menyimpan dendam". Hingga tulisan ini aku buat aku masih terus merenung, sejauh pernikahan kami apakah aku sudah cukup dalam mealayani suami atau justru suami merasa aku terlalu banyak menuntut? Apakah aku sudah benar-benar bisa memaafkan setiap kesalahan suami atau hanya berusaha mengabaikannya yang tidak menutup kemungkinan bisa menyimpan dendam? Jawabannya mungkin hanya Allah dan hati kecilku yang tahu.

Sebagai seorang istri aku juga perempuan normal seperti istri pada umumnya yang juga memiliki keinginan-keinginan terhadap suaminya namun apakah keinginan-keinginan itu berubah jadi tuntutan-tuntutan? maafkan aku ya Allah yang masih terlalu banyak menuntut tanpa sadar bahwa diri ini masih belum banyak memberi dan melayani keluargaku (suami dan anakku). Semoga kedepannya aku bisa benar-benar melayani keluargaku sebagai istri dan ibu tanpa pamrih kecuali ridho Allah SWT semata.

Tak ada manusia sempurna dan tak ada manusia yang tak pernah berbuat salah begitu juga antara pasangan suami istri. Perempuan sebagai istri dan ibu memang harus menyiapkan hati seluas telaga yang mampu menetralisir seberapun banyak 'garam' yang dimasukan kedalamnya. Memaafkan setiap kesalahan dan rasa sakit yang pernah tertoreh dihatinya baik dari orang terdekat sekalipun dan membuangnya jauh hingga tak tersisa dendam sedikitpun.

Semuanya bukan pelajaran  yang bisa diselesaikan hanya dalam hitungan seperti pendidikan dibangku sekolah tapi semuanya adalah pelajaran seumur hidup yang terus berproses untuk lebih baik dan lebih baik lagi. Untuk semua sahabat dan saudariku sesama istri dan ibu semoga kita bisa terus melayani keluarga kita dengan sebaik-baiknya hingga Allah SWTyang 'memberhentikan' tugas yang mulia ini. Dan juga mampu memafkan setiap titik kesalahan yang telah merekan torehkan dihati kita dengan selapang-lapangnya dada.

Dengan mengingat kembali tujuan awal kita saat mantap melangkahkan kaki memasuki gerbang pernikahan hanya untuk meraih ridho Allah SWT, Insyaallah akan memperingan langkah kita. Insyaallah ( Wallahu A'lam Bishawab )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Get Well Soon My Sweety

  Ini adalah catatan pertamaku di tahun 2022, catatan pertama yang diawali dengan kesedihan. Kesedihan karena tulisan ini aku buat saat seda...