Senin, 14 Desember 2020

Maafkan Bunda

    Siapapun boleh bermimpi dan berharap kelak impian itu bisa menjadi nyata. Bermimpi suatu saat nanti bisa mimiliki pasangan yang ideal, anak-anak yang manis, kehidupan rumah tangga yang harmonis sehingga peran sebagai istri dan ibupun bisa dilakoni dengan sangat manis dan nyaris sempurna (mengapa nyaris? Karena manusia tidak ada yang sempurna). Berbagai literatur maupun seminar mengenai teori berumah tangga, teori parenting dan segala hal yang berhubungan dengan dunia teserbut terasa gurih sekali untuk dilahap. Berharap bisa menjadi bekal yang cukup saat tiba waktunya nanti.

         Namun saat kenyataan berbicara tak semanis impian, saat langkah terasa berat untuk diayunkan, saat dada terasa sesak untuk bernafas dan semuanya menjadi bola salju yang tanpa sadar kita gelindingkan ke arah sang buah hati yang sedang indah-indahnya menikmati dunia. Saat itu sepertinya runtuh sudah semua teori parenting yang pernah saya baca atau dapat dari berbagai seminar. Hingga pada akhirnya hanya sesal yang tersisa bersama air mata. Tapi seorang ibu juga hanyalah manusia biasa yang juga tak lepas dari khilaf dan alpa maka bagi saya sudah sepantasnya seorang ibupun berani untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf pada sang buah hati.

          Berusaha tak ingin menyesali takdir dan berusaha kembali menyadari sepenuhnya bahwa seorang ibu juga manusia biasa dengan segala kelebihan dan kekurangannya yang juga bisa merasa lelah, sedih, kecewa ataupun marah. Mencoba berdamai dengan semua situasi yang ada, belajar lebih ikhlas lagi menerima takdir-Nya. Dan doa sebagai senjata ampuh seorang muslim itu memang benar adanya dan saya yakin dengan doa bukan tak mungkin bisa merubah segalanya. Meski luka yang terpartri di hati belum tentu bisa hilang sepenuhnya semoga permohonan maaf setulus hati bunda bisa menutup lubang dihatimu. Ingatkan bunda jika bunda kembali lupa, semoga kedepannya kita bisa bersama-sama merangkai tawa dan mengeja bahagia yang lebih berwarna dan penuh makna.



*)Catatan spesial untuk sulungku, cinta pertama kami, yang hampir delapan tahun membersamai kami. Semoga pada saatnya nanti kau akan mengerti hikmah dibalik takdir yang telah kita lewati ini dan semoga ini akan menjadikanmu pribadi yang kuat.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Get Well Soon My Sweety

  Ini adalah catatan pertamaku di tahun 2022, catatan pertama yang diawali dengan kesedihan. Kesedihan karena tulisan ini aku buat saat seda...